-Page 3-

922 177 8
                                    

Seungmin memandang jendela kamar luarnya, di balkon kamarnya terlihat ada pot bunga yang mengelilingi serta ada sarang burung yang berisi burung origami. Sengaja Seungmin buat setahun belakangan ini, jadi origaminya sudah cukup banyak.

Seungmin keluar ke balkon kamarnya, menyirami satu per satu pot bunga disana. Dari arah balkon kamar ini terlihat pemandangan rumah disebelahnya yang telah belasan tahun kosong, Seungmin merasa rindu dengan teman sebaya nya dulu yang tinggal disitu.

Saat kecil setiap bangun pagi mereka pasti akan menyapa dan melambaikan tangan mungil mereka, lalu temannya itu akan berteriak "Yang sampai depan duluan yang menang, kalo kalah harus traktir coklat!!!" setelah itu Seungmin sengaja mengalah agar bisa mentraktir temannya itu coklat.

"Hyunjin ayo balik, gue kangen . . ." lirih Seungmin.

"Seungmin sayang, udah selesai siap - siapnya? Ayo sarapan" Seungmin berbalik dan melihat bundanya sudah membawa nampan berisi nasi goreng dan menu sarapan lainnya.

"Loh bunda? Kok dibawa kesini?" tanya Seungmin heran.

"Kita hari ini enggak sarapan bareng dulu, di bawah ada koleganya ayah kamu tiba - tiba aja gitu nongol, jadinya mereka sarapan bareng. Suasananya gak enak, bunda aja gasuka tadi, jadilah bunda inisiatif bawain kamu makanan aja sekalian biar bisa kabur hehe," jelas Bundanya.

"Astaga dasar bunda, yaudah makasih ya udah dibawain sarapannya," Seungmin duduk di meja belajarnya bersiap menyantap sarapan yang diberi bundanya itu.

"Oh iya jangan kelamaan ya, ditunggu sama cowok yang semalem nganterin kamu pulang. Orangnya bunda suruh duduk di teras, jadi cepet ya,"

Begitu bunda keluar Seungmin langsung panik dan memakan sarapannya dengan terburu - buru, begitu juga dengan meminum obat miliknya. Seungmin tahu yang bunda maksud itu adalah Chan.

Selesai sarapan dia kembali mengecek penampilannya, dan setelah itu dia mengambil botol minuman yang rencana akan dia berikan ke Chan nanti saat Chan sedang latihan basket.

Seungmin turun, dan benar saja dia menemukan Chan di teras rumahnya. "Loh kak? Kok disini?" tanya Seungmin.

"Gue pengen aja jemput lo," jawab Chan.

"Owh yaudah bentar aku pamit dulu ke bunda," Seungmin berlari kecil masuk kerumahnya.

Sekitar lima menit kemudian Seungmin sudah kembali, Chan memberikan helmnya. Semalam mereka berdua naik mobil tapi kali ini mereka berdua naik motor.

"Kalo udah di pake helmnya ayo naik ke motor gue," ujar Chan yang sudah  duduk diatas motor.

Seungmin naik ke atas motor, tangannya memegang besi belakang motor Chan. Seungmin merasa akan canggung jika dia memeluk Chan, tapi Chan malah sekarang menarik kedua tangannya dan melingkarkannya ke pinggang Chan sendiri.

"Peluk gue aja, ntar jatoh bahaya," ujar Chan.

Selama di perjalanan pipi Seungmin bahkan masih memerah karena perlakuan Chan yang tadi, Seungmin bisa merasakan hangatnya punggung Chan, mungkin ini rasanya dipeluk oleh Chan.

Di parkiran sekolah Chan dan Seungmin menjadi pusat perhatian siswa yang lain, apalagi siswa yang sekelas dengan Seungmin. Kemarin baru saja Chan marah - marah ke Seungmin, sekarang malah yang dilihat mereka berangkat bersama.

"Yaudah ayo masuk kelas," Chan menggandeng tangan Seungmin. Tentu Seungmin kaget dengan perlakuan manis Chan ini, maksud dia kan ini baru hari ketiga masa sudah selancar ini. Aneh.
















"Mulus banget ni men pdkt nya," sindir Han begitu Seungmin masuk kelas.

"Apa sih,"

"Btw min bener kata Han, bisa - bisa nya lo udah berangkat bareng," timpal Felix.

"Gue aja gatau wkwk, rejeki anak ganteng kali. Tapi bisa aja cuman karena kak Chan ngerasa bersalah karena kemarin sih," jawab Seungmin.

Kedua sahabatnya mengangguk, menyetujui spekulasi Seungmin, apalagi mereka juga melihat dengan nyata kemarin Chan termasuk kasar dan berlebihan ke Seungmin.

"Owh iya nanti kita jamkos waktu olahraga, rencana kelas kita mau tanding basket lawan kelas 12. Kalo gak salah kelasnya kak Chan, mau ikutan basket gak?" tanya Han.

"Gak ah, kalo baseball baru gue ikutan. Lagian kan lo berdua tahu gue gaboleh kecapekan," jawab Seungmin.

"Gue ngikut Seungmin hehe, kalo tanding bikin brownies baru gue ikutan. Btw nanti kita berdua siap nyemangatin lo," jawab Felix.

"Hadeh, yaudah awas aja ya lo min gak nyemangatin gue malah nyemangatin pihak lawan," ancam Han.

























Anak - anak kelas XI IPS 1 dan kelas XII MIPA 4 sudah bersiap di lapangan, siswa - siswa yang bertanding juga sudah siap di tengah lapangan.

Siswa - siswi yang menonton di pinggir lapangan tak hanya berasal dari kelas yang bertanding saja, ada beberapa siswa lain bahkan ada yang membolos dari kelasnya demi menonton ini. Sudah menjadi rahasia umum jika banyak atlet basket berbakat yang berasal dari kedua kelas ini, XI IPS 1 dan XII MIPA 4. Jadi pertandingan kali ini pasti seru.

Awalnya semua berjalan biasa saja, Seungmin dan Felix menikmati pertandingan ini apalagi melihat Han sahabatnya yang sudah meningkat kemampuan basketnya. Tetapi, semuanya menjadi panik saat salah satu siswi dari kelas Chan ada yang pingsan.

"AAAAA MINAAA PINGSAN," Seungmin kenal nama itu, Kak Mina.

Dengan matanya bisa dilihat Chan langsung panik dan mengangkat tubuh Mina serta menjauh dari lapangan, Seungmin melihat semuanya. Wajah Chan yang sangat khawatir, mengkhawatirkan orang lain. Seungmin menunduk, dia semakin yakin kalau kakak kelasnya itu jadi baik tadi hanya karena merasa bersalah karena kejadian kemarin saja.

"Lagian gue berharap apa . . ." Batin Seungmin.





———

Hai semuanya
Ciee yang ketemu sama aku tiap hari sampe tanggal 14 nanti
Aku harap kalian suka cerita ku yang ini!!!

𝐅𝐎𝐔𝐑𝐓𝐄𝐄𝐍 𝐏𝐀𝐆𝐄𝐒 <Chanmin Special Valentine>✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang