Kala Arini - Madrid, 17 Tahun Kemudian

1.7K 114 10
                                    

"Feliz cumpleaños. Feliz cumpleaños. Te deseo cumpleaños. Feliz cumpleaños"

Jam menunjukkan pukul 00.00. Seorang remaja perempuan terbangun dari tidurnya karena terkejut ada yang menyanyikan lagu ulang tahun di hadapannya. Tampak dua orang paruh baya membawa kue ulang tahun rasa cokelat lengkap dengan lilin bertuliskan angka 17. Ia tampak enggan membuka mata dan ingin menarik selimutnya kembali. 

"Oye, lévantete, mi amor. Es tu cumpleaños." Ujar perempuan paruh baya yang memiliki rambut berwarna blonde dan sedikit rambut abu-abu membangunkan si remaja perempuan dan berkata bahwa ini adalah hari ulang tahunnya. Wajahnya masih segar meskipun usianya sudah memasuki 50 tahun, sehingga ia masih tampak seperti berusia 40 tahun. 

"No, madre, he tenido muchisimo sueño, por favor." Ujar si remaja perempuan mengatakan bahwa ia masih sangat mengantuk dan belum ingin bangun dari tidurnya. 

"Si sigues dormiendo, no voy a dar el video de Mama otra vez." Ucap si perempuan paruh baya mengancam si remaja perempuan jika ia tidak  bangun, maka ia tidak akan memberikan sebuah video dari Mama untuknya lagi. Perempuan yang membawa kue hanya tertawa melihat percekcokan ibu dan anak di hadapannya. Si remaja perempuan dengan setengah hati mengambil posisi duduk dan mengikuti keinginan ibunya itu. 

"Your daughter, tu hija." Ujarnya kepada perempuan paruh baya yang membawa kue ulang tahun.

"You too." Balasnya sambil geleng-geleng kepala. Ketika si remaja perempuan akan meniup lilin, ia menghentikannya.

"Make a wish first, sayang." Ucapnya dengan lembut. Si remaja perempuan kemudian memejamkan mata dan mulai menangkupkan kedua tangannya. Sekian detik, hingga akhirnya si remaja perempuan meniup lilin. "Happy birthday, my love, mi vida." Ujarnya yang lalu mengecup kening si remaja perempuan dengan erat. 

"Feliz cumpleaños, mi flor, mi guapisima." Ucap perempuan paruh baya yang satunya dengan mengecup kening si remaja perempuan dengan erat. 

"Me lo puedes dar ahora?" Pinta si remaja perempuan dengan wajah yang dimanis-maniskan. Si perempuan paruh baya berambut blonde hanya menggelengkan kepala.

"Ahora no, mama y madre van a dar mañana. te acompañamos para verlo como siempre. Puedes seguir dormiendo." Kata perempuan yang dipanggil Madre itu kepada si remaja perempuan agar menunggu hingga esok hari dan sekarang lebih baik ia meneruskan tidurnya. 

"Huft..." Ujar si remaja perempuan dengan muka cemberut. Dua orang perempuan paruh baya itu pun beranjak dari kamar si remaja perempuan. Tak lupa mereka memberikan kecupan hangat secara bergantian sebelum ia tidur kembali. 

Remaja perempuan itu bernama Apollonia Andrea Narayana Cortés atau biasa dipanggil Apollonia atau Polita, begitu salah satu ibunya memanggil namanya. Hari ini ia berulang tahun yang ke-17. Tujuh belas tahun yang lalu, Apollonia terpaksa harus dilahirkan lebih cepat karena kondisi sang ibu yang kritis dan ternyata, hanya nyawanya saja yang bisa diselamatkan. Sang ibu kandung meninggal beberapa jam setelah Apollonia lahir. Dari Jakarta, Apollonia pindah bersama dua ibu tirinya ke Madrid ketika ia berumur 8  bulan. 

"I don't believe she is seventeen now." Ucap Arini kepada Valeria yang sedang menuangkan wine ke gelasnya. 

"I still remember when we went to the beach for her first birthday, she cried a lot to feel the sea water on her foot. Lloró como después ver una fantasma." Balas Valeria yang masih mengingat-ingat masa lalu yang lucu. Arini tersenyum mendengarnya. 

Kala AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang