part 2

6.2K 562 70
                                    

"K- kalian homo?? " Tanya Syam dengan bodohnya.

Sedang aku dan arka tidak perduli, aku tau jika arka emosi memeluknya adalah cara untuk meredamkan emosinya.

Lalu arka melepaskan pelukan ku, dan turun kebawah mengajak ku untuk lekas pulang karna bubu khawatir padaku.

"Pulang de,bubu udah khawatir" Lalu arka jalan kerah tangga sambil.
tersenyum.

Lalu aku membalas senyumnya, dan berlari menuju Syam sepertinya dia kesakitan karna pukulan dari arka tadi.

"Syam maafin abang aku ya, dia emang emosian dan ga pernah izinin aku buat ketemu orang lain tampa sepengetahuan darinya" Ucapku sambil mengelap darah segar yang ada diujung bibir Syam.

Saat aku mengelap nya, tiba tiba memengang tangan ku sambil tersenyum. Demi apa dia sangat tampa.

"Sudah sana pulang, abang mu uda nunggu di bawah" Ucapnya setelah itu mengambil sapu tangan ku untuk mengelap lukanya.

"Tapi kamu yakin"

"Iya sana"

Setelah mendengarkan perkataan dari Syam aku lantas mengambil buku dan bergegas turun untuk menyusul arka dibawah.

Saat aku hendak turun,...

"Deva.. " Panggil Syam

"Iya"

"Boleh aku meminta nomor telpon mu"

Aku berfikir sejenak, lalu menuliskan nomor ku di sebuah sobekan kertas lalu memberikan itu pada Syam.

"Terimakasih" Ucapnya,

lalu aku turun dengan cepat, supaya arka tidak lama menunggu dan supaya aku tidak dimarahinya.

Benar saja arka sudah menunggu ku diatas motornya sambil memainkan helmnya.

"Cepat naik" Perintahnya.

Lalu aku naik motornya si arka, tapi dia memakaikan helm kepadaku sambil berdesis dasar ceroboh, aku tau walaupun iya tidak ucapkan. Terlihat dari matanya yang sedikit kesal padaku.

Aku hanya berfikir inikah rasanya mempunyai seorang abang, atau si arka cemburu. Arghh tidak mungkin aku ga boleh berfikir seperti itu.
Lagian mana mungkin arka cemburu dia abang ku dan Syam juga lelaki jadi ga Logiss.

"Jangan bengong, pegangan nanti jatuh" Ucapnya sambil menarik kedua tangan ku untuk melingkar Dipingangnya. Aku setuju bahkan aku memeluknya.

Rasanya ini sangat nyaman, aku sampai berhayal kalau aku yang membawa motor dan yang ku bawa ini adalah kekasih ku, pasti indah.

Selang beberapa waktu kita sampai kerumah, ku lihat bubu dan babeh sudah menunggu kami diteras rumah.

Baru saja kami sampai dan turun dari rumah, lalu bubu menanyakan keadaan ku, tidak seperti babeh yang melihat ku pulang lalu masuk.

"Dari mana aja sayang, uda malam ko baru pulang" Tanya bubu.

"Dari..

" Dari ketemua sama temen tadi bubu, makanya telat Deva pulang " Jawab arka memotong perkataan ku

"-_-"

"Lain kali kalau seperti itu bilang sama bubu atau arka biar kita tidak khawatir lagi"

"Iya bu"

"Yasudah masuk, bersih bersih lalu kita makan"

Lalu aku dan arka masuk ke kamar lagipula aku lelah, mau istirahat sebentar.

Inilah kamar ku dan arka tidak terlalu besar dan tidak kecil, miliki dua ranjang yang terpisah dan dua meja belajar dengan satu lemari untuk baju.

Alasan aku dan arka tidak mau satu satu tempat tidur berdua karna kalo arka tidur itu suka gerak gerak dan menimpaku, kalian taukan rasanya tertimpa gitu??

Aku menganti baju dan arka hanya melihat ku dengan tatapan yang aneh, ada apa sebenarnya dengan arka tidak seperti biasanya yang sebodo amat dan dingin  padaku.

"Sejak kapan kamu mengenalnya? " Tanya arka dengan sedikit menghardikku

"Syam maksudnya"

"Iya"
Jawab arka sedikit tidak suka saat aku menyebut namanya.

"Barusan tadi sore ditoko buku"

"Baru di kenal uda main peluk diatap? "

"Bukan gitu ka, oke aku ceritain kenapa aku sama syam bisa seperti itu".
Ucapku mencoba menjelaskan kesalahan fahaman kepada arka

" Jangan ketemu lagi, tanpa seizin ar
ka lagi ya de"

"Emang kenapa kaaa" Tanya ku penasaran masa .

"ga ada yang boleh nyentuh, meluk, cium, bareng atau apapun sama kamu de" Jawab arka.

"Ih ko gituu"

"Karna Deva punya arka, dan arka punya Deva. Dimana ada Deva pasti ada arka sejauh apapun Deva pergi ada arka yang selalu setia sama Deva"

Ucap arka, dan aku hanya bengong, otakku loadingnya lama karna sinyal tak mendukung.

"Jangan bengong de, ayok makan uda ditunggu kita" Ucap arka mengacak acak rambutku sambil tersenyum setelah itu dia keluar kamar menuju meja makan.

Aku hanya terpaku diam, otakku travelling atas perkataan arka tadi, arghh sial maksudnya arka itu apa?

Deva jangan bodoh, dia abang mu yang melindungimu sekuat tenaga jangan fikir yang macam macam.
Semua abang melakukan hal yang sama kepada adiknya Deva......
Ucapku.

Aku menyusul mereka itu ikut makan malam, yah makan bersama keluarga walaupun dengan menu yang sederhana tapi jika disantap bersama keluarga akan lebih nikmat.

Kita harus bersyukur atas semua pemberian dari Tuhan, kata bubu orang yang kaya belum tentu dia bahagia, soalnya bubu yang bilang.

Bubu terlahir dari keluarga yang dikatakan cukup punya, namun itu semakin kaya dan semakin tinggi jabatan makan semakin sedikit waktu yang tersisa untuk bersama keluarga.

Bubu juga suka cerita kalo dia kesepian, dan babeh datang memberikan kebahagiaan dan menghibur kesepian bubu..

Setelah makan malam, kita kembali kekamar untuk tidur, Lagipula sudah malam dan aku tidak suka menonton televisi.

Aku lebih suka membaca novel atau belajar lebih berguna pada ku, tapi kalo ini aku benar benar sudah mengantuk seperti kerbau, aku langsung merebahkan diri kekasur.

Kasur adalah tempat ternyaman dan memiliki daya tarik yang kuat bagiku hingga aku mulai tertidur lelap tetapi..

Ada yang mengganggu tidur ku, siapa lagi kalau bukan  arka.

"Mau tidur bareng ga salah kan" Ucap arka langsung tidur dan memeluk ku dengan erat, ini sesak tapi nyaman.

"Ih sana tidur ditempat mu sempit"
Tapi arka tetap menghiraukankan ku dan tetap tidur sambil memeluk ku.

"Aku seperti ini karna tidak Terima kamu dipeluk orang lain tanpa seizin arka de"

Katanya sambil mengusap rambut ku, lalu mencium kening ku layaknya seperti anak kecil.

Lalu arka membisikan kata ditelingaku
"Aku cemburu melihat kamu sama lelaki tadi... "

***



the twins storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang