- Page 7 -

823 170 13
                                    

Pagi - pagi sekali Chan sudah pergi menuju rumah Seungmin, semalam Seungmin tiba - tiba hilang di bioskop. Dia merasa semalam sudah keterlaluan, bahkan Mina sampai ikut marah kepadanya.

Saat Chan mengetuk pintu, anehnya ternyata yang membukakan pintu adalah Minho. "Loh Lo? Ngapain disini?" tanya Chan.

Minho kaget, dia bingung harus jawab apa. Semalam dia setelah jemput Seungmin ke rumah sakit, ayahnya minta Minho untuk menginap dan jaga Seungmin selama beberapa hari.

"Ah itu  . . ."

"Kak Chan?" Minho belum melanjutkan jawabannya tapi Seungmin datang tiba - tiba.

"Semalem kenapa lo tiba - tiba pergi?" tanya Chan datar.

"Ahh maaf, soalnya . . .eumm orang tua aku semalem harus pergi, terus aku harus pulang soalnya kan mereka mau liat anaknya dulu sebelum pergi . . ." Bohong Seungmin.

"Terus hp aku lowbat waktu dijalan pulang, jadi ga sempet ngabarin kak Chan," walau terdengar sedikit tidak masuk akal tapi Chan masih bisa menerima jawaban Seungmin.

"Terus ini Minho ngapain disini?"

"Gue . . ."
"Kak Minho disuruh jagain aku selama bunda ayah pergi, ada Jeongin juga tapi. Kak Chan kenal Jeongin kan?" potong Seungmin tiba - tiba.

"Owh iya satu tempat les basket, yaudah tapi keadaan lo baik - baik aja kan?"

"Iya kok baik - baik aja, bilangin maaf aku ke kak Mina juga ya karena main pergi aja gak pamit,"

"Ahh itu gapapa kok, btw gue juga minta maaf ya,"

"Buat apa?"

"Enggak kok, udah lo siap - siap aja, kita berangkat sekolah bareng,"

"Kak Chan udah sarapan?"

"Belum,"

"Yuk sarapan bareng," Seungmin menarik tangan Chan dan membawanya ke meja makan.

Minho dibelakang sebenarnya masih merasa kesal dengan perlakuan Chan ke Seungmin sejak kemarin, tapi kebahagiaan Seungmin juga adanya di Chan dia bisa apa.

Jeongin yang sudah berada di meja makan juga merasa kesal, dia mendengar ceritanya dari Minho semalam. Tapi semalam Seungmin juga terus membela Chan mati - matian.

"Kak Chan maaf ya cuman ada nasi goreng, cuman bisa masak itu. Itupun dibantu kak Minho sama Jeongin," ujar Seungmin.

"Iya gapapa," jujur Chan makan dengan suasana kurang enak, karena sedari tadi ada empat mata yang terus memperhatikannya.










Setibanya di sekolah Chan dan Seungmin langsung berpisah dari parkiran. Seungmin menuju kelasnya, sedangkan Chan pergi ke belakang sekolah diikuti oleh Minho.

Bughh . . .

Minho meninju Chan, "LO GILA YA?!" marah Chan.

"LO YANG GILA! MAU LO ITU APA?! LO MAU MAININ SEUNGMIN DOANG?!!!"

"MAKSUD LO APA?!!" Chan menarik kerah Minho.

"AAAAAA !!!!" Teriak Mina yang melihat kejadian di depannya, wajah Chan yang telah terluka karena pukulan Minho dan keadaan Minho yang sedikit lagi terkena pukulan Chan.

Minho menyeringai, "Oh jadi ini alasan lo pagi - pagi ke belakang sekolah? Selingkuh di belakang Seungmin huh?"

"Hah? Enggak kok ho, lo jangan salah paham gue sama Chan gak ada apa - apa. Lagian gue dukung seratus persen hubungan Chan sama Seungmin, gue kesini karena dipanggil Chan doang," jelas Mina karena takut terjadi salah paham.

Bugh . . .

Sekarang gantian Chan yang memukul Minho, dan dia juga yang menyeringai.

"Ahahah kalo iya gimana, dari awal gue cuman penasaran doang sama Seungmin. Dan hari ini disini gue niatnya mau nembak Mina. Salah dia sendiri yang dari awal jadiin gue sebagai bahan taruhan, jadi kemarin - kemarin gue nyakitin dia cuman sebagai balas dendam, gue gak salah kan?" Mina terdiam mendengar penjelasan Chan.

Bugh . . . Bugh . . .

Kali ini Minho memukulnya dua kali. "GILA LO?!! LO GATAU APA - APA JANGAN ASAL AMBIL KESIMPULAN!"

"Hahahah begitu juga dengan lo, urusin aja masalah lo sendiri."











Seungmin, Felix dan Han hanya diam ditempat. Mereka mendengar semuanya, Han dan Felix merasa bersalah begitu juga dengan Seungmin.

"Min . . . Maaf," lirih Han.

"Gapapa, untuk sementara kita pura - pura gatau apa - apa dulu aja ya," jawab Seungmin.

Setelah ini Seungmin berencana untuk memperlakukan Chan lebih baik, dia merasa bersalah sangat bersalah. Memang sedari awal ini salah dia kan. Sekarang Minho jadi ikut terlibat, rasa bersalahnya semakin meningkat.

Siang ini Seungmin menaruh roti di dalam loker Chan berharap dengan hal kecil seperti ini bisa mengurangi rasa bersalahnya. "Min ngapain disini?" tanya Changbin.

"Eh kak, gapapa hehe," Changbin melirik loker Chan yang sedikit terbuka.

"Kalo mau ngasih roti, kasih langsung aja kali,"  Seungmin menggelengkan kepalanya, jika dia bertemu Chan saat ini dia pasti akan sangat bingung. Dia harus berpura - pura tidak tahu atau harus langsung minta maaf.

"Enggak dulu deh kak, abis ini ada ulangan mau belajar. Yaudah ini rotinya kakaknya aja yang ngasih, titip ya dari Seungmin gitu," Changbin menerima roti tersebut.

Changbin awalnya ingin memberi tahu keadaan Chan, tapi melihat alasan kedua sahabatnya bertengkar adalah karena Seungmin. Sepertinya bukan hal yang tepat memberi tahu Seungmin.

Seungmin kembali ke kelasnya, namun yang dia temukan malah Minho yang sedang membereskan mejanya. "Loh kak??"

"Pulang, udah gue ijinin," Minho menarik tangan Seungmin.

"Tapi kenapa kak? Kenapa gue harus pulang???" Seungmin berontak mencoba melepaskan tangan Minho.

Minho menghela napasnya, "Papa mau ketemu," bohong Minho. Jika dengan berbohong begini pasti Seungmin akan menuruti perkataannya.

"Ei? Perasaan kak Minho bawa motor tadi pagi?" Tanya Seungmin begitu mereka diparkiran.

"Tukeran sama Changbin bentar, ayok masuk," Minho membukakan pintu mobil.

"Kak . . . Abis ini ke apotek dulu ya, muka kak Minho harus diobatin dulu," ujar Seungmin.

"Iya, masuk dulu," Minho mengangguk. Dia sudah tahu bahwa Seungmin mengetahui kejadian tadi pagi.



Di sisi lain ada sepasang mata yang hanya diam memperhatikan keduanya, seharusnya dia biasa saja kan. Tapi kenapa ada sedikit rasa kesal di dadanya? Masa iya dia merasa cemburu.


———

Lapor komandan penulis mulai oleng
Kawal kapal yang mana ini:)


𝐅𝐎𝐔𝐑𝐓𝐄𝐄𝐍 𝐏𝐀𝐆𝐄𝐒 <Chanmin Special Valentine>✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang