Part : 34

8K 1K 122
                                    

Di perjalanan pulang Kirana memelankan laju motornya sambil menikmati suasana malam. Angin malam bahkan tidak ia pedulikan. Ia sengaja, sebab dirinya tidak mau harus berurusan dengan saudara Viona. Ia yakin mereka tengah menunggu dirinya sekarang.

Jalan raya cukup sepi sebab jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Merasa sudah cukup lama ia bersantai Kirana melajukan motornya dengan kencang. Sepi membuat suara deru motornya sangat terdengar jelas.

Ketika Kirana ingin berbelok di sebuah jalan yang bersimpang. Dari kejauhan gadis itu melihat segerombolan orang sedang berantem. Kirana seperti mengenali salah satu dari mereka. Kirana mempercepat laju motornya. Ketika sampai di tempat kejadian, Kirana langsung turun dari motor.

Saat ada seorang cowok yang membawa sebuah tongkat baseball ingin menghantam salah satu cowok. Kirana langsung saja menendang punggung cowok itu sampai membuat orang itu terjatuh dan orang yang ia tolong terkejut saat melihatnya.

"Viona, ngapain lo ada disini?" teriak cowok itu terlihat marah. Walaupun marah ia masih sempat membawa Kirana mendekat ke arahnya dan mengenggam tangan gadis itu. Ia takut terjadi apa-apa terhadap Kirana.

Kirana melepaskan genggaman itu. Ia menatap segerombolan orang yang menjadi musuh cowok yang ada didepannya sekarang.

"Nathan, musuh lo banyak juga ya." ucap Kirana dengan nada rendah. Kirana menatap Nathan malas. Ia mau tidak mau harus terlibat.

Nathan menghela napasnya. Cowok itu melangkahkan kakinya mendekati Kirana dan mengacak rambut Kirana. "Pulang! Sikat gigi terus cuci kaki. Anak kecil gak boleh tawuran." ucap Nathan santai. Kirana terperangah. Anak kecil? Nathan benar-benar lupa siapa dirinya.

Kirana memilih mengabaikan Nathan. "Lebih baik kalian pergi sebelum gue habisin," ucap Kirana dingin, semuanya langsung terdiam, tidak lama sebab semuanya langsung tertawa.

"Lo jadi cewek gak usah belagu. Mau lawan kita-kita? Palingan lo nanti nangis pas gue ajak main kuda-kudaan."

Nathan mengepalkan tangannya saat ia mendengar perkataan Vernon. Kirana tidak terpengaruh sama sekali. Gadis itu malah tersenyum miring mendengar ucapan cowok itu. Kirana mendekati Vernon.

Brukk!!

Vernon tidak menyangka Kirana dengan gerakan cepat melayangkan tinjunya tepat di rahangnya. Tidak hanya itu, gadis itu juga sempat memukul wajahnya dan mengenai hidungnya. Ia meringis. Darah seketika keluar di lubang hidungnya. Ia yakin hidungnya patah.

Melihat Vernon tersungkur sambil menyentuh hidung dan menahan darah yang keluar sontak membuat semua teman-teman Vernon menyerang Kirana.

Nathan tidak hanya diam. Ia juga menyuruh semua anggota Elang menjaga Kirana dan menyerang anggota Vernon. Kirana melawan mereka dengan ganas. Ia bahkan tidak ragu saat menginjak salah satu kaki dan membuat si punya kaki berteriak kesakitan. Kirana hampir menghancurkan kaki itu.

Saat sebuah balok ingin mengenainya. Kirana dengan cepat mengelak dan menendang tangan cowok yang membawa balok itu. Saat balok itu terjatuh, Kirana dengan cepat menendang perut cowok itu hingga terjatuh.

Entah apa yang terjadi, Kirana yang tadinya dengan semangat melawan tiba-tiba saja berdiri diam. Kirana sesekali menutup dan membuka matanya. Kirana memegang telinganya. Telinganya tiba-tiba saja berdengung dan matanya seketika kabur.

Itu membuat salah cowok yang sadar akan kondisi Kirana yang aneh dengan cepat melayangkan pukulan di lengan Kirana dengan tongkat baseball dan membuat Kirana meringis kesakitan dan terduduk. Kirana berusaha melawan. Sayangnya ia kalah cepat, sebab cowok itu juga lebih dulu menonjok wajahnya, Kirana terjatuh ke tanah.

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang