Chapter 14

2.2K 126 17
                                    

“Hari ini Xaxi dan Xayi akan pulang.”

Laura secara khusus datang ke kediaman Tobias untuk menemani kekasihnya itu. Tepat sebulan aku bekerja pada Tobias dan kurang dari empat-puluh delapan jam, para petinggi negara adidaya akan menginjakkan kaki di London.

Hari ini Laura nampak kasual dengan baju terusan polos berwarna putih tanpa renda rumit. Di bagian belakangnya memperlihatkan punggung bagian atas yang memesona tanpa luka dan cacat.

Hari ini adalah hari Jumat. Hari bagi lelaki-lelaki kecil Tobias pulang. Tanpa sadar, aku merindukan Xayi kecil. Keluguannya mampu membuatku pernah menangis dalam pelukannya.

“Akan kuajak mereka berkeliling hari ini,” kata Tobias bersemangat.

Hari sudah menjelang siang. Beberapa saat supir akan membawa Xaxi dan Xayi pulang. Laura ssepertinya akan seharian di sini. Dan saat ini, aku memilih memani Julia di dapur sambil menyesap kopi yang dibuat wanita paruh baya itu.

Semalaman aku begadang mencari informasi mengenai bos besarku itu. Hal yang belum pernah kulakukan selama ini. Mencari informasi di luar penampakannya yang menjadi seorang pria muda sukses. Kata kunci Dean Reeves dan Tobias Currey menjadi kata utama dalam pencarianku menyelami dunia maya. Tapi sayang, bahkan situs-situs tertutup pun, tidak memberikan sesuatu yang membuatku mendapatkan wahyu. Ada beberapa hal yang baru kutahu semalam. Nama kedua orang-tua Tobias—bahkan aku sempat mencari identitas Laura—dan beberapa hal rahasia soal perusaahaan Tobias yang tidak ada sangkut pautnya mengenai Dean. Aku baru tahu kalau Tuan dan Nyonya Currey juga tinggal di Inggris. Dan aku baru tahu kalau ibu Tobias adalah seorang ibu tumah tangga dan ayahnya bekerja sebagai dokter ahli forensik di pusat kota London.

Aku mendatangi Tobias. “Sir, saya harus mengecek persiapan pertemuan Anda. Bolehkah saya meminta izin untuk itu?” pintaku sopan di depan Laura.

Tobias memberikan tatapannya padaku—tentu tanpa mampu kubaca. “Doug yang akan menanganinya. Kau tetap ikut denganku,” tegas Tobias. “Bukankah itu perjanjiannya, Nona?”

“Tapi keamanan Anda juga menjadi salah satu tanggung-jawab saya. Saya akan segera kembali secepat mungkin begitu urusan ini selesai.”

“Aku bosmu, Nona.” Suaranya mulai memeringati dan dalam hati aku mengumpat sikap Tobias yang kekanak-kanakan. Ini semua demi keamanannya! Berengsek!

“Ada apa ini?” Laura menyela. Perdebatan ini jelas memancing perhatian Laura.

Aku memandang Tobias dengan tatapan menantang. Terserah jika dia ingin memecatku, aku tidak peduli. Aku lelah.

“Ini pekerjaan, Laura,” jawab Tobias dingin. Aku mendengus; mengejek. Apa lelaki itu tidak sadar Laura sudah berjengit mendengar bagaimana nada dinginnya itu mengerikan?

“Kau bisa ikut bersama Alice jika kau mau,” Laura memberikan pendapatnya. “Lagipula, kau perlu tahu bagaimana situasi di sana. Bukankah ini pertemuan yang sangat penting?”

Aku mendengus lagi. Perempuan itu ...! Aku mengaku kalah untuk urusan jalan pikirnya yang brilian. Sikapnya membuat Tobias tampak berpikir ulang.

“Baiklah,” ucap Tobias akhirnya.

“Aku akan mengajak Xaxi dan Xayi ke rumah Ibu dan Ayah,” kata Laura sambil lalu menuju dapur menemui Julia. “Pastikan kau juga menemui mereka di sana.”

Tobias tidak menyahut dan berlalu begitu saja keluar; memasuki lift. Ada apa dengan lelaki itu? Emosinya seperti anak berusia duapuluhan saja!

***

Gedung Parlemen ramai seperti biasa. Corak kemegahan begitu mendominasi tiap sudut. Aset Inggris ini menjadi salah satu perburuan wisatawan yang berlibur di London. Tiga menara di gedung itu memesona dan salah satunya membawa nama Big Ben menjadi ikon dunia.

Double Me AgentWhere stories live. Discover now