“Bagi sebagian orang,
rumah adalah tempat ternyaman.
Tapi bagi orang lain,
rumah adalah tempat yang menyeramkan.”✍️✍️✍️
Pandangan Arvin teralihkan ketika melihat gadis yang berbaris di bagian depan tiba-tiba jatuh pingsan.
Otomatis Pak Harun selaku kepala sekolah yang saat itu sedang berbicara di depan langsung meminta guru-guru yang lain membantu gadis itu.
Tanpa pikir panjang, Arvin berlari menerobos kerumunan. Dia bahkan lebih cepat dari anak-anak PMR untuk menolong Angel yang kini terbaring tak sadarkan diri di lapangan.
"Sean, mobil lo!" teriak Arvin pada Sean agar segera mempersiapkan mobilnya untuk membawa Angel ke rumah sakit. Sean yang tidak tahu apa-apa langsung bergegas ke parkiran untuk menyalakan mesin mobilnya.
Ada alasan kenapa Arvin bisa sepanik ini melihat Angel pingsan.
Saat itu, ketika makan malam bersama keluarga Angel sedang berlangsung, Angel tiba-tiba memegang dadanya.
"Angel, kamu kenapa?" tanya Arvin saat melihat Angel sedang kesakitan.
"Kamu sakit lagi, Sayang?" tanya Anita khawatir.
"Ke rumah sakit aja, ya?" Bram ikut panik.
"Gak usah. Gak apa-apa," kata Angel.
"Sebenarnya Angel sakit apa, Om?" Arvin bertanya karena penasaran.
"Angel mempunyai masalah dengan jantungnya sejak kecil."
"Sean, cepetan!" kata Arvin panik setelah sudah memasukkan Angel ke dalam mobilnya Sean.
"Lo kenapa, sih? Berlebihan banget. Dia, kan, cuma pingsan doang," kata Sean lantas menjalankan mobilnya.
"Jantungnya bermasalah, Sean. Ini bukan tentang 'cuma', tapi ini tentang nyawa kalau dia terlambat ditangani dokter."
Di sisi lain, Nadia menyaksikan Arvin yang segitunya membantu Angel yang pingsan. Nadia tiba-tiba merasa bahwa ada sesuatu di antara. Karena kalau tidak ada, tidak mungkin Arvin se-khawatir itu.
***
"Lo kenal Angel dari mana?" tanya Sean yang masih sangat penasaran kenapa Arvin bisa mengenal Angel dengan begitu baik. Bahkan Arvin terlihat sangat mengkhawatirkan Angel.
"Gue pernah bantuin dia sebelumnya."
Suara derap langkah kaki yang berlari menyusuri koridor membuat Arvin dan Sean menoleh.
"Gian?" Sean terkejut melihat Gian sedang berlari ke arah mereka dengan wajah panik.
"Lo berdua?" Gian mengepalkan tangannya. Yang ada di pikirannya saat ini bukan suatu kebetulan Angel masuk rumah sakit dan keberadaan dua orang yang telah membuatnya dikeluarkan dari sekolah itu berada di sini.
Bruk!
Tanpa pikir panjang, Gian langsung memukul Arvin. "Sudah gue duga kalau adik gue akan jadi target lo berdua selanjutnya."
"Adik lo? Target?" Sean menautkan kedua alisnya bingung.
"Setelah lo berdua buat gue dikeluarkan dari sekolah, lo berdua mau nyakitin adik gue juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin & Nadia
Fiksi Remaja[SELESAI] Tentang Arvin dan kehidupannya yang hancur; tentang Nadia dan dunianya yang hilang; tentang Arvin dan Nadia yang tanpa sadar telah menjalin hubungan yang tidak seharusnya terjalin. "Kita adalah dua hati yang dipersatukan untuk menciptakan...