Kala Arini - Nasihat Ibu

750 95 4
                                    

Sejak Gendis dan Javier juga tinggal di apartemen Kala dan Arini, selalu saja hal-hal kecil hingga besar yang diperdebatkan oleh mereka berdua. Mulai dari Javier yang terkadang rewel karena menyesuaikan diri dengan suasana Jakarta, dua ART dan bodyguard mereka yang tidak pernah membiarkan Kala atau Arini pergi sendirian, hingga mereka bertengkar hebat sewaktu Arini selama dua hari tidak membalas pesan-pesan atau mengangkat video call dari Kala karena menginap di kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sangat urgent

"It's not my house. It's your house. No, actually your parents's house, La." Ujar Arini seraya mengemasi beberapa bajunya. 

"Kok gitu sih ngomongnya, Yin? Ayin yang nggak balas chat dan video call Lala. Kan Lala khawatir sama istri Lala sendiri! Dua hari Ayin nggak pulang dan nggak ngasih kabar!" Kata Kala kepada Arini. 

"Kan Ayin udah izin kalau Ayin ngerjain beberapa hal yang urgent! Kenapa jadi posesif dan minta Jacob jempuat paksa Ayin, sih?!" Protes Arini kepada Kala. 

"Terus ini Ayin mau kemana lagi? Ya ampun Yin, bisa nggak sih ngomong baik-baik dan nggak kaya gini. Kita udah bukan pacaran lagi lho ini, hon. Bilang mau kamu apa." Ujar Kala yang mulai lelah dengan Arini. 

"Ayin mau nginep beberapa hari di rumah ibu buat menyelesaikan beberapa kerjaan. Ayin butuh waktu buat konsentrasi. Kalau Lala masih posesif kaya kemaren, Ayin nggak bisa konsentrasi dan kerjaan Ayin nggak kelar-kelar jadinya." Kata Arini yang masih memasukan beberapa peralatan mandinya ke dalam tas.

"Ya tapi kan bisa sekali aja Ayin bales pesan Lala, Ayin angkat telepon Lala. Kalau kaya gitu, kesannya Ayin ada masalah sama Lala atau Ayin marah sama Lala!" Kata Kala yang terus mengikuti pergerakan Arini yang sedang mengemasi barang. Tak tahan dengan tingkah Arini yang sudah mulai kekanak-kanakan, Kala lalu menariknya ke sudut kamar.

"Okay, i'm gonna make Gendis and Javier get out from our apartment if that is what you want! But please, hon, don't be like this! I always need you. I don't want you to leave me alone just because you aren't comfortable with our situation now." Kata Kala dengan suara yang mulai serak karena menahan tangis. Arini kemudian mengecup kening Kala. 

"Sorry, La. I need my space. I need to clear my mind. I'm gonna come back if i'm getting better. Ayin cuma butuh tempat yang tenang untuk mikir dan menyelesaikan beberapa pekerjaan. Okay? You take care of yourself." Kata Arini. Ia lalu mengambil ranselnya dan pergi. 

Kala hanya mampu terdiam melihat Arini yang berlalu dari hadapannya. Ia tidak menyangka bahwa banyak persoalan yang  tidak dapat ia prediksi sebelumnya. Meskipun restu orang tua atau pandangan orang lain tentang hubungan mereka bukan menjadi persoalan yang sulit sebelum pernikahan, tapi justru persoalan sulit yang timbul setelah menikah adalah dari dalam diri mereka masing-masing. Persoalan yang datang karena ego diri dan perbedaan sudut pandang. Ternyata mengenal Arini selama berpuluh-puluh tahun tidak menjamin Kala akan bisa menghadapi beberapa sifat Arini yang terkadang cukup membuatnya mengelus dada. 

Hingga seminggu lamanya Arini menginap di rumah Gayatri. Sesekali ia memberi kabar kepada Kala. Akan tetapi, ia masih enggan untuk pulang ke apartemen mereka. Semakin lama, Gayatri semakin prihatin dengan kondisi pernikahan Kala dan Arini. Di usia pernikahan mereka yang masih seumur jagung, ternyata ada banyak hal yang belum mereka antisipasi dan pahami setelah menikah. Gayatri memahami bahwa putrinya sebenarnya masih belum mau merelakan kebebasannya dan menoleransi orang lain yang berbeda pendapat dengannya. Dia terlalu tertempa di jalanan dan panggung-panggung acara. Mungkin Kala menganggap sifat Arini tersebut sangat kekanak-kanakan, akan tetapi Gayatri tahu, Arini hanya berusaha menahan agar emosinya tidak meluap karena menahan kekecewaan.

"Kamu nggak kangen Yin sama Lala?" Tanya Gayatri yang masih mendapati putrinya sedang sibuk di depan layar laptopnya tengah malam. 

"Kok ibu belum tidur?" Jawab Arini yang balik bertanya kepada Gayatri.

Kala AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang