09. Dust

534 97 136
                                    


Prevoius....

Aliran air di balik jendela itu terlihat tidak berhenti menetes membentuk banyak anak sungai yang mengalir. Hujan terus saja membasahi kota, udara dingin mulai menusuk, kopi hangat itu bahkan tidak mampu lagi mengusir rasa dingin ini.

Seseorang dibelakang sana masih berdiri memperhatikan tubuh itu menatap ke luar jendela dengan secangkir kopi yang uap nya bahkan sudah hilang dari lima menit yang lalu.

Getaran pada ponsel itu mengalihkan perhatian pemuda itu, membuka pesan yang masuk pada ponselnya kemudian menatap kembali pada tubuh itu.

"Sudah diantar" melipat tangannya kebelakang tubuh, kemudian hening menyapa.

Drrt... drrt... drrt...

Ponsel di atas meja itu menampil sebuah nama, tubuh itu berbalik dan meraih ponselnya.

"Halo"

Seketika tubuhnya membeku, ia bahkan tidak mampu untuk mengucapkan apapun. Mengatur nafasnya agar terlihat tenang.

"Baiklah, aku akan segera kembali" kemudian meletakkan ponsel itu kembali di atas meja.

Kedua telapak tangannya menumpu pada sudut meja, menopang tubuhnya.

"Ben, persiapkan kepulanganku lusa. Dan katakan pada Mr. Lee, jika aku ingin bertemu dengannya setelah sampai. Kau atur waktunya"

"Baik, Mr. Kim" Ben membungkuk kemudian berlalu keluar ruangan.




 Kim" Ben membungkuk kemudian berlalu keluar ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Castle of Glass

09. Dust

.

.

.

Enjoy

.

.

.





Seberapa banyak pun penyesalan yang datang semua akan terasa sia-sia. Kenangan kelam itu sudah terjadi, apapun yang ia coba untuk lakukan tidak membuahkan apapun. Sekali lagi kata 'seandainya' begitu indah untuk melantun.

Seandainya dirinya bisa mengetahui ini lebih awal dan tidak menyakiti Jongin lebih banyak.

Seandainya dirinya mampu menganggam tangan itu lebih lama.

Seandainya kata-katanya tidak menyakiti Jongin dimasa lalu.

Seandainya dirinya bisa bertahan dan membuat Jongin bahagia.

Seandainya yang hanya menjadi debu yang terbawa terbang oleh angin.

Rentetan penyesalan mulai menyerang setiap persendiannya, menekan segala rasa sesak didada. Ingatan-ingatan itu berlomba menyeruak masuk dan memutar kembali bagian paling menyakitkan, memintanya untuk menyadari setiap kesalahan yang sudah ia lakukan.

✔Castle Of GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang