Kamu?
Arka yang masih tetap sibuk dengan peralatannya, sedang aku hanya menonton aja. Aku tidak mengerti sama sekali tentang mesin makanya aku jarang sekali untuk berada dibengkel. Jika dibengkel pun aku hanya bagain pembayaran aja, karna itu yang aku paham.
Aku memang cowo, tapi aku ga ngerti sedikit pun tentang dunia mekanik. Yang aku tau hanyalah memasak. Aku suka membantu bubu untuk memasak dan membersihkan rumah.
Sore ini aku menunggu Arka pulang dari bengkel, soalnya sore ini setelah pulang dari bengkel dia berjanji untuk mengendarai sepeda motor.
Aku mau seperti yang lain, bisa mengendarai dan bebas pergi kemana pun tampa dituntuti oleh abangku. Soalnya dia begitu menyebalkan, tidak bisa membiarkan aku pergi tanpa nya meskipun hanya sebentar.
Arka tidak suka orang lain mendekat padaku tampa izinya. Apakah itu berlebihan atau apa?..Saat aku sedang asik menunggu Arka kembali kerumah, bubu menyuruhku untuk membeli beberapa buku tentang psikologi. Bubu suka tetang buku yang berkaitan psikologi.
Karna jarak toko buku dan rumah tidak terlalu jauh, hanya 15 menit untuk berjalan kaki. Lagipula walaupun ada sepeda motor aku tidak bisa mengendarinya. Sudahlah tida papa lagipula jalan kaki bagus untuk kesehatan.
Menyulusi sudut pinggiran kota dengan dengan semerbak angin yang cukup sejuk, serta jalan raya yang cukup sepi. Aku berjalan mempercepat supaya cepat pulang dan cepat belajar motor.
Aku telah sampai ke toko buku, tempatnya tidak terlalu besar, namun buku disini sangat lengkap bagiku.
Aku mencari buku pesanan bubu.Bukunya berada dirak yang cukup tinggi buat diriku yang rendah, aku sedikit kesulitan hingga tampa sadar ada yang membantu mengambilkan bukunya untuk ku.
"Tumbuh itu ketas bukan kesamping, banyakin minum milo. " Ucapnya setelah itu dia pergi.
Menyebalkan sekali, aku tau dia lebih tinggi dariku. Ingin rasanya ku marah dan teriak kepadanya. Namun aku tahan karna sedang di perpustakaan.
Setelah itu aku pergi dan menjauh untuk membayar buku ini, namun berapa ceroboh nya aku, tapi Sepatu ini lepas dan terinjak sampai aku jatuh lagi. Arghh soal
"Lain kali jalan itu hati hati, pake mata bukan pake hati".
Ucap pria itu, pria yang sama mengambilkan buku tadi." Iyah terimkasih " Ucapku dengan muka datar, habisnya aku sebel sama dia.
Aku mulai merasa tidak nyaman, dan langsung berdiri kearah kasir untuk membayar buku ini dan cepat cepat pulang.
"Dasar ceroboh".
Sayu kedenger kata itu, benar saja ternyata laki laki itu dengan senyuman bangsat diwajahnya.
Arghh biarkan manusia menyebalkan itu. Kenapa populasi manusia kurang ajar makin banyak dimuka bumi? Kemana semua orang yang baik. Masih adakah?masih tersisa kah??
Dengan penuh rasa kesal dan emosi aku kembali kerumah. Namun dengan posisi yang menunduk aku berjalan, hingga pada puncak seseorang menabrak diriku dari belakang.
" Jalan itu diliat kenapa "ucapku pada orang itu tanpa menengok kearahnya, karna aku sibuk mengambil buku ku yang terjatuh ke tanah.
" Hai kita ketemu lagi".
Ucap lekaki itu, lelaki yang sama uda kaya setan dimana mana ada,apakah dunia sesempit daun kelor?
"Bisa ga sih jangan ganggu"
"Kamu indah, manis seperti senja".
Senja? Apasi yang dia maksud. Manusia aneh. Aku tetap tidak meperdulikan mahluk itu.
Buang buang waktu dan pikiranku saja."Senja tunggu, tunggu senja.... "
Ucapnya lirih sambil mengejar diriku"Untuk pertama dan terakhir kalinya, jangan ganggu aku, jangan ngikutin aku dan yah jangan panggil aku senja. Aku bukan senja"
"Tapi dimataku kau adalah senja, senja yang memberikan rasa nyaman dan indah untuk dipandang"ucap dia sambil memegang tangan ku.
" Lepas iih"
"Percuma ga akan ku lepas, lagian jika kamu teriak percuma ini di gang kecil dan sempit. Lebih baik kamu diam"
Ucap lelaki brengsek itu."K-kamu ngapain?? " Tanyaku gugup , demi apapun aku sangat takut.
Dia tidak menjawab, melainkan menutup mataku dengan kain hitam, arghh aku takut diapa apain. Ka bantu akuu...
"Uda diam, saya tidak menyakiti orang yang saya suka"
Aku hanya tetap diam, karna aku takut benar benar takut.
Dia membawa ku entah kemana, menuntunku pelan, bahkan sampai menggendong , apa sih yang dia lakukan padaku.
Tuhan bantu aku dari iblis satu ini..
"Baik kamu boleh buka matapu pelan pelan" Ucapnya sambil melepas ikatan dimataku.
Dan wow ini keren banget, sumpah aku berada diatap gedung tua yang tinggi, dari sini seisi kota nampak jelas dan indah oleh senja.
"Oya kenalin nama saya Syam"
"Syam? "
"Iya nama saya syansuri, panggil aja Syam. Biar keren dan mantep dikit gitukan"
"Owh aku Deva"
"Dev, " Panggil panggil syam dengan lembut
"Iya"
" Mau kan jadi temen saya? "
"Iya boleh"
"Makasih Dev" Dan seketika syam langsung memeluk , memeluk dengan eratnya.
Dan yang terjadi selanjutnya adalah,
Bughhh bunyi tinjuan yang memukul Syam.Kalian tau itu siapa? Itu adalah Arka abangku. Yang tampa alasan meninjunya dengan kuat.
"Ngapain lu meluk ade gua?? "
Syam hanya diam sambil menahan rasa sakit dari pukulan si Arka.
Terlihat darah segar jatuh dari bibir Syam."Lu tuli apa bisu, ngapain ade gua lu?? "
"Ka, yang ga kaya kamu pikirin ko"
Jelas ku, namun nampaknya Arka tetap terlihat dengan penuh emosi menatap Syam dengan tajam.Tatapan yang begitu kuat, ada apa dengan Arka sampai iya menjadi seperti ini?
"Arka" Ucapku sambil memeluk Arka dari belakang, mencoba meredakan amarah Arka.
"K-kalian homo" Tanya Syam dengan polos nya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
the twins story
Short Storybagaimana keadaan mu jika menyukai saudara kembarmu? arghh sungguh mustahil dan juga ta mungkin bersatu, namun ini nyata adanya.. kelanjutan dari kisah masa sma kita{ bagas dan iqbal}