Chapter 1 part 4

10.2K 147 26
                                    

"Sir... pppfftt.." selaku yang berusaha melepaskan bibir Tobias dariku. 

Tobias semakin mendesak bibirku, mencengkeram kedua lenganku di kedua sisi kepalaku. Dia juga menghimpitku semakin erat ke dinding elevator yang sepertinya berhenti entah mengapa. Aku kesulitan bernapas, tanganku berusaha memberontak dan kedua kakiku berusaha menjauhkan himpitan tubuh Tobias tapi percuma! Tubuhnya seperti terpatri kuat dan aku tidak lagi sekuat seperti agen level S. Tubuhnya yang atletis dan bau harum yang terpancar dari lehernya semakin membuatku tidak berdaya. 

Pikiranku menceracau tidak jelas karena semua logikaku macet dan segala inderaku yang sensitif telah lemah berganti dengan gairah yang menuntut lebih. Hatiku bergejolak tidak menentu. Di satu sisi aku begitu mendamba pada pria sejuta kuasa dan adi daya yang mampu meluluhkan segala kekuatan dan keahlian yang aku miliki hanya dengan tatapan dan aromanya. Di sisi lain ini membuatku cemas karena jika aku menjadi tidak fokus karena pesonanya, aku menjadi tidak profesional! Aku malah takut dengan ketidakbecusanku ini malah membahayakannya. Dia adalah pengaruh paling membingungkanku dan dia ibarat sebuah target tembakan yang paling licik memanipulasi pikiran dan benakku. 

Sialan Dia! Dan aku terpesona padanya, Double sialan! 

Perlahan Tobias merenggangkan himpitannya dari tubuhku dan melemaskan cengkraman tangannya pada pergelanganku. Matanya yang setajam elang menusuk jauh ke dalam mataku seakan mencabik-cabik seluruh organ yang memberikanku kehidupan dan menggantikannya dengan sebuah organ gairah hasrat padanya. Mulutku harus membuka untuk memberikan ruang udara dalam jumlah besar agar memberikan oksigen yang banyak pada otakku sehingga kesadaran segera menguasai. 

"Itu hukuman untukmu karena..." suara Tobias yang lembut dan begitu dekat dengan daun telingaku mengirimkan sinyal yang membuat tengkukku berdiri. Dia adalah jelmaan iblis paling sempurna yang telah menggetarkan ragaku. 

"pertama kau membahayakan jiwamu..." aku terperangah mendengar ucapan Tobias. 

'Ciuman itu hukuman?' aku menyakinkan pendengaran yang menangkap suara itu. Dia gila dan lagi-lagi pikiran tolol merangsek masuk dalam benak. 

'Kalau begitu aku akan membahayakan diriku sesuka hati sehingga kau, Tobias, wajib menciumku dan aku akan mendekapmu, menekan kepalamu erat sehingga bibirmu menempel kuat pada bibirku, memainkan rambutmu yang berantakan dan menggiurkan dengan tanganku yang bebas, mengelus punggungmu yang kokoh, menjelajahi semua bagian tubuhmu yang tertutup... Arrgh! Sialan! Pikiran busuk ini datang lagi!' aku menggeram dalam tenggorokan dan merutuk pada elevator yang sepertinya berhenti dan aku mencurigai Tobias merencanakan semua ini. Kode yang dia masukan tadi pasti mempengaruhi sistem kerja elevator ini. 

"dan.." mataku kembali membelalak saat kepala Tobias kembali miring dan benar saja! Dia menciumku lagi sebelum aku menyadarinya. 

'Hei Alice! Lawan dia! Jangan biarkan dia menciumimu sesuka hati seperti kau tidak punya harga diri! Kau wanita terhormat!' bawah sadar telah beraksi memberikan peringatan yang segera membuatku tersadar. 

Aku mendorong tubuh menjulang yang tinggi di hadapanku ini dengan sisa kekuatan yang ada dan berhasil melepas ciumannya. 

"Apa yang anda lakukan, sir!" napasku tersengal karena asupan udara yang jarang memasuki sistem kerja pernapasan. Tobias menyeringai ke arahku 

"Dan itu hukuman kedua karena kau terlalu banyak bicara" aku mengerutkan hidungku saat dia mengatakan bahwa aku terlalu banyak bicara. Aku hanya meminta penjelasan. 

"Sepertinya saya bukan bodyguard yang pantas untuk anda" suaraku membentuk sebuah peringatan dan itu berhasil memancingnya dengan mata yang membelalak Tobias mulai melangkah mundur menjauh dariku. 

Double Me AgentWhere stories live. Discover now