part 13

2.4K 199 35
                                    

"Pengangan nanti jatuh" Kata syam menarik tangan ku untuk Memeluknya

"Bukanya aku sudah jatuh??? "

"Jatuh???? " Syam heran sambil menarik tangan untuk mempererat pelukan.

"Jatuh cinta dan jatuh kedalam pelukanmu"

"Kau bisa saja deva" Ucap Syam, Deva hanya tersenyum malu yang terlihat dari kaca spion.

"Hei kita berenti dimana katanya mau pulang? " tanya Deva yang sadar bahwa saat ini dia sadar telah berbeda arah

"Kita jalan jalan sebentar saja, bukankah kita harus merayakan hari yang luar biasa ini?? "

"Iya tapi kemana kita akan pergi? Bagaimana jika arka nanti marah? Trus bubu yang khawatir padaku? Apalagi babeh nanti kena..  Belum sempat Deva menuturkan kata katanya tapi syam telah menciumnya terlebih dahulu

"Kau  begitu cerewet yah"

" Tapi.. , elak Deva namun kembali syamenciumnya

"Percaya padaku aku tidak melakukan hal yang tidak tidak padamu"

"Sungguh? "

"Berbohong pada orang yang kita cintai itu adalah dosa besar dan hal yang bodoh, mari ikuti saya Dev"
Ajak Syam sambil menarik tangan Deva.

Ternyata ini adalah tempat dimana pertama kalinya Syam dan Deva bertemu, ya di sebuah toko buku tak jauh dari pinggiran gang kota.

Deva seakan kembali mengingat dimana iya pertama kali pertemuannya yang menyebalkan.

"Mengapa kau membawaku kemari? "

"Supaya ingat pertama kali saya menemui seseorang yang mampu membuat saya jatuh cinta dalam hitungan kedipan"

"Kau bisa saja syam" Sebisa mungkin Deva sedikit menjauh karna iya begitu malu dengan kelakuan  syam yang makin menjadi jadi.

Syam yang melihat Deva sangat antusias membaca sebuah novel bertema percintaan, sekilas Deva sangat menghayati tiap kata dalam lembaran buku itu.

"Deva saya lapar, Syam mencoba mengalihkan perhatian Deva yang sangat serius membaca buku itu.

" Sana keluarlah kalau lapar"

Kata itu berhasil membuat Syam sedikit cemberut karna Deva tetap memprioritaskan buku yang iya baca

"Saya sangat lapar Deva"

"Didepan toko buku ada kedai makanan, pergi dan makanlah setelah selesai kembali lagi kemari"

"Tapi saya tidak mau makan itu"

"Ya cari tempat makan yang lain yang kau suka"

"Tapi aku mau makan yang ini,  syam langsung melumat bibirku dengan lembut dan mengganas awalnya aku terkejut namun semakin lama aku menikmati ciuman itu.

Syam mulai menjelajahi lebih dari sekedar ciuman, tangannya mulai masuk dalam bajuku sampai lupa bahwa kami masih berada ditoko buku.

" Kita butuh kamar Deva"

"Hei apa yang kalian lakukan disini" Pekik seorang pria tua pemilik toko buku, demi apapun aku terkaget rupanya sedari tadi kami diamati oleh bapak bapak pemilik toko.

Syam lalu mendekati si bapak itu lalu membisikkan suatu hal yang aku tidak tau apa yang bicarakan, setelah cukup lama Syam dan si bapak itu berbicara lalu kembali padaku dengan senyuman biadapnya.

"Apa yang kau bicarakan pada bapak tua itu? "

"Sudah lupakan ga penting"

"Ko gitu kan aku mau tau Syam"

"Saya cemburu"

"Cemburu kenapa kan aku mau tau aja" Tanyaku dengan heran

"Kau miliku hanya cukup bahas tentang kita atau arka, selebihnya saya cemburu"

Aku hanya terdiam loding otakku cukup lama mungkin karna lapar atau kata kata Syam yang menurutku cukup aneh, entahlah jangan bahas yang ta penting.

Kami pergi , mencari tempat yang cukup aman untuk melanjutkan adegan tadi. Kalian tau betapa tabunya masyarakat kita mengenai hal hal yang berbau dunia kemahoan, bahkan bisa dikatakan meraka semua munafik secara tidak langsung dengan sikap mereka, yang jelas setauku tingkatan dunia pecinta pelangi cukup banyak.

Entah kemana kami pergi aku ga tau kemana arah tujuan ini, cukup menjauh dari hiruk pikuk perkotaan tempat tinggalku.

Sepanjang jalan aku coba menikmati tamparan angin malam yang cukup nikmat sesekali mencuci mataku melihat beberapa cowo cowo tampan. Kalian ngerilah filing uke itu bagaimana.

Namun setiap kali aku melirik kepada pria lain, maka saat itu pula Syam berhenti lalu mencium ku dengan alasan membayar rasa cemburunya karna aku melihat laki laki lain  selain dirinya dan arka.

Sampailah di sebuah per kost yang sangat rapih, ini pertama kalinya dalam hidupku melihat ini.

"Apakah kau tinggal disini syam? "

"Iya kita akan tinggal disini"

"Kita? " Tanyaku heran

"Iya kita, karna kau miliku malam ini"

"Apa cuma malam ini aja? " Aku kesal apa maksudnya malam ini apa aku hanya pemuas nafsunya saja?

"Iya malam ini dan seterusnya sampai kita menua nanti" Ucapnya sambil mecolek pipiku dan tersenyum bangsad.

"Apakah kita bisa melanjutkan adegan yang menanggungkan di toko buku tadi? " Kini senyum bangsat mulai menguasai seluruh wajah Syam. .

"Baru hari ini dan malam ini kita jadian dan kau sudah meminta jatah?? " Tanyaku cukup frontal tapi emang adanya gitukan?

"Apa aku salah meminta hak ku pada kekasih ku yang manis ini,. Ucapnya lalu aku hanya melototinya sebagai protes ketidak setujuan ku padanya

" Baiklah kalau ga dapat malam ini, mungkin bisa malam selanjut untuk menjelajahi mu lebih jauh lagi"

Aku hanya mengalihkan pandangan ku seolah aku membenci perkataannya tapi tidak dengan pikiran dan hatiku yang sangat bahagia

"Deva kau tau aku seme mu, jadi siap siaplah jika suatu saat nanti aku khilaf kau harus menanggung akibatnya"

Aku kanget dengan ucapannya, lagipula Syam juga orang yang nafsuan arghh aku harus berjaga jaga

"Tenang bukan sekarang, nanti kalau khilaf juga pasti bilang" Timpalnya dengan seyum bejat om pedophil

Arghh lupakan kini aku berbaring dikostnya yang rapi dan bersih aku ga nyangka Syam orangnya rajin juga, kenapa otaknya ga ikut bersih juga ya kaya sifatnya.

Entahlah lama lama aku tertidur di kasur ini, tidak besar tapi sangat nyaman dengan aroma tubuhmu dari orang yang aku sayang, bukannya bucin tapi beneran wangi banget gabakal kalian bau iler, iyuhh...

"Hai bangun, bukankah kau ingin pulang atau ingin tidur disini bersamaku?" Ucap Syam sambil menepuk pipiku dengan halus

"Kau sangat tampan Syam" Ucapku dalam alam setengah sadar kukira ini dalam mimpi ternyata bukan, arghh malu

"Bagaimana aku tidak tampa, uke ku aja begitu manis dan lembut"

"Deva aku ingin memakan mu sekarang, belum sempat menjawab Syam sudah mulai Meciumku

Melumat sampai tidak ada kata ampun namun ini sangat lembut.

Tangannya mulai meraba sambil melucuti pakayanku secara perlahan sampai tidak ada sehelai benangpun menutupi tumbuhku.

Syam mencumbu tanpa ampun meninggal jejak diseluruh tubuh lalu iya tersenyum seperti mafia yang puas atas hasil kerja kerasnya.

" Sekarang aku tidak bisa menahan lagi Deva, inikah saatnya........


Next chapter...

the twins storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang