Chapter 7

5.9K 111 10
                                    

TAKE CARE OF MY SONS

-----------------------------

Cukup lama kami diam saat bunyi perutku mengundang emosi lain dari kami. Malu? Tentu saja. "Kau lapar?" tanya Tobias yang masih enggan melepaskan pelukannya dari diriku meski aku sudah berusaha memberontak pelan. Aku meringis untuk menunjukkan bahwa seharian aku belum makan. 

Ada beberapa makanan yang tersedia dalam piring yang letaknya tidak jauh dari tempat kami menelungkan diri, mengusir hawa dingin yang menusuk. Kami makan dalam hening dan tidak sedikitpun Tobias mengeluh tentang tidak-enaknya makanan yang tersaji. Dia begitu menikmatinya dan selalu menghabiskan makanan yang dia ambil. Aku tersenyum sekaligus kagum padanya. Lelaki milyuner yang rendah hati -namun terkadang juga membuat sakit hati jika aku harus menyadari bahwa jutaan wanita menaruh hati pada pengusaha kaya raya itu. 

"Tanganmu kotor," kata Tobias lembut. Aku tersenyum kecil dan mengusap sisa-sisa makanan pada celanaku dan... 

"Ponselku!" seruku tertahan. Sebuah hembusan kebebasan mulai meniup raga kami yang terkurung selama hampir 2 jam. "Bodoh! Kenapa aku tidak menyadari sebelumnya!" rutukku. Aku segera menelepon pihak kepolisian di kedubes Inggris wilayah Kenya dan mengirim pesan singkat pada ayah secepat mungkin. "Sinyalku akan menuntun mereka menemukan tempat ini," dan tiba-tiba saja ponselku bergetar. 

"Al, kau baik-baik saja?" 

"Pelankan suaramu, K!" pekikku memperingatinya. 

"Bisakah aku berbicara pada Mr. Currey?" 

Dengan tangkas aku memberikan ponselku pada Tobias. 

Percakapan mereka sama sekali tidak mampu aku dengar. Tobias hanya mengangguk, berdeham, mengernyit dan bahkan tidak berekspresi. Itu benar-benar membuat saraf rasa ingin tahuku terpelintir sakit karena menahan sejuta pertanyaan. Untuk apa K berbicara pada Mr. Currey? Bukankah seharusnya padaku? Bukankah seharusnya K memberitahuku bagaimana cara keluar dari kandang penyekapan ini? 

Beberapa saat kemudian Tobias menutup ponselku. "Kita menunggu bantuan," Tobias hening sejenak kemudian melanjutkan dengan ragu, "Mungkin akan butuh negosiasi yang rumit dengan kaum separatis itu mengingat mereka sepertinya tidak membutuhkan ... Uang," Tobias beranjak dan mondar-mandir kelihatan sedang berpikir keras. "Aku mengkhawatirkan Xaxi dan Xayi. K bilang tetap jadikan aku sebagai sandera namun melepaskan kedua anak itu." 

"Begitu sulitkah kita semua bebas?" 

Tobias mengangguk sekali dan menatapku dalam-dalam. "Kita akan bebas. Kau percaya padaku?" 

Untuk pertama kalinya -lagi- aku tergelak saat Tobias malah menenangkanku. "Aku adalah bodyguardmu. Seharusnya akulah yang menjaga keselamatanmu." 

"Menjagaku dengan mempertaruhkan nyawamu? Tidak akan! Jika kau berani mengulangi hal bodoh seperti di kantorku waktu lalu dan kau dalam bahaya, maka hanya aku yang boleh membunuhmu. Itu jika otak dan hatiku sudah musnah!" tambahnya menahan amarah. Matanya berkilat saat aku mencoba memprotesnya lagi. Aku ini adalah bodyguardnya, kan? Lalu mengapa dia malah melarangku terjun dalam dunia pekerja yang memang bertugas melindungi? Persetan dengan larangannya. Aku tidak suka dilarang! Apalagi oleh alasan yang tidak masuk akal. 

Aku mengangguk memberikan persetujuan pada perintahnya meski dalam hati aku bertekad tidak ingin lagi Tobias mengintervensi pekerjaanku.  

"Mereka akan sampai kemari dan bernegosiasi mungkin besok. Jadi malam ini kita beristirahat di sini." Tobias mengedarkan pandangannya ke ruangan yang berukuran 3 x 3 meter yang cukup luas jika untuk kami berdua saja. 

Malam ini, aku dan dia lagi-lagi berada dalam ruangan yang sama meski kami dalam penyanderaan. Salahkah jika hati ini yang lama membeku dan lama tidak terjamah hal yang baik kini mulai merasakan sesuatu yang asing? Sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya? Rasa dimana hanya aku yang ada di hidup Tobias begitu juga sebaliknya? Hanya ada aku dan tidak boleh ada yang lain? Rasa yang orang-orang lain menyebutnya sebagai ... harapan dan rasa satu lagi yang belum mampu aku definisikan. 

Double Me AgentWhere stories live. Discover now