Masih terngiang jelas suara musik gamelan khas Bali atau biasa disebut gambelan, yaitu seperangkat alat musik tradisional, yang menjadi iring - iringan prosesi pawiwahan Kala dan Arini. Lengkingan pentatonisnya menyatu menjadi harmoni bersama senyum dan doa dari keluarga dan kerabat terkasih. Yang pada awal mulanya terjadi penolakan, pada akhirnya dengan perlahan mau menerima dan merayakan penyatuan jiwa dari dua insan hawa dalam ikatan pernikahan. Hal yang tidak pernah ada dalam bayangan Kala dan Arini, namun selalu menjadi harapan dalam alam bawah sadar mereka. Melalui perjalanan yang penuh rintangan dan jalan terjal, melintasi benua, menentang sosio - kultural masyarakat mayoritas yang terkadang sok moralis dan religius, maka sampailah Kala dan Arini pada permulaan biduk rumah tangga. Terdengarnya aneh memang, akan tetapi orang lain hanya melihat dari kacamata stigma yang dilanggengkan oleh masyarakat tentang pasangan sesama jenis. Tidak akan ada habisnya apabila kita menuruti kemauan mereka. Biarlah perjalanan baru ini hanya dirasakan dan dirayakan oleh Kala serta Arini. Tentu saja bersama orang - orang yang menerima dan menjadi saksi mulai dari awal perjalanan kisah mereka berdua.
Sudah satu bulan sejak peristiwa sakral itu. Kala dan Arini kini tengah menikmati tour panjang bulan madu mereka di tempat - tempat yang indah di Indonesia. Mulai dari Pulau Sumatera, Kala dan Arini mengunjungi salah satu kota yang terkenal dengan rumah makan yang selalu ada di sudut kota di Indonesia. Ya, Padang. Kala dan Arini mengawali sesi bulan madu pertama mereka sebagai pasangan yang terikat secara hukum Australia di Kota Padang. Di Padang, Kala dan Arini mengunjungi Taman dan Jembatan Siti Nurbaya, Danau Maninjau, Pantai Padang, dan Pantai Carolina. Tak luput juga Kala dan Arini menikmati beberapa kuliner terkenal dari kota itu, seperti : Sate Padang Mak Syukur, Rumah Makan Lamun Ombak, dan Lontong Malam Turagi. Kurang lebih 4 hari 3 malam Kala dan Arini berada di Kota Padang. Lucunya, orang - orang mengira Kala dan Arini adalah kakak beradik. Memang apabila dilihat sekilas, wajah Kala dan Arini memang mirip. Mungkin karena itu lah mereka berjodoh? Kalau benar adanya bahwa jodoh adalah cerminan dari diri kita sendiri tanpa memandang jenis kelamin.
Destinasi wisata bulan madu kedua Kala dan Arini adalah Pulau Wakatobi yang terletak di Sulawesi Tenggara. Sehabis Pulau Sumatera, Kala dan Arini bertolak menuju Pulau Sulawesi. Oleh karena harus transit terlebih dahulu di Bandara Sultan Hassanudin Makassar akibat hanya ada satu waktu penerbangan menuju Wakatobi, Kala dan Arini pun sempat menikmati kuliner khas Makassar pada malam hari, yaitu Sop Konro Karebosi dan Coto Makassar Nusantara. Lalu, keesokan harinya, mereka terbang menuju Pulau Wakatobi. Di Pulau Wakatobi, Kala dan Arini mengunjungi Pulau Hoga dan Pulau Tomiya untuk diving dan snorkeling. Tak lupa, pada pagi hari mereka juga ikut memantau habitat lumba - lumba di Selat Kapota bersama petugas - petugas dari Taman Nasional Wakatobi. Pengalaman pertama sekaligus unik bagi Kala dan Arini melihat langsung kawanan lumba - lumba yang sedang menyambut pagi di Pulau Wakatobi. Senyum merekah dari bibir Kala seraya asyik memainkan kameranya untuk mengabadikan momen langka itu. Melihat Kala tersenyum, Arini pun ikut tersenyum.
Setelah satu minggu berada di Pulau Wakatobi, Kala dan Arini menuju destinasi wisata bulan madu mereka yang ketiga, yaitu Raja Ampat. Di sana, mereka menginap di penginapan terapung di Pulau Misool. Sama seperti di Pulau Wakatobi, Kala dan Arini pun lebih banyak melakukan aktivitas diving dan snorkeling. Berburu ikan bersama warga lokal juga menjadi salah satu aktivitas mereka. Kulit Kala dan Arini pun semakin kecokelatan dipanggang sinar matahari Pulau Wakatobi dan Raja Ampat. Bagi Arini, Kala semakin terlihat seperti aktris Hollywood. Rambutnya yang brunette , ditambah kakinya yang jenjang, serta dada dan pantatnya yang berisi namun bukan implan, membuat Arini berjuta - juta kali jatuh cinta kepada istrinya itu.
"Every single day, you look hotter, La when i look more 'kucel'" Bisik Arini kepada Kala sewaktu mereka saling berpelukan di bawah langit Raja Ampat. Kala pun tertawa terbahak - bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Arini
RomansaMereka adalah perpaduan kopi dan susu, menjadi sebuah latte. Terkadang ditambahkan sedikit gula, tetapi terkadang dibiarkan pahit begitu saja. Bagi Kala, Arini adalah manifestasi dari ketulusan hati. Sedangkan bagi Arini, Kala adalah nyanyian dari s...