Beberapa bulan berlalu begitu saja , selamat datang Oktober atas hujan yang kau berikan dan terimakasih September sudah memberikan waktu untuk bertahan dan tau makna mencintai kesepian.
Aku masih ditempat yang sama, hampa dan tak berdaya. Hari hari selalu terasa suram, sunyi entah kenapa saat ini membuatku lelah untuk melakukan apapun.
Rasanya semangat dan alasan untuk bertahan tidak ada, rasa hampa, kecewa menjadi satu lama lama kalau dipikir seperti orang gila saja
Mau tertawa , apa yang ditertawakan
Mau nangis tapi sudah terlanjur dilakukan
Mau teriak nanti dilempari orang
Aku masih disini. seolah berada di dua dimensi yang saling berlawanan satu sama lain, seperti berada dalam dua pilihan mati untuk berjuang ataupun mati karena diam.
Sejak tragedi itu Syam entah pergi kemana , hilang begitu saja seolah senyap dari muka bumi.
Begitu bodohnya aku yang tertipu daya oleh kata katanya yang katanya pergi untuk kembali namun faktanya dia pergi tak tau kapan kembali.Arka juga sudah tidak memperdulikanku dia masih sibuk dengan kerjanya , dengan keseharian dan kehidupan. Tidak ada perkataan dan perbuatannya yang seolah mendukungku. Aku begitu hancur dan memerlukan sandaran yah setidaknya untuk berbagai cerita kesedihan yang ku rasakan.
Ya memang aku yang salah, aku yang bodoh karna ke egoisan dan kebodohan yang membuat aku berada di posisi ini, jatuh dan tak tau apakah bisa bangkit lagi alunan hujan yang berbisik untuk tetap diam dan tenang saja yang bisa yang faham dan mengerti perasaanku sekarang. Aku tak bisa janji apakah cerita ini akan berakhir dengan indah ataupun menjadi tragis , aku ta tau apakah semua kembali seperti semua , aku tak kuat dengan keadaanku sekarang ini dan aku pula tak mudah untuk senyum kembalii.
"Sudah jangan begitu de, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan" bisik arka yang disambut pelukan hangatnya yang beberapa lama aku rindukan.
" Bukannya sudah arka bilang dia bukan yang terbaik untukmu" ucapnya dengan penuh nada kedewasaannya.
" Sedalam apa kau mencintainya apakah itu lebih besar dari rasa sayangmu kepada Abang mu ini"
Aku mencoba membuang pandanganku agar aku tidak menangis didepan hadapan abangku sekarang." Hei liat aku , sejak kapan adikku ini menjauhkan padangannya dengan ku, liatlah apakah Abang mu ini sudah tidak pantas untuk menjagamu sayang"
" Apakah Abang mu ini begitu jahat padamu, dengar ini de diam itu bukan berarti dia tidak perduli , kadang diam adalah cara perhatian dan pengertian yang paling dalam, arka sengaja bungkam, arka sengaja diam de karna apa? Arka tau belum saatnya arka disamping kamu buat dengan semua Cerita dan keluh kesahmu karna arka tau ada waktunya Deva untuk sendiri kan? "
Demi apapun aku luluh dan tak sanggup lagi , aku salah ternyata diamnya arka hanya untuk memberi ruang supaya aku sadar apa yang aku pilih adalah jalan yang salah.
" Semua orang punya caranya masing masing untuk menunjukkan seberapa peduli dan sayang kepada orang disekitarnya"
" Semua orang itu berbeda, belum tentu perkataan , pemikiran dan perbuatannya itu sama. Sedalamnya samudra itu bisa diukur dengan bukti dan logika tidak dengan perasaan dan hati manusia "
" Jika dia mencintaimu dia pasti akan selalu ada tidak akan pergi, tidak membuatmu bersedih ataupun menangis, dia yang selalu ada disaat terpuruk ataupun tertawa, dia akan menjaga tidak akan merusak, tidak berbicara tentang kepuasan sendiri melainkan untuk kebahagian bersama"
" Apakah orang yang kau sukai seperti itu"
"Apakah orang yang kau perjuangkan seperti itu"
"Tidakan karna sebagian hanya datang untuk kepuasan sementara saja, dua hanya singgah untuk hiburan saja bukan untuk menetap dan tinggal bersama?"
Dia Abang gua, kesayangan gua dan pahlawan gua.
"Sudahlah nanti juga perhalan Deva mengertikan , yah payah emang adik kecil gua loadingnya lama hahahah" ejeknya sambil mengacak ngacak rambutku.
" Enak Aja, akutu faham ka cuma kamunya aja yang nyebelin ihhh" ucapku sambil memukul dada bidang Arka.
"Tadi nangis minta dipeluk, sekarang main pukul ya" rayunya sambik mencolek daguku.
" Dasar musang ihh" kataku sambil lari mengejar arka yang terus terusan meledekku.
"Bubu liat arka dari tadituh ngejekin Mulu"
"Dasar bocil ngaduan ya " kata arka sambil memainkan kedua bola matanya.
"Arka ga boleh gitu sama adenya, dan adenya juga jangan marah terus nanti cepet tua sayang"
Kata bubu yang menengahi pertikayan aku dan arka.Aku kembali kekamar.
Merenungkan semua yang arka ucapkan tadi, dan yah baiklah sudah cukup saatnya aku bangkit .Untuk apa memikirkan orang yang belum tentu memikirkan ku kembali, untuk apa berjuang untuk orang yang selalu berlari menjauh.
Dari arka aku belajar, jangan pernah berharap dengan orang yang bodoh yang selalu membuatmu luluh oleh perkataannya, melainkan kejarlah orang yang selalu mau mendengarkan setiap cerita dan keluhan Tampa pamrih .
" Hei melamun saja "
" Meluk terus ih"
Aku merasa cukup kaget dengan arka yang memelukku secara tiba tiba" Apa salah kalau Abang peluk adenya tersayang hmm?" Ucapnya sambik memainkan hidungnya dileherku.
"Hmm gasih, lepas ga geli tauu"
" Geli atau sange nih ???" Rayunya dengan muka khas gadum yang lapar akan babynya
" Arka!!!" Bentak ku sambil mencubit perutnya.
"Oke kali ini arka lepasin, next nanti kamu juga ketagihan hahaha ,yauda siap siap gih kita jalan"
" Kemana??'
" Ketempat dimana Deva pasti selalu tersenyum dan bahagia"..
-------------------------------------------------------------------------
Hiatus sekian lama,....
KAMU SEDANG MEMBACA
the twins story
Short Storybagaimana keadaan mu jika menyukai saudara kembarmu? arghh sungguh mustahil dan juga ta mungkin bersatu, namun ini nyata adanya.. kelanjutan dari kisah masa sma kita{ bagas dan iqbal}