Kala Arini - Rahasia Selama Bertahun-tahun

2K 233 0
                                    

Arini melepaskan genggaman Kala. Ya, beberapa hari setelah Kala meninggalkan Arini, setelah ujian kelulusan itu, ayah Arini pergi untuk selama-lamanya. Sejak saat itu, Arini remaja selalu kesepian. Hari-hari ia habiskan untuk menangisi kepergian sang ayah dan kepergian Kala. Itu lah titik balik seorang Arini tidak mau lagi menjadi seorang pianis dan titik awal Arini masuk ke dunia show biz.

"Oh Gosh Yin, if you know what happened after our last phone call... "

Setelah kepindahan Kala ke Sydney, ia dan Arini memang masih intens berkomunikasi lewat telepon. Hampir setiap hari, Kala selalu menghubungi Arini. Bahkan ketika ayah Arini meninggal, Kala adalah orang yang setia mendengarkan tangis Arini setiap malam.

Akan tetapi suatu hari, Kala berhenti menghubungi Arini. Ia bagai hilang ditelan bumi. Tidak ada lagi yang menjadi pendengar setia Arini. Tidak ada lagi yang mendengarkan keluh kesahnya. Ya, sejak saat itu, Arini berubah menjadi sosok yang keras dan dingin. Ia juga menutup hatinya kepada siapa pun.

"What happened?" Tanya Arini

"Would you believe me if i told you all the things?" Kala masih tampak setengah hati untuk menceritakannya. Ia takut Arini tidak akan mempercayainya.

"Ceritain aja..."

Kala memulai dengan menceritakan pesan ayah Arini malam itu, dimana Arini melihat sang ayah mencium kening Kala.

"He already knew about your feeling for me without you saying it. He knew that you already loved me since the first time." Air mata Arini tak dapat terbendung lagi. Namun ia berusaha mendengar setiap cerita Kala.

"Dia menitipkan kamu kepadaku dengan segala kemungkinan yang terjadi di masa depan, Yin."

"Then why did you suddenly disappear without saying goodbye at that time? After we had the last phone call?" Tanya Arini seraya menyeka air matanya.

"Because i told my parents that i loved you." Ucap Kala dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Setelah mereka tahu, aku dijauhkan dari semuanya. Papa ngirim aku ke boarding school di Switzerland 2 tahun, Yin! 2 tahun! Kamu tahu at the end of day, i was comitted to suicide! Untung aja waktu itu ada temen yang nemunin aku di kamar mandi, Yin! My life being a whole dark since we were separated! I was nothing without you! I thought that my life was nothing! Sampai akhirnya aku berobat ke psikiater dan i had a girlfriend who helps me through the hard times. But, i couldn't love her the way i love you, Yin. Obviously till today." Kala tertunduk mengenang kegetiran hidup yang ia ceritakan kepada Arini.

Mendengar semua yang dilalui Kala, Arini pun menjadi luluh. Ia kemudian menggenggam tangan Kala dengan sangat erat.

"How's your feeling righ now?" Tanya Arini pada Kala.

"Much better. Especially, when i was seeing you last night. I thought that we would never met again and maybe you are already married right now." Ucap Kala dengan setengah tersenyum. Arini tertawa sambil geleng-geleng kepala.

"Ada yang usaha terus mepet Ayin, La." Arini sudah melunak. Bahkan, dia tak segan untuk memanggil nama kecil mereka masing-masing. Arini yang dingin telah kembali menjadi Arini yang ceria seperti dahulu kala.

Senyum Kala merekah mendengar panggilan Arini.

"Kenapa Ayin nggak mau terima?" Tanya Kala terhadap Arini.

Arini tersenyum sambil menggelengkan kepala kepada Kala.

Kala AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang