Part : 5

24.7K 2.5K 236
                                    

| Semoga nggak pernah bosan. Amin |
| Dukung story ini dg Vote dan Komen |

~ Happy Reading ~

Tidak terasa pagi sudah menampakkan diri. Semua orang mulai melaksanakan aktivifas seperti biasanya. Tapi tidak untuk seorang gadis yang masih membungkus tubuhnya dengan selimut tebal miliknya itu.

Siapa lagi kalau bukan Kirana yang ada di dalam sosok tubuh Viona yang masih setia memejamkan matanya yang tidak niat untuk bangun sangking nyamannya di dalam selimut.

"Sayang, bangun! Udah jam berapa ini!!" teriak Mama dari luar.

Kirana menggeliat layaknya ulat bulu. Bergerak secara perlahan ketepian tempat tidur dan mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel miliknya.

"Ughh, sekolah ya!" ucapnya pelan yang masih memegang ponsel tapi dengan mata yang kembali terpejam.

Ini gara-gara ia pulang terlalu larut tadi malam. Ia kalap. Balapan tadi malam benar-benar gila. Apalagi taruhannya tidak main-main. Seratus juta sekali main. Tapi untungnya ia menang, hay ingat! Ia Ratu, asal kalian lupa.

"Sayang, kamu udah bangun!!" teriak Mama lagi dari luar karena tidak bisa masuk ke dalam kamar karena sang anak menguncinya dari dalam.

Kirana juga berteriak. "Iya Ma, Vio udah bangun!" balasnya sambil melirik setumpuk uang yang berserakan di bawah kasur.

Kirana menghela napas pelan. Untung ia mengunci pintu. Kalau tidak, habis sudah!

Sehabis pulang dari hobinya tadi malam. Ia benar-benar mengantongi uang yang cukup banyak karena hobinya itu. Sebab banyak orang yang menantang dirinya karena mereka terlalu penasaran dengan statusnya sebagai Ratu Arena.

Kirana tersenyum miring mengingatnya. "Dasar bodoh!" makinya saat mengingat kebodohan mereka yang mati penasaran itu. Hanya mereka merasa penasaran akan dirinya. Mereka mau taruhan sebesar yang ia sebut. Betapa naifnya!

Tapi ada untungnya mereka bodoh. Lihat, ia pulang dengan membawa banyak uang. Asal kalian tahu. Itu hampir mencapai 1,5 M.

Memasuki semua uang itu kedalam koper. Gadis itu dengan santainya menendang koper berisi uang itu ke bawah tempat tidur dan dengan santainya mengambil handuk lalu segera bersiap-siap untuk ke sekolah.

Di meja makan. Mama tidak henti-hentinya berseru senang saat anak perempuannya memberinya sebuah tas dan baju yang berasal dari merek ternama itu.

"Astaga, kamu serius kasih Mama ini!" ucap Mama tidak percaya melihat kedua benda itu yang ia yakin tidak murah harganya.

Kirana yang sibuk makan hanya menganggukkan kepalanya. Saat pulang tadi malam. Ia sempat shopping dan membelikan Mamanya itu tas dan juga baju keluaran terbaru dan langka.

Hai, ia tidak lupa dengan Papanya. Ia juga membelikan Papanya itu sebuah dasi termahal di toko ternama itu.

Kedua paruh baya itu terlihat senang. Dan Kirana yang melihat senyum bahagia itu tidak kalah senang. Ia bahagia. Walaupun mereka berdua tidak orang tua kandungnya.

"Tapi kamu dapat uang darimana?" tanya Mama penasaran. Papa mengangguk.

Kirana menghela napas. Untung ia sudah punya alasan untuk itu. "Vio kerja Ma-Pa!" jawabnya santai.

Arkan, Raka, dan Bara alis mereka seketika tertaut. Kerja? Yang benar saja, emang pekerjaan apa yang bisa di lakukan adiknya itu. Apalagi uang yang di hasilkannya tidak main-main. Melihat dari harga hadiah itu.

"Kerja?" beo Mama. Kirana mengangguk.

"Vio kerja sebagai make up artis Ma!" ujarnya asal jawab. Kirana yang mendengar dirinya berbicara seperti itu tidak kuasa menahan tawa.

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang