“Ada orang yang mengalah bukan karena dia lemah, tapi dia merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk menang.”
✍️✍️✍️
"Pertama-tama saya ucapkan terima kasih untuk semua anggota Star Club yang sudah meluangkan waktu untuk hadir di pertemuan akhir semester ini," ucap Via. "Seperti yang kalian tahu, pendaftaran calon ketua OSIS sudah ditutup kemarin. Ada 8 orang yang sudah mendaftar dan memenuhi syarat untuk menjadi ketua OSIS. Dan bisa dipastikan, 7 dari 8 orang tersebut akan menjadi pengurus OSIS inti."
Nadia menatap ke arah Kennedy yang duduk tidak jauh dari tempat duduknya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya Kennedy lebih layak untuk terpilih menjadi ketua OSIS daripada dirinya. Karena cowok itu terkenal memiliki sikap yang ramah, percaya diri, dan berwawasan luas.
Akan tetapi, Nadia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti jika yang terpilih adalah Kennedy dan bukan dirinya.
"Saya berharap, kalian akan bersaing secara sportif. Dan siapapun yang terpilih, diharapkan bisa menjalankan tugas dengan baik. Jangan sampai ada perselisihan atau menyebar fitnah hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri." Via menegaskan.
"Sampai bertemu semester depan. Persiapkan diri kalian untuk mengikuti ujian. Dan untuk 8 orang calon pengurus OSIS, persiapkan diri kalian baik-baik. Proses pemilihan akan dimulai satu minggu setelah libur berakhir," kata Via mengakhiri penyampaiannya.
Suara tepuk tangan semarak terdengar ketika Via menyelesaikan ucapannya. Dengan ini, kegiatan Star Club di semester ini sudah berakhir dan akan dilanjutkan di semester depan, tentunya akan dilanjutkan oleh pengurus OSIS yang baru.
***
"Di formulir permohonan bantuan, Cinta menulis bahwa pacarnya sering berlaku kasar ketika Cinta tidak menuruti keinginannya. Dia ingin minta putus, tapi dia takut akan disakiti karena pacarnya begitu terobsesi padanya."
Arvin melonggarkan dasinya setelah melihat secara langsung di rooftop sekolah seorang cowok sedang menadahkan tangannya di depan Cinta—adik kelasnya yang meminta bantuan jasa Hunter Club beberapa hari yang lalu.
Untuk kasus ini, Sean memberi kepercayaan kepada Arvin seorang diri. Karena dia tahu, untuk masalah ini Arvin yang paling paham bagaimana cara menyelesaikannya.
"Hadeh, jadi cowok, kok, bisa-bisanya minta duit sama cewek? Cewek yang pantas lo mintain duit, tuh, sama Emak lo," kata Arvin yang membuat cowok itu menatapnya tajam. "Eh, tunggu. Cewek? Emang emak-emak masih disebut cewek?" Cowok itu bingung sendiri dengan ucapannya barusan.
"Siapa lo berani ikut campur?"
"Arvin. Lo gak tahu siapa gue?"
"Maksud gue, apa hubungannya sama lo sampai-sampai lo ikut campur urusan gue sama Cinta?"
"Ya, gue laki-laki sejati. Gue gak pernah, tuh, minta-minta kayak pengemis ke cewek." Arvin menatap cowok itu dengan angkuh. "Gak malu lo?"
"Jangan ikut campur, ya!" Cowok itu berjalan mendekati Arvin, lantas mendorong bahu Arvin dengan sebelah tangannya.
"Gue ke sini cuma mau bicara baik-baik sama lo. Mending lo—"
"Jadi, lo mau ikut campur?" tanya cowok itu sehingga membuat Arvin mengernyitkan alisnya.
Cowok itu menampar pipinya sendiri beberapa kali dengan cukup kuat, lantas berlari meninggalkan Arvin yang sedang terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin & Nadia
Fiksi Remaja[SELESAI] Tentang Arvin dan kehidupannya yang hancur; tentang Nadia dan dunianya yang hilang; tentang Arvin dan Nadia yang tanpa sadar telah menjalin hubungan yang tidak seharusnya terjalin. "Kita adalah dua hati yang dipersatukan untuk menciptakan...