Part : 13

18.6K 1.9K 273
                                    

Yang udah kasih semangat, I luv you~
Seneng bgt sama komenan kalian, suka aku tuh pas bacanya!

Semoga makin rame ya, ayo kita bangun cerita ini bersama-sama biar makin gede! Ciahh, gaya gua dah!

Guys, selalu aku ingetin. Vote dan komennya jangan lupa guys!

~Happy Reading~

"Viona!"

Kirana menoleh, menatap ke arah meja di dekat sudut yang sudah di isi oleh Samudra dkk. Raka yang tadi memanggilnya, mengajak Kirana untuk bergabung di meja mereka.

Kirana menggeleng, menolak ajakan Raka. Gadis itu melipat tangannya di depan dada. Menatap balik ke arah Bella dan juga Zara.

"Tck, kalian bisa minggir gak!" ucap Kirana dengan dingin.

Bella yang masih takut dengan Viona sebab Viona sering membully-nya dulu. Langsung dengan cepat memberi jalan untuk Kirana.

Sedangkan Zara, gadis itu hanya mengangkat satu alisnya. Menatap Kirana lekat.

"Vio, tunggu!" Zara berlari mengejar Kirana dan menahan tangan Kirana agar berhenti.

Kirana memutar bola matanya malas. "Lepas!" ujar Kirana tajam.

Zara seketika merinding saat mendengar suara itu. Bahkan, tangan Zara dengan refleks melepaskan tangannya dari tangan Kirana.

"Sorry!" ucap Zara gugup.

Melihat tangannya tidak lagi di sentuh oleh Zara. Kirana dengan cepat mengeluarkan tisu basahnya dari dalam roknya. Setelah itu membersihkan tangannya yang tadi di sentuh oleh Zara.

Zara terus memperhatikan tingkah Kirana yang seakan jijik akan sentuhannya. Raut wajah Zara sudah memerah. Kesal karena melihat reaksi itu.

"Viona!" tanpa sadar Raka sudah mendekati mereka.

Zara dan Kirana serempak memandang ke arah Raka. Raka yang melihat sosok yang sangat di kenalnya. Cowok itu langsung membulatkan matanya sempurna.

"Zara?" tanya Raka terkejut saat melihat Zara.

Zara tersenyum. "Hai!" sapa Zara pada Raka yang masih terkejut saat melihat kehadirannya.

Seakan tersadar Raka menunjuk wajah Zara dengan jari telunjuknya. "Lo benar-benar Zara?" tanya Raka masih tidak percaya akan apa yang ia lihat.

Zara mengangguk. "Iya, gue Zara. Jangan bilang kalau lo lupa!" jawab Zara sambil tertawa pelan dan menepis pelan jari Raka yang menujuknya.

Raka melangkahkan kakinya lebih dekat dari Zara. Memutar-mutar badan gadis itu pelan. Raka mengangguk paham. "Benar, di lihat dari manapun. Lo tetap Zara!" ujar Raka yakin.

Zara tertawa pelan dan tersenyum. "Gimana kabar lo?" tanyanya.

"Baik! Lo?" tanya Raka balik.

Kirana mendengus. Harus berapa lama lagi ia harus di sini. Dirinya sudah lapar. Dan lagi, Raka sekarang malah menahan tangannya sedari tadi. Membuatnya tidak bisa pergi dari sini.

"Khm, Raka lo bisa lepas tangan gue gak?" tanya Kirana kesal.

Raka menoleh, menatap tangannya yang menggengam tangan Viona. "Sorry, Vio gabung ama kita-kita ya!" ajak Raka lagi.

"Gue gak di terima di sana. Jadi, buat apa gue gabung sama lo!" balas Kirana datar.

Raka menggeleng. "Gak, santai aja. Dulunya juga lo sering duduk sama kita-kita! Walaupun akhirnya sering ribut!" ujar Raka tertawa.

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang