part 10

3.1K 246 17
                                    

Normal pov.

Setelah kejadian tadi malam aku dan arka memutuskan untuk pulang kembali kerumah, yah rumah tempat ternyaman saat kau pergi jauh.

Saat aku dan arka pulang rasanya berbeda saat berangkat, saat pulang aku lebih menikmati keindahan alam yang sejuk dan enak untuk dipandang, dibanding saat berangkat penuh dengan rasa takut dan kesunyian.

Memeluk arka sepanjang jalan, aku tidak perduli atas setiap orang yang melihatku, lagian perkataan mereka hanyalah gambaran kata iri yang melihat kedekatan persaudaraan kami, sedikit jujur walaupun aku memiliki perasaan sedikit lebih dari sekedar saudara kembar.

Hingga beberapa saat kemudian arka memberhentikan motornya disebuah danau yang cukup indah dan sangat Damai, arka menarik tanganku untuk turun dan duduk dikursi panjang di tepi danau

"Kau tau deh, semakin arka melihatmu tersenyum, maka semakin itu pula arka ga mau kamu tersenyum buat orang lain"

"Lah kenapa ko gitu ka?"

"Karna kau adalah milik arka, devanya arka" Kata arka sambil mengelus  kepalaku.

"Ih bisa aja yah, orang mah gombalin cewe atau pacarnya ini malah gombalin adiknya"

"Buat apa gombalin yang lain kalau udah ada yang didepan mata, uda ganteng,imut manis lagi"

"Ih bisa aja ah" Ucapku sedikit kesal

"Jangan ngambek gitu dong, bukan jadi jelek malah makin imut dilihatnya" goda arka sambil menoel daguku hinggaAku sedikit malu atas perbuatannya.

"Udah senyum aja jangan ditahan, itu sampe merah pipinya"

"Arkaaaaaaa" Kataku sambil memukul dadanya lalu memeluknya dengan erat.

"Jangan lama lama peluknya nanti sisain buat dirumah, bubu nanti marah kalo kita telat pulang. "

Syam pov

Entah kenapa kejadian tadi malam selalu membuat gua ingen melakukan lebih pada Deva, arghh deva Deva dan devalah yang ada di pikiranku sekarang.

Pagi ini gua mencoba untuk kembali melihat Deva, namun tepat pukul 7 pagi Deva dan arka pergi keluar entah kemana, gua yang mengikutinya secara perlahan ternyata meraka pulang.

Sepanjang jalan hanya sepasang adik kakak yang berpelukan mesra bagaikan sepasang kekasih, dan setelah itu kembali bermesraan ditaman.

Arghh kapan gua bisa kaya gitu, bersama Deva, jalan berdua nikmati waktu bersama dengannya, kau tau Deva gua sangat cinta padalu sejak pertama kali gua liat lu, senyuman yang lebih manis dibanding senja.

Gua bersumpah suatu saat lu pasti jadi milik gua dan ga akan ada orang yang bisa menyentuh ataupun melihatmu karna kau hanya milikku Deva!!!

Norma pov

Aku dan arka sudah sampai ke rumah, kulihat babeh sudah menunggu kedatangan kami duduk di teras rumah.

"Dari mana aja kalian? Seharian kagak pulang " Tanya babeh pada kami

"Dari jalan jalan beh ke rumah tua noh diujung yang kata babeh itu"

"Baguslah, kagak ngehomo kan lu disana ntar buat anak aja brabe urusanya"hardik babeh dengan penuh kecurigaan.

"Ko ngomong gitu beh" Tanya arka pada babeh

"Ketawaan dari muka same lu, trus ade lu Deva uke, susah sekarang nyari uke jaga baek baek "

Aku dan arka kaget atas perkataab babeh ko bilang kaya gitu pada kami.

"Nyari uke sekarang susah, jangan lu embat adelu ka, awas lu gua gibeng ntar yauda sono mandi makan nyaklu uda nungguin buat makan siang" Kata babeh sambil masuk kedalem rumah.

Aku dan arka hanya keheranan dari ucapan babeh? Apa babeh tau hubungan kami berdua sudahla biarkan liat aja kedepanya nanti.

"Ayo mandi bareng trus kita turun makan" Ajak arka padaku

"Bareng??

" Iya biar cepet, nanti kalo satu satu kelamaan sayang "

"Ih ga mau ah aku mandinya di kamar mandi satunya aja" Kataku sambil keluar kamar

Tapi yang arka lakukan adalah Mengendongku untuk mandi bersamanya

"Arka apa yang kau kalukan"

"Sudah aku bilang kita akan mandi bersama, tapi kau tidak mau jadi arka paksa "

Aku hanya terdiam memasang muka datarku, tapi arka hanya terseyum  melihat adiknya yang bertingkah laku cute sampai masuk kamar mandi.

"Ayo sini berendam bareng, jangan pura pura ga mau padahal mau" Kata arka hingga membuatku salting.

"Ayo kemari duduk didepanku Deva"

"Ternyata punyamu sudah tumbuh bulu dan besar yah" Ejek arka dengan mengelus kepalaku

"Eh punya arka tuh yang lebih rimbun dan besar kaya hutan Sumatra" Katamu sedikit kesal

"Wajar akukan abang wajar kalo lebih besar dan lebar hehehehe, udahan yuk"

"Apanya yang udahan?? "

"Selesai mandinya, bubu uda nunggu lama dibawah de"

"Oke"

Di ruang makan babeh dan bubu sudah menunggu tampak wajah babeh yang sedikit membuat ku hampir ketawa

"Lama amat mandi sambil coli apa?? " Tanya babeh sambil mengambil lauk kepiringnya

"Jangan bilang kaya gitu bal sama anak kita baik" Ucap bubu sambil memberikan aku piring dan nasi

"Tuh beh denger noh, soudzon aja jadi orang " Saut arka.

"Halah lorang anak gua, gua yang buat pasti gua taulah apa aja yang lorang lakuin"kata babeh sambil senyum munafik

" Udah udah malah pada berantem ayo makan dulu, lanjut nanti lagi" Kata bubu menengahi pertengkaran antara ayah dan anaknya

Babeh, dan arka tidak mampu berkutik lagi  setelah itu kita lanjut makan bersama, dengan sedikit bercanda layaknya keluarga cemara.

Ta ada makanan istimewa yang ada hanyalah makanan sederhana yang tersaji diatas meja, yang penting kebersamaan dan kekeluargaan itulah yang membuka makan kami istimewa

    ********

" aku Belajar dari sebuah hujan, bagaimana air jatuh berkali kali tampa sedikitpun mengeluh pada takdir "
        



the twins storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang