Kala masih belum sadarkan diri. Meskipun kondisinya sudah cukup stabil dan sudah melewati masa kritis, matanya masih enggan untuk terbuka. Kata dokter, kemungkinan dua atau tiga hari lagi baru akan sadarkan diri. Namun, bisa juga lebih cepat atau lebih lama. Saat ini yang bisa dilakukan hanya lah menguatkan Kala setiap harinya dan tentu saja berdoa untuknya.
Tjokorda Bayu dan Mary Louise secara bergantian menemani Kala bersama Arini. Terkadang, mereka memutarkan lagu lagu kesukaan Kala. Terkadang pula, mereka mengajak Kala berbincang seolah - olah Kala bisa mendengarkan dan menanggapi obrolan mereka.
"Om, Tante, ada Ibu mau jenguk Kala." Ujar Arini pada Tjokorda Bayu dan Mary Louise ketika mengetahui Gayatri sudah ada di lobby rumah sakit.
"Silahkan nak, ajak masuk Ibumu." Kata Tjokorda Bayu pada Arini. Arini lalu menjemput Gayatri dan mengajaknya masuk ke ruang perawatan Kala. Gayatri disambut hangat oleh Tjokorda Bayu dan Mary Louise. Bahkan kedua perempuan itu saling berpelukan dan saling menguatkan walaupun baru bertemu untuk pertama kali.
"Terima kasih karena sudah peduli dengan putri kami, Mbak." Ucap Tjokorda Bayu kepada Gayatri.
"Kala sudah membawa kebahagiaan untuk keluarga kami, Mas. Terima kasih karena mengizinkan Arini berteman dengan Kala." Balas Gayatri kepada Tjokorda Bayu. Mary Louise lalu membisikkan sesuatu kepada Tjokorda Bayu. Ia tersenyum kepada istrinya.
"Arini, ayo temani Om beli kopi di bawah." Ajak Tjokorda Bayu kepada Arini. Iya pun mengikuti saja ajakan itu.
"Let's have a seat." Mary Louise mengajak Gayatri duduk di sofa.
"Akhirnya saya bertemu dengan Mama dan Papa Kala." Ucap Gayatri kepada Mary Louise.
"Iya, Mbak. Begini lah kami yang sudah lama meninggalkan Indonesia. Bahkan kami juga belum pernah kembali lagi ke Bali sejak 2010. Padahal saudara - saudara Papa Kala kadang meminta kami untuk mengunjungi mereka." Kata Mary Louise.
"Arini sedih sekali waktu tahu Kala harus pindah ke Australia karena hampir bersamaan Ayahnya juga dipanggil Yang Maha Kuasa. Saya sampai bingung harus menghibur Arini seperti apa. Akhirnya, saya merelakan dia untuk berkuliah di California. Biar nggak kepikiran Ayahnya dan Kala terus." Ujar Gayatri.
"Maaf ya mba karena waktu itu kami sempat memisahkan Arini dan Kala." Kata Mary Louise mengingat kejadian sewaktu Kala coming out kepadanya dan Tjokorda Bayu. "Meskipun saya orang Barat, tapi di keluarga saya di Inggris tidak ada yang gay atau lesbian. Jadi, saya waktu itu agak bingung menanggapi Kala. Berbeda dengan Papanya yang sangat syok, yang kemudian dalam keadaan marah memutuskan untuk mengirim Kala ke Switzerland. Tapi kejadian Kala mencoba bunuh diri, telah sangat menyadarkan Bayu dan saya untuk menerima orientasi seksual Kala."
"Sebenarnya, saya dan Ayahnya Arini sudah tahu terlebih dahulu tentang hubungan mereka sewaktu SMA. Dari awal, kami sudah berdiskusi, apa pun yang terjadi dengan Arini atau keputusan yang akan dia ambil di masa depan, kami harus tetap menerima dan melindunginya." Kata Gayatri.
"Saya belum pernah melihat Kala mencintai orang lain seperti ia mencinta Arini, Mbak. Bahkan sewaktu Kala menjalin hubungan dengan yang lain, kami kira dia sudah benar - benar move on. " Ucap Mary Louise seraya menatap Kala. "Tapi begitu saya dan Bayu bertemu Arini, saya sudah bisa menarik kesimpulan bahwa pantas saja dia tidak bisa berpaling ke yang lain. Pantas saja ada orang lain yang juga nggak bisa berpaling dari Arini." Gayatri tersenyum mendengar ucapan Mary Louise.
"Arini sebenarnya juga bercerita tentang Adinda van der Molen. Akan tetapi, ia tidak pernah seantusias seperti ia bercerita tentang Kala." Ucap Gayatri. Mary Louise lalu meraih tangan Gayatri.
"Mbak, apa Mbak Gayatri tidak keberatan jika setelah Kala sembuh, kami datang ke rumah untuk melamar Arini?" Tanya Mary Louise. Tentu saja, Gayatri sangat terkejut mendengar keinginan orang tua Kala. Rasa haru pun tak dapat terbendung. "Ya mungkin, hanya saya, Bayu, dan Kala yang akan datang ke rumah. Mengingat di negara ini hubungan sesama jenis belum bisa diterima. But, all i want is the happiness for her."
"Dengan senang hati, Mbak. Saya sampai speechless dan bingung mau menanggapi apa. Jika Ayah Arini masih ada di sini, ia tentu juga akan sangat bahagia."Ujar Gayatri. Mereka berdua lalu berpelukan. Tepat ketika Gayatri dan Mary Louise sedang berpelukan, Arini dan Tjokorda Bayu masuk ke ruang perawatan Kala. Ia sungguh terheran melihat ibunya dan Mary Louise memandangnya dengan haru.
"Is everything alright?" Tanya Arini yang bingung.
"Sure, darling." Jawab Mary Louise. Ia kemudian menghampiri Arini dan mencium pipinya.
"Setelah Kala sembuh, Mama dan Papa Kala akan ke rumah untuk melamarmu." Ujar Gayatri pada Arini. Mary Louise dan Tjokorda Bayu tersenyum seraya mengangguk kepada Arini.
Arini mendekatkan diri ke ranjang Kala. Dikecupnya kening kekasihnya itu. Tiba - tiba, Arini dikejutkan dengan setetes air mata yang mengalir di pipi Kala disertai gerakan jari Kala yang seolah - olah ingin meraih sesuatu. It's a bless.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Arini
RomantikMereka adalah perpaduan kopi dan susu, menjadi sebuah latte. Terkadang ditambahkan sedikit gula, tetapi terkadang dibiarkan pahit begitu saja. Bagi Kala, Arini adalah manifestasi dari ketulusan hati. Sedangkan bagi Arini, Kala adalah nyanyian dari s...