Part : 24

17.4K 1.9K 789
                                    

~Enjoy~

Kini, seluruh perhatian kantin tengah tertuju pada sebuah meja di tengah kantin. Julian yang baru datang sambil membawa makanan untuk dirinya dan juga Alland langsung meletakkannya di atas meja.

Alland terlihat sibuk dengan ponselnya. Ada pekerjaan yang harus ia urus. Julian duduk disamping Alland. Mengambil sendok dan menyuap nasi goreng kambing yang ia pesan kedalam mulutnya.

Rombongan galaksi juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Seperti bercanda gurau dan lain-lain.

Sesudah Julian memakan nasi goreng kambingnya. Julian beralih ke makanan Alland yaitu nasi goreng udang. Julian menyenggol kaki Alland. Bukannya menoleh, Alland malah membuka mulutnya. Julian langsung menyuapi Alland.

Hal itu membuat mereka berdua benar-benar menjadi pusat perhatian. Apalagi rombongan Samudra dkk hampir menyemburkan makanannya saat melihat adegan tadi.

Cara bermesraan mereka sangat terang-terangan. Membuat ketujuh cowok disana menatap mereka berdua merinding.

Kevin dan Deva langsung mengambil minum. Tenggorokan mereka keselek nasi.

Vano menatap Julian dan Alland bergantian kemudian mengangguk paham. "Khm, gue ngerti. Ternyata di US banyak gay, ya?" ujar Vano santai dan langsung diberi tatapan tajam dari mereka semua.

Vano menatap mereka semua bingung. Vano mengusap tengkuknya, apa ia salah bicara?

Julian yang tadinya menyuapi Alland menatap Vano garang dan Alland nyaris menyemburkan makanannya. Tapi Alland kembali menetralkan wajahnya dan kembali sibuk dengan ponselnya. Pekerjaan kantor harus ia kerjakan.

"Kami normal, jangan pikir macam-macam!" sergah Julian.

Vano membulatkan mulutnya mengerti kemudian menyatukan kedua tangannya. "Maafin gue lah, soalnya lo mesra banget berdua!" ujar Vano sambil mengatakannya dengan bibir yang berkedut, tengah menahan tawa.

Julian mengusap wajahnya kasar. Julian menatap Alland kesal. Tidak ada respon dari Alland. Julian membanting sendoknya ke meja.

"Agh, sial. Alland, sampai kapan lo akan gini terus. Makan selalu gue yang nyuapin. Kalau ngomong gue yang wakilin. Lo harus mandiri. Gara-gara lo, gue jomblo lama tahu gak. Kesan gue yang sangat tampan ini rusak gara-gara sering nempel sama lo!" keluh Julian sambil mengingat-ingat hal ini pernah kejadian juga sebelumnya.

Alland menempelkan ponselnya ketelinga. Berniat ingin menelpon seseorang. Menunggu tersambung. Alland melirik Julian.

"Gue tahu, jadi sabar. Kerjaan lo gue yang urus!" keluhan Julian langsung ditanggapi enteng oleh Alland.

"Hmm, besok saya tunggu!" Alland langsung berbicara lewat telepon.

Julian menghela napasnya pelan. Walaupun marah, Julian tetap lanjut menyuapi Alland.

Kevin berbisik ke telinga Deva. "Dia tadi marah-marah. Tapi tetap aja diterusin!" Deva mengangguk setuju. Ternyata dua orang ini benar-benar aneh.

***

Kirana berjalan menuju kantin bersama Sasa yang tadi sengaja menjemputnya kembali untuk makan siang. Padahal Kirana sudah menolaknya tetapi seperti biasa, Sasa memaksanya.

Untungnya ia sudah meminum pereda nyeri untuk kepalanya. Jadi, ia tidak terlalu merasakan pusing saat melangkahkan kakinya menuju kantin.

Soal mimisannya tadi, untungnya juga darah itu juga cepet berhenti. Sebab, jika telat sedikit saja. Ia yakin, ia akan berhadapan dengan pertanyaan beruntun Sasa nantinya. Yang malah membuatnya semakin pusing membayangkannya.

KiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang