Hampir sebulan lamanya Arini selalu menghindar dari Kala. Ia akan berangkat kerja ketika Kala masih terlelap, serta pulang kerja ketika Kala sudah tidur. Di hari Sabtu dan Minggu, Arini juga selalu pergi ke Alexei Creative dengan berdalih bahwa Bagas dan rekan-rekannya masih membutuhkan bantuannya. Kantor Alexei Creative memang tidak pernah libur, apalagi ketika banyak acara yang harus mereka tangani. Kala hanya bisa bertemu Arini sekejap saja jika di pagi hari ketika akhir pekan. Meskipun sangat menyesakkan dadanya, Kala masih bersyukur bahwa Arini tidak sampai meninggalkan apartemen.
Hari-hari Kala menjadi sepi. Entah kenapa waktu pun mengizinkan Kala dan Arini hanya untuk bertemu sekejap saja. Padahal dua hari lagi, Kala harus kontrol kandungannya kembali ke klinik. Ia pun mengirim pesan singkat kepada istrinya.
"Yin, hope you can accompany me on Friday. We miss you, Mama." Pesan Kala untuk Arini dengan tidak lupa menyertakan emoji bayi. Arini hanya menghela nafas panjang menerima pesan dari Kala. Ia lalu meletakkan ponselnya dan kembali bekerja.
Sejam, dua jam, tidak ada balasan dari Arini. Kala melempar ponselnya dan menangis di kamarnya. Ia memandang foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding kamar. Betapa Kala sangat merindukan tawa bahagia seperti saat mereka mengikat janji di hadapan pastor dan upacara adat. Betapa Kala sangat merindukan dekapan hangat dari Arini. Entahlah, sejak mengandung, perasaan Kala berubah menjadi sangat sensitif. Tak terhitung air mata yang sering ia tumpahkan. Terutama ketika pagi hari dan ia mengalami morning sick. Pasti ia akan menangis dan merasa kakinya sudah tidak berpijak di bumi lagi dan Arini, Arini pasti sudah berangkat ke kantor dan tidak bisa melihat kesukaran dan kepedihan pagi harinya.
"Val...." Kala langsung menghamburkan diri kepada Valeria begitu ia membuka pintu apartemennya. Terisaklah Kala dalam pelukan Valeria yang baru saja datang dari Bali siang itu dan langsung menuju apartemen Kala Arini.
"Hola, cariño. How do you do?" Tanya Valeria seraya dengan lembut membelai rambut Kala.
"Worst!" Ujar Kala dalam isak tangisnya. Valeria menghela nafas dan lalu mengecup kepala Kala.
"I don't know how to cope with this situation." Kata Kala. Valeria lalu menghapus air mata Kala.
"You're strong, mi amor. This shall pass too. Arini will come back to you. You're the love of her life. Eres el amor de su vida. " Kata Valeria menenangkan Kala dan meyakinkan Kala bahwa ia adalah cinta di dalam hidup Arini.
"But what if she doesn't forgive me?" Tanya Kala.
"She will always forgive you and thinking about you, mi amor." Kata Valeria berusaha menenangkan Kala. Tangis Kala perlahan mereda mendengar kata-kata Valeria. Salah satu hal yang tidak berubah dalam diri Valeria adalah kebijaksanaannya. Ia bisa menjadi sosok yang sangat tegas, tapi juga bisa menjadi sosok yang lembut dan menenangkan.
Hari ini Valeria menemani Kala hingga terlelap. Setelah hampir setiap hari Kala menghubunginya hanya untuk berkeluh kesah, akhirnya hari ini ia dapat melihat senyum dan tawa dari Kala. Ia senang karena kedatangannya dapat sedikit mengobati kepedihan Kala.
"Val..." Ucap Arini yang terkejut melihat Valeria tengah duduk di sofa seraya merokok ketika ia pulang tengah malam.
"Hola, cariño." Kata Valeria yang langsung menyambut dan mengecup kedua pipi Arini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Arini
RomanceMereka adalah perpaduan kopi dan susu, menjadi sebuah latte. Terkadang ditambahkan sedikit gula, tetapi terkadang dibiarkan pahit begitu saja. Bagi Kala, Arini adalah manifestasi dari ketulusan hati. Sedangkan bagi Arini, Kala adalah nyanyian dari s...