15. Penance

530 88 49
                                    

Previous....

"Aku lelah. Pergilah" mengarahkan telunjuknya pada pintu dimana wanita itu masuk, ia dengan jelas mengusir Mina dari hadapannya. "Kau tidak dengar? Pergilah, sebelum aku berlaku kasar padamu" sekali lagi teriakan itu ia berikan hanya untuk menyadarkan Mina bagaimana seharusnya wanita itu bertindak.

"Sehun" Donghae menengahi saat Putra terlihat sudah mulai lepas kendali dan sebelum hal buruk mendominasi Sehun.

Memejamkan matanya dan menarik dalam lebih banyak, memilih untuk pergi dan mengambil waktu istirahatnya atau bisa saja kondisinya akan semakin memburuk setelah ini, meninggalkan Istri nya yang masih tidak percaya dengan apa yang sudah ia dapatkan.

"Mina, sebaiknya kau kembali besok saat kondisi Sehun sudah lebih baik" sudah berapa banyak ketenangan yang lelaki paruh baya itu berikan pada orang-orang disekitarnya hari ini. Terlihat seperti Ayah yang penuh kesabaran dan rasa simpati yang tinggi.

Dibalik itu, Sehun memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas meja besar yang berada di balkon lantai dua, menatap langit malam yang terasa begitu muram tanpa bintang yang menemani. Hidupnya sudah begitu sulit belakangan ini, semua perlahan menampakkan wajah aslinya, meninggalkan topeng indah yang selama ini mereka gunakan.

Sedikit kelegaan mengenai Jongin sudah ia dapatkan, tetap saja hatinya seakan meminta lebih dari sebuah penerimaan maaf. Rasa bersalah itu tetap berada disana, seakan meninggalkan bekas di lubuk hatinya dan penyesalan demi penyesalan selalu ia rasakan ketika jalan hidupnya tidak seindah bayangannya.

Kehidupan?

Apa yang ia harapkan sekarang?




Apa yang ia harapkan sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Castle of Glass

15. Penance

.

.

.

Enjoy

.

.

.


Ketukan pada meja mengalun memenuhi setiap kekosongan sudut kamar, mentap lurus kedepan saat berhadapan dengan kenangan yang terus berputar di kepalanya. Dirinya tidak ingin terlibat terlalu banyak dan cukup berjalan lurus untuk mencapai tujuannya.

Selama ini Jongin tidak pernah berharap untuk hidup indahnya, hidup dengan kenangan orang-orang yang memberikannya banyak luka dan kesakitan. Karena pada dasarnya kehidupan bukan tentang harapan indah yang selalu ia inginkan, melainkan sebuah perjuangan untuk tetap bertahan dalam setiap goresan di persendiannya.

"Matamu mengatakan jika sesuatu sedang berputar di kepalamu? Apa yang membuatmu gelisah?" Jongin dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada Soojung yang terlihat menikmati semangkuk ice cream di tepi ranjang.

✔Castle Of GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang