Kala masih belum sadarkan diri setelah melewati serangkaian operasi pengangkatan peluru yang bersarang di perutnya. Pendarahan akibat luka tembakan itu cukup banyak. Akan tetapi untung saja si peluru tidak menembus dada, karena itu bisa berakibat fatal. Arini juga sudah menghubungi orang tua Kala untuk segera datang ke Indonesia. Untuk saat ini, Papa Kala, Tjokorda Bayu Narayana, meminta Arini menjadi perwakilan mereka dan mengurus segala kebutuhan Kala sampai mereka datang.
Kala sudah dipindahkan ke ruang perawatan intensif. Akan tetapi, ia masih belum membuka mata hingga kedatangan kedua orang tuanya. Tjokorda Bayu dan Mary Louise hanya terdiam setelah melihat kondisi sang putri. Dokter pun menjelaskan dengan lengkap bagaimana kondisi Kala. Arini hanya terdiam dan duduk di sofa seraya memandang kedua orang tua Kala yang sedang berbincang serius dengan dokter yang menangani Kala. Setelah dokter keluar dari ruang perawatan intensif, Tjokorda Bayu dan Mary Louise lalu menghampiri Arini.
"Terima kasih karena sudah menemani dan mengurus segala kebutuhan Kala, nak." Ucap Tjokorda Bayu kepada Arini. Mary Louise lalu mengangguk dan menggenggam tangan Arini.
"Tapi, kami mau berbicara serius dengan kamu." Lanjut Tjokorda Bayu yang kemudian mengajak Arini duduk kembali. "Om tahu bahwa motif dibalik penembakan ini memang disengaja. Saat ini polisi juga masih memburu pelaku. Satu hal yang ingin Om tanyakan, apakah Kala pernah terlibat perkara serius selama di sini? Apakah dia melakukan sesuatu yang mengancam kehidupan orang lain?"
Arini tidak tahu harus menjawab apa. Di satu sisi ia memang takut, akan tetapi di sisi lain ia juga masih berasumsi tentang siapa yang tega melakukan ini pada Kala.
"You don't have to be scared. Just tell us what is going on since Kala has moved here." Ujar Mary Louise pada Arini.
"Sejujurnya Om dan Tante.." Arini masih mengatur kata - kata. "Sejujurnya saya dan Kala menjadi dekat kembali." Tjokorda Bayu dan Mary Louise tersenyum kepada Arini.
"We already knew. It's not a problem for us, actually. Go on." Kata Mary Louise yang membuat Arini sedikit tenang.
"Mungkin Kala sudah cerita kepada Om dan Tante tentang hubungan kami sewaktu SMA. Lalu, setelah Kala pindah ke Sydney dan saya berkuliah di California, saya juga mempunyai hubungan dengan orang baru. Kami sama - sama berkuliah di UCLA. Akan tetapi, hubungan kami tidak berlangsung lama karena dia dipaksa pulang oleh orang tuanya untuk dinikahkan dengan rekan bisnisnya. Kami pun putus dan saya masih melanjutkan kuliah hingga bekerja di California. Belum lama ini saya bertemu dia untuk suatu pekerjaan dan kemudian dia tahu bahwa saya menjalin hubungan kembali dengan Kala. Ia kemudian mengancam saya dan Kala apabila kami masih berhubungan, maka akan terjadi hal buruk kepada Kala. Ini masih asumsi saya saja Om, tapi saya juga tahu betul bagaimana Adinda van der Molen."
Tjokorda Bayu terkejut mendengar nama van der Molen.
"Apakah dia adalah anak dari Erick van der Molen dan Murti van der Molen?" Tanya Tjokorda Bayu dengan nada tinggi.
"Betul Om. Dari mana Om Bayu tahu?" Arini juga terheran karena Tjokorda Bayu mengetahui tentang Erick van der Molen. Raut wajah Tjokorda Bayu berubah 180 derajat. Tergambar jelas sebuah kemarahan.
"Kamu berhubungan dengan van der Molen? Apa kamu tahu dia itu siapa?" Tanya Tjokorda Bayu pada Arini. Arini hanya menggelengkan kepala. Ya, ia memang hanya sebatas tahu kalau ayah Adinda adalah pengusaha batubara.
"Arini, dia itu mafia batu bara terbesar se- Asia! Ia tidak segan - segan mengeruk sumber daya alam dan menindas rakyat dengan membuka lahan - lahan baru secara ilegal! Oleh sebab itu istrinya, Murti van der Molen, jadi anggota partai dan masuk DPR agar bisnis Erick van der Molen mendapat legitimasi hukum!" Ujar Tjokorda Bayu dengan sangat geram. "Kamu tahu kenapa kami dulu pindah ke Sydney? Itu karena ancaman dari van der Molen! Itu karena dia tidak terima dengan bisnis batubara baru yang Om jalankan secara fair! He is my great enemy!"
Betapa terkejutnya Arini mendengar pengakuan Tjokorda Bayu. Dia tidak menyangka telah menjalin hubungan dengan anak - anak dari dua orang yang mempunyai kekuatan besar di negara ini. Mary Louise berusaha menenangkan suaminya.
"You wait here with Arini. I must call someone." Kata Tjokorda Bayu yang kemudian keluar ruangan dan meninggalkan mereka. Mary Louise hanya menggelengkan kepala melihat suaminya yang sedang tersulut emosi. Ia sudah tahu watak suaminya yang tidak mungkin akan tinggal diam.
"Should we grab a coffee?" Ajak Mary Louise kepada Arini. Mereka pun menuju cafe yang ada di samping lobby rumah sakit.
"Man will always be man." Ujar Mary Louise kepada Arini. "Akhirnya tante ketemu kamu, orang yang membuat Kala tidak bisa berpaling ke lain hati." Arini hanya tersenyum.
"Awalnya memang sangat berat menerima Kala sewaktu coming out kepada Om dan Tante " Mereka pun duduk seraya menunggu kopi yang sedang dibuat oleh barista. "Maafkan Tante dan Om yang sudah memisahkan kalian berdua. Kami juga merasa sangat bersalah karena waktu itu mengirim Kala ke Switzerland untuk menjalankan terapi yang tidak masuk akal. Ternyata, kami lebih takut kehilangan Kala daripada menerima orientasi seksualnya She was comitting suicide dan untung saja semuanya belum terlambat."
"Setelah kejadian itu, kami kemudian membawa Kala ke psikiatris agar dia dapat hidup lebih tenang. Psikiatris ini pula yang dengan sabar menjelaskan kepada Om dan Tante tentang homoseksual. Turns out, ternyata Kala berpacaran dengannya." Ujar Mary Louise yang tersenyum menceritakan mantan pacar Kala. "Tante kira Kala sudah benar - benar move on dari kamu. Eh, ujung - ujungnya sama yang ini juga putus. Padahal Tante udah suka banget juga sama dia, Rin." Arini tersenyum mendengar cerita Mary Louise.
"But, you are the love of her life. I can see it now what makes her really loving you." Ujar Mary Louise.
Sementara di tempat lain, Tjokorda Bayu sedang menghubungi beberapa orang kepercayaannya untuk melakukan pembalasan atas apa yang terjadi pada Kala. Sesungguhnya, Tjokorda Bayu tidak suka permainan kotor seperti ini. Akan tetapi amarahnya kali ini tidak bisa diredam. Selama bertahun - tahun ia memilih untuk diam dan pergi dari Indonesia agar dapat hidup tenang, kini saatnya Tjokorda Bayu memberi sedikit peringatan kepada Erick van der Molen. Seketika Tjokorda Bayu menjelma menjadi Don Corleone dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaannya.
"Adinda van der Molen sudah bersama kita, bos." Ucap orang suruhan Tjokorda Bayu ketika sudah berhasil menculik Adinda dan membawanya ke yacht milik Tjokorda Bayu di Pelabuhan Ratu.
"Good job. Tapi jangan kau lukai dia dan pastikan dia aman di sana. Aku akan menghubungi ayahnya." Ujar Tjokorda Bayu.
Seorang asistennya kemudian memberikan handphone kecil yang berisi nomor baru pada Tjokorda Bayu. Di sana sudah tertera kontak Erick van der Molen.
"Halo, siapa ini?" Seseorang di ujung panggilan dengan nada agak geram.
"Erick van der Molen. Lupa dengan suara ini?" Tanya Tjokorda Bayu.
"Heh, jangan main - main kamu dengan saya! Siapa kamu?" Erick van der Molen semakin geram.
"Kamu lupa dengan orang yang akan kamu ledakkan rumahnya 10 tahun lalu?" Ujar Tjokorda Bayu.
"Bayu! Mau apa lagi kau? Kita sudah tidak ada urusan! Jangan main - main kamu dengan saya." Kata Erick van der Molen.
"Ternyata putrimu sangat mewarisi sifat busukmu ya! Tapi sekarang dia sudah aman dan aku akan memberinya sedikit pelajaran." Kata Tjokorda Bayu.
"Heh bajingan, apa yang kamu lakukan dengan putriku?? Jangan main - main kamu, Bayu!!" Ancam Erick van der Molen.
"Tanyakan saja kepadanya apa yang sudah ia perbuat kepada putriku hingga sekarang dia koma! Your daughter is a little bitch!" Kata Tjokorda Bayu.
"Akan kucari kau, Bayu!" Ujar Erick van der Molen.
"Sudah lah, kita sudah terlalu tua bermain hide and seek. Anakmu tidak akan mengalami kejadian seperti anakku. Mari kita buat agreement. Let's have dinner at The Sultan Hotel. I am gonna be there at 7 p.m. Let's talk like the gentlemen." Tjokorda Bayu mengakhiri panggilannya dengan Erick van der Molen. Ia kemudian mengambil simcard di dalam handphone dan membuangnya begitu saja agar tidak terlacak siapa pun.
The Old Enemies are going to have reunion! Hanya karena masalah hati masing - masing putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Arini
RomanceMereka adalah perpaduan kopi dan susu, menjadi sebuah latte. Terkadang ditambahkan sedikit gula, tetapi terkadang dibiarkan pahit begitu saja. Bagi Kala, Arini adalah manifestasi dari ketulusan hati. Sedangkan bagi Arini, Kala adalah nyanyian dari s...