Naka sendiri tidak tau kenapa dia jadi sebenci ini dengan Gia. Yang jelas Naka sangat risih dengan gadis itu. Bagi Naka Gia itu seperti lintah. Selalu menempel kamanapun Naka pergi. Membuat Naka jengah. Tapi itu dulu. Memasuki SMA Gia semakin menjauh darinya. Tapi baguslah, Naka justru senang. Mungkin Gia pada akhirnya sadar kalau kelakuannya dulu sangatlah menjengkelkan. Dan sekarang gadis itu mulai mengganggu kehidupannya lagi. Apa-apaan meminta perjodohan, dasar gadis gila!
"Woi, bagi rokok bro!" Baru saja datang tapi Rey sudah membuat kehebohan saja. Sontak seisi kantin langsung menoleh ke meja mereka.
"Bego. Lo mau bikin pengumuman kalo kita lagi ngerokok?" sembur Leon.
"Lah emang lagi ngerokok kan? Udah sini bagi."
Memang diantara mereka berempat Rey lah yang benar-benar rusak. Rusak dalam artian tidak ada yang bagus dalam dirinya―kecuali wajahnya mungkin. Rey itu selain nakal terkenal playboy juga. Hampir semua gadis di sekolahnya pernah tidur dengan Rey. Gila kan? Tapi itu bukan dia yang memaksa. Mereka yang mau dengan sukarela, Rey sih cuma oke-oke saja. Sedangkan untuk urusan otak dia nol besar. Berbeda dengan Leon dan Radit, mereka memang nakal tapi setidaknya otaknya masih bisa dipakai. Apalagi Naka, untuk masalah otak Naka ini juaranya. Dia tidak pernah belajar tapi selalu juara kelas. Tapi kenakalannya juga yang paling juara di antara ketiganya. Dia yang paling suka berkelahi dan paling susah juga untuk dikendalikan.
*****
Naka dan teman-temannya kini berada di parkiran sekolah. Niatnya mereka akan ke apartment Naka, bisa dibilang itu base camp mereka. Naka memang jarang berada di apartment karena Mamanya tidak mengizinkan untuk tinggal terpisah, jadi mau tidak mau apartmentnya jadi tidak terpakai. Padahal itu hadiah ulang tahun dari Papanya, dan Papanya juga sudah memperbolehkannya untuk tinggal sendiri. Tapi apa boleh buat Mamanya sudah bertitah seperti itu.
"Yuk cabut," seru Leon kepada lainnya. Mereka sudah siap di atas motor masing-masing. Namun tiba-tiba saja Rey mematikan motor dan melepas helmnya. Dia mulai turun dari motor.
"Duluan aja bro. Gue masih ada perlu," teriaknya sambil berlari menuju seseorang. Rey mendekati seorang gadis yang tengah berdiri di samping mobil honda jazz merah, sepertinya sedang menunggu seseorang.
"Ngapain tuh si Rey?" tanya Radit penasaran. Lebih tepatnya penasaran dengan gadis yang sedang didekati Rey.
"Kita duluan aja yuk. Kebelet nih gue," sahut Leon. Dia memang sudah kebelet sedari di kelas tadi, tapi dia menahannya. Niatnya sekalian di apartment Naka, tidak taunya malah lama seperti ini.
"Bentar dong Yon, gue mau liat si Rey dulu." Radit sangat penasaran dengan aksi Rey kali ini. Memang sudah biasa melihat Rey menggoda perempuan, tapi dilihat dari penampilannya sepertinya yang ini perempuan baik-baik. Bukan tipe Rey sekali.
"Kalian duluan aja, Rey biar gue yang tunggu," ujar Naka. Setelah kedua temannya pergi Naka kembali mengamati Rey dan gadis itu. Sepertinya Naka tau siapa gadis yang sedang didekati Rey. Itu Gia.
Gadis itu memakai bando berwarna kuning pisang, cocok sekali dengan kulitnya yang putih pucat. Rambut pendeknya dibiarkan tergerai. Dia mempunyai mata berbentuk almond, hidung kecil, dan bibir merah muda yang tipis. Naka tau Gia tidak pernah memakai perwarna bibir atau semacamnya―itu warna aslinya. Kenapa Naka tau? karena dulu Naka sering keluar masuk kamar Gia dan dia tidak pernah menemukan benda semacam itu.
Rey terlihat semakin mendekati Gia. Naka penasaran, apa Rey berniat menjadikan Gia korbannya?
*****
Sementara itu Gia sedang menunggu Nasya di dekat mobil milik sahabatnya itu. Hari ini Gia memang berniat untuk jalan-jalan dulu dengan Nasya. Mereka sudah lama tidak main bersama. Tapi sudah lima belas menit berlalu dan Gia masih belum melihat Nasya. Katanya Nasya mau menemui pacarnya sebentar. Tapi ternyata sebentarnya Nasya itu lama sekali.
"Hai cantik, nungguin gue ya?" ujar Rey dengan sok gantengnya. Entah sejak kapan laki-laki itu sudah berada di depannya. Gia tidak sadar sama sekali. Dengan segera dia pun pergi dari sana. Dia tidak mau berurusan dengan Rey. Semua orang sudah tau gosip tentang Rey. Dia itu playboy. Dan entah kenapa akhir-akhir ini Rey malah sering mengganggunya.
"Eitt—mau kemana sih buru-buru amat, katanya mau main sama gue hari ini? gue mau nagih janji nih," ujar Rey ambigu. Bahkan kali ini dia sudah menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Dia tau kalau Gia berniat kabur. Mami tolong Gia!
Anak-anak di sekitar parkiran mulai berbisik-bisik melihat keduanya. Ini karena tadi Rey mengucapkan kata "main" jadi banyak yang berpikir tidak-tidak. Padahal kemarin Gia menjanjikan jalan bareng Rey bukan "main".
"Nggak mau! Kemarin itu cuma salah ngomong. Gia nggak mau jalan sama kamu." Iya, memang benar waktu itu dia salah ngomong. Itu karena Rey terus saja mengganggunya dengan ajakan jalan itu sampai membuatnya risih. Akhirnya dia iyakan saja biar Rey tidak mengganggunya lagi. Tidak disangka Rey masih ingat tentang janji itu.
"Jangan bikin gue marah, gue paling nggak suka sama cewek pembohong." Tatapan mata Rey sekarang sangat menyeramkan. Tatapannya mengingatkan Gia dengan Naka. Sekarang dia bingung harus apa. Dia tidak bisa berkutik bahkan genggaman Rey ditangannya semakin mengerat.
-Tbc-
Jangan lupa follow, vote, dan komen yaa
with love, nana.
![](https://img.wattpad.com/cover/255821273-288-k857144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me?
Novela JuvenilGia suka Naka. Tapi itu dulu, sebelum Naka menyakitinya sampai seperti ini. Kalian harus tau Naka itu selalu ketus, irit bicara, dan omongannya juga selalu pedas. Dia tidak pernah memikirkan perasaan Gia, selalu berlaku semaunya. Jadi Gia sudah memb...