Chapter 2 Part 1

9.5K 163 24
                                    

24 Hours With My Boss 

Hari pertamaku bekerja di kantor CFC. Celana berwarna hitam terbalut sepanjang kaki dengan ujung bertutupkan sepatu boot berwarna senada. Warna hitam selalu menjadi seperti sebuah seragam dinas bagi sebagian besar bodyguard. Kesibukan London di Selasa pagi memaksaku harus berangkat lebih awal dari jam kerja. 

Semalaman - sesuai dengan perkiraanku - aku sama sekali tidak dapat memejamkan mata. Semua insiden yang berlangsung sepanjang hari Senin kemarin telah memicu hormon kewanitaanku yang terkubur jauh di dasar hipotalamus telah disekresikan secara berlebihan menuju semua organ dalam ragaku dan memberontak untuk segera dipuaskan. Beruntung, orgasme yang selama ini aku takutkan belum terjadi dan aku akan mengutuk diriku menjadi bidadari jika hal yang paling aku takutkan - orgasme tanpa adanya Tobias - itu terjadi. Aku mendesah pelan dan kembali fokus pada jalanan yang belum begitu ramai di jam yang masih terlalu pagi ini. 

Gedung CFC masih semegah pertama kali aku datang dan dengan lesu aku bergerak memasuki kantor bosku, Tobias. Saat aku memasuki area auditorium, karyawan CFC mendadak menghentikan langkahnya dan semua mata tertuju padaku. Lajuku yang mantap berganti dengan langkah yang gemetar dengan semua perhatian berlebihan - yang bagiku mengerikan - dan tentu saja aku mengetahui alasannya. Kejadian kemarin masih membekas tidak hanya bagiku tapi bagi mereka. Tapi apakah mereka tidak paham? Bos penggoda seperti Tobias tentu pernah mengajak wanita dan menggandengnya bukan? Mengapa mereka seantusias ini hanya karena kejadian kemarin? Dengan gugup, aku melanjutkan perjalananku menuju lantai 30 tempat dimana bosku bersarang - ah, maksudku bekerja. 

"Selamat pagi, Alice" sapa Bella yang juga baru saja datang. 

"Selamat pagi, Bella" sapaku sambil menekan tombol lift menuju lantai 30. Kami berdua masuk ke dalam lift dengan tujuan yang sama. 

"Aku heran dengan karyawan lain. Mereka menatapku seolah aku adalah pencuri saja" ujarku yang memang tidak menyukai basa-basi pada Bella yang terperanjat mendengar ocehanku. 

"Ah.. Itu.. Abaikan saja" jawab Bella yang kedengaran gugup dan dengan tangan yang gemetar dia membetulkan letak kacamata persegi yang dikelilingi bingkai berwarna hitam. 

"Abaikan? Jika kejadian itu hanya untuk kemarin saja, aku akan dengan senang hati melupakannya" keluhku. Merasa kegerahan karena memikirkan perlakuan karyawan CFC yang berlebihan, aku melepaskan ujung kancing kemejaku paling atas. 

"Mungkin itu semacam terapi shock bagi mereka" lanjut Bella dengan kekeh kecil yang kentara sekali dibuat-buat. 

"Apa mereka tidak pernah melihat bosnya menggandeng wanita lain?" aku mengerang pelan. 

Ting! Pintu lift membuka di lantai 30 dan dengan cepat Bella menghambur keluar. 

"Sampai nanti, Al" ucapnya buru-buru dan meninggalkanku menuju ruang kerjanya. Mataku mengatup melihat tingkah Bella yang aneh dan menghela cepat napas. 

"Good Morning, Miss Keith" sebuah panggilan menghentikan langkahku, getaran suara yang aku kenal membuat sakit seluruh tubuhku. "Terlalu menyenangkan untuk selalu bertemu denganmu" 

Siapa lagi yang mampu membuatku memerah karena malu dan bergairah kalau bukan bersumber dari suara Bass yang khas dan menaklukan dari Tobias. Aku melihatnya berjalan beriringan bersama 2 orang yang aku menebaknya adalah karyawan khusus seperti Bella. Sapaan tadi, aku tidak mampu menemukan kekuatan untuk menjauhkan diri darinya. Itu sama sekali tidak membantu karena aku hari ini secara resmi bekerja padanya dan perhatiannya tadi adalah semata-mata padaku, tubuh tegap dan kerasnya memancarkan kesan memperlihatkan kebutuhan yang aku inginkan. Sepagi ini? Ayolah Alice, jangan bertindak konyol! 

"Kau tahu aturan pertama jika kau bekerja padaku?" suaranya yang tenang berkebalikan denganku yang menyentuh batas 'kacau balau' 

"Selalu menjawab anda, sir" bisikku. Aku mengutuk pada ucapan yang keluar dari pita suaraku yang selalu saja berupa desahan yang menandakan aku begitu berhasrat padanya. Ini tidak adil! 

Double Me AgentWhere stories live. Discover now