part 5

4.4K 341 30
                                    

Aku sangat antusias sekali sore ini, hal yang paling aku tunggu tunggu datang juga, aku belajar mengendari sepeda motor dengan penuh suka cita.

"Seneng amat, jatuh cinta sama siapa tuh" Tanya arka sambil memakaikan helm dikepala ku, sedangkan aku kegirangan duduk dibagian kemudi speda Motor.

"Sama arka, ka ayo cepetan uda ga sabar nih" Kataku seperti bocil yang girang diberi eskrim.

"Yauda tapi uda taukan cara hidupin dan jalanya?? "

"Uda dong ka" Jawabku mantap.

"Yauda mulai " Ucap arka sambil duduk dibelakang menyuruhku untuk segera jalan.

Sedikit ada rasa takut sih, tapi kata arka gas gas aja pelan pelan lagian pula ini motor beat jadi ga ribet, jatuh bersama sama dan bangun sama sama lagipula kalau jatuh ga begitu sakit kata arka.

Dengan pelan pelan serta kehati-hatian aku mulai menjalani motor ini sampai akhir kujalankan motor ini.

Aku teriak, tertawa girang, dan begitu senang ternyata belajar menaiki speda motor segampang ini?? Semuda ini kata naik sepeda tapi ga usah digores tinggal digas aja?? Arghh inimah sangat mudah.

Arka hanya terseyum melihat Deva bertingkah laku seperti anak kecil, dia sangat bahagia dengan tingkah laku bodoh dari adiknya ini.

"Kaa, berhubung aku uda bisa bawa motor nih gantian kita jalan jalan tapi arka aku bonceng" Dengan nada yang songong aku berkata seperti itu, namun arka hanya ber "ehem " Saja sambi memeluk diriku.

Sore ini kita jalan jalan ke taman, cukup sepi ditaman ini tapi baguslah setidaknya aku dan arka lebih sedikit leluasa melakukan sesuka hati kami.
Kami duduk dibangku taman sedikit pojok dan didepan kami sepasang kekasih yang berpacaran.

Aku melihat mereka saling bercengkrama memeluk, dan terlihat sangat romantis aku sampai iri melihatnya_-

Kenapa mereka bisa uwu uwuan dan aku cuma liat mereka doang, rasanya uwu itu gimanayah ada yang bisa jelasin ga???

"Kenapa de ko manyun gitu? " Tanya arka yang sedari tadi memperhatikanku.

"Ka liat itu" Kataku sambil menunjukan orang yang pacaran.

"Owh" Ucap arka yang sebodo amat.

"Ih oh dong dasar nyebelin" Ucapku sambil sedikit mejauhi si arka_-

Namun arka menariku dan meciumku layaknya kami sepasang kekasih.

"Ih arka apasih jangan kaya gini maluu mana diliatin lagi"

Tapi arka tetap diam dan malah mencium bibirku dengan lembut.

"Arka cuma baca pikiran Deva yang mau kaya mereka kan" Ucap arka kembali menciumi pipiku.

Aku hanya terdiam tersipu malu, semua Orang yang ada ditaman memperhatikan aku dan arka, ga kebayang betapa malunya diriku ada yang tertawa, ada yang foto dan ada pula yang Meng vidiokan kami berdua sedang arka tetap tidak perduli.

Aku yang sedang begitu kesalnya, namun arka menarik ku kedalam pemukanya yang nyaman  yang membuat diriku sedikit tenang dan mulai ta memperdulikan orang yang ada di sekitar kami.

"Sampai kapanpun dan dimanapun arka dan Deva akan selalu seperti ini, arka punya Deva dan Deva akan punya arka" Ucap arka sambi mencium kepalaku.

"Tapikan aku malu kaa" Ucapku yang bersembunyi didada bidang arka.

"Uda jangan malu, biar nanti urusan arka "

Aku hanya terseyum atas perbuatan abangku ini, dia sangat menyebalkan tapi aku selalu nyaman. Dengan tingkah laku yang bodoh dan ta pernah berfikir panjang menurutku tapi sangat indah.

Arka pov.

Gua senang akhirnya bisa mengajarka deva menaiki motor sendiri, jadi aku lebih sedikit leluasa namun gua takut Deva semakin menjadi liar dan jauh dariku.

Sore ini setelah ia sudah mulai lancar mengendarai sepeda motor, dengan penuh bangga dan rasa sombongnya ia mengajak gua keliling kota , gua senang karna gua bisa memeluk ade gua yang tersayang ini.

Terbesit difikiran ku saat kami berjalan santai semua orang selalu fokus kepada deva, terutama cewe cewe centil dan beberapa orang laki laki yang melirik deva dengan penuh arti, itulah alasan mengapa gua memeluknya supaya opini meraka gua lah sang pemilik deva.

Sampai pada akhirnya kita berenti disalah satu taman diujung kota, berjalan sejenak setelah itu kami beristirahat sambil menikmati senja ditaman, sampai kita duduk.

Saat gua hendak mengajak berbicara deva namun iya tidak meresponku, ia fokus dengan sepang kekasih yang sedang bermesraan, gua tau umur gua dan deva bisa dikatakan cukup untuk miliki pacar banyak yang menyatakan rasa suka padaku, namun gua menolak meraka begitu pula dengan deva.

Namun bubu selalu berkata sekolah dahulu baru memikirkan tentang persaan. Itulah yang membuat gua dan deva semakin dekat, gua yang melihat deva memiliki rasa ingin seperti sepasang kekasih didepan gua memiliki cara.

Gua memeluk deva, mencium dan memeluknya. Sebentar gua sedikit malu melakukan ini tapi semua demi adiku. Deva yang sedikit malu dengan pipinya yang memerah sungguh ini sangat lucu yang membuat gua ta berhenti hentinya untuk menciumnya lagi dan lagi.

Semua orang melihat kepada kami ada yang suka dan pula yang membenci tapi gua ta mau berfikir tentang itu, yang gua fikirkan kebahagiaan gua dan ade gua bukan mendengar kata kata dari mereka.

Normal pov.

Hari mulai semakin sore dan semakin indah, arka membelikan ku es cram dasar arka dia ini tau aja caranya buat aku selalu tersenyum.

"Arka, kaaa"

"Iya de ada apa nih"

"Ka, kalo arka uda punya pacar nanti kita masih tetep bisa kaya Ginikan?"
Tanyaku pada arka

"Kenapa ko nanya kaya gitu hmm"

"Ya aku takut aja kalo arka uda punya pacar nanti ga sayang lagi sama aku, trus aku dilupain gitu aja" Ucapku sedih kan nanti kalo uda dewasa pasti sibuk sama pasangan masing masing.

"De, arka ga akan kaya gitu sampai kapanpun kita harus bareng karna sampai kapanpun  Deva itu yang utama buat arka pasti arka juga milih Deva ko, jangan  sedih" Ucap arka sambil menghapus air mataku dan mengajak ku untuk pulangg.

Lalu aku bangkit dari tempat duduk taman mengikuti arka dari belakang untuk pulang.

"Siapa yang mau bawa motor" Tanya arka sambil memasangkan helm dikepala ku.

"Arka aja, aku mau peluk arka gantian"

"Dasar ayo naik uda gelap de"

Aku dan arka meninggalkan taman menuju pulang kerumah, namun saat kami berjalan aku melihat syam sedang menuju gedung kosong dengan seorang wanita.

Apa  yang dia ingin lakukan bersama wanita itu di gedung kosong malam malam seperti ini aku mencoba lagi memanggilnya

"Syam" .

Syam melihat ku dan melepas tangannya yang semula mengandeng yang mengandeng tangan wanita itu.

  

     *******

Maaf kalo ada typo,
Typo is my life


the twins storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang