40. Godaan

5.3K 91 15
                                    

Ria dan Farhan keluar kamar mandi dengan penampilan hawut-hawutan. Rambut acak-acakan, kemeja Farhan kancingnya tidak pas, jejak keunguan di sepanjang leher Ria dan gesper celana Ria yang belum dinaikkan.

"Farhan, di sini muntir," rengek Ria meraba bra-nya.

"Nanti dibenerin dari rumah, dari pada ketahuan Farel," ucap Farhan.

"Mama!" pekik Farel berlari menubruk mamanya.

"Farel, kenapa teriak-teriak?" tanya Farhan.

"Ada tante Aulia, Pa. Mama aku gak nemuin tante Aul, tapi tante Aul sendiri yang manggil-manggil, beneran, Ma. Mama harus percaya aku, Mama jangan tinggalin aku!" ucap Farel dengan napas ngos-ngosan.

"Farel tenang, Sayang. Cerita yang pelan!" ucap Ria menarik Farel untuk duduk di sofa.

"Itu tanya sama Tante Zikind, Ma. Aku gak jawab panggilan tante, kok. Sumpah deh, Ma. Mama jangan tinggalin aku!" rengek Farel yang mulai ingin menangis. Kalau terbayang mamanya pergi, Farel selalu menangis.

"Iya, Sayang. Mama percaya kok sama kamu, sekarang tenang. Masak udah mau sekolah masih nangis sih, nanti diketawain sama temen-temen loh." Ria mengusap peluh di kening anaknya.

"Nanti kalau mama tinggalin kita, biar papa seret lagi mama, borgol tangannya biar gak bisa kabur lagi," ucap Farhan.

"Ya gak gitu konsepnya, Pa. Jangan nunggu mama pergi lalu dicari, tapi jaga mama agar tidak pergi," ucap Farel mengoreksi. Farhan dan Ria tergelak, anaknya pintar juga.

"Permisiiii ... yuhuuu ... apa ada Farel di sini?" teriak Aulia yang ingin masuk ke toko, tapi dengan cepat Zikind menguncinya.

"Tuh lihat sugar babby kamu, sana temuin!" ucap Ria mendorong bahu Farhan.

"Kok kamu begitu sih? Kan kamu tau aku gak ada hubungan apa-apa sama Aulia," keluh Farhan.

"Ya itu apa namanya kalau gak ada hubungan? Kamu pasti di rumah sakit masih sering bertemu dia. Makanya dia ngebet aja deketin Farel," ketus Ria.

"Beneran sumpah, Ria. Jangan menuduh sembarangan."

"Yuhhuuu Farel. Mama Aulia datang nih!" Aulia terus berteriak.

Ria tidak habis pikir kenapa pelakor bisa sepercaya diri itu. Hukuman apa yang pantas untuk pelakor yang bebal macam Aulia. Andai ada tindak pidana yang bisa menghukum pelakor, sudah pasti Ria akan menuntutnya.

Dok dok dok!

"Ria, buka pintunya!" teriak suara lain yang membuat Ria berdiri.

"Ria, keluar kamu!" teriak suara itu lagi.

"Kamu keluar atau aku bongkar semua statusku kepada Farel? Kamu gak akan terima kan kalau Farel tau siapa ibunya yang sebenarnya?"

Ria beranjak berdiri, Farhan menitipkan Farel pada Zikind dan menyuruh Zikind untuk menutup kuping Farel. Ria membuka pintu dengan kasar. Melihat Dora dan Aulia yang berdiri di hadapannya. Dora tengah menatapnya dengan garang.

"Apa?" tanya Ria dengan tegas.

"Lo ingkar perjanjian dengan gue," serobot Dora.

"Heh bodoh lo, ya. Gue janji akan serahin Farhan kalau Farhan mau sama lo. Sekarang lo tanya aja sama dia, mau gak sama lo?" teriak Ria.

Seminggu yang lalu Dora memaksa Ria mengatakan janji kalau Ria akan menyerahkan Farhan. Karena kesal, Ria pun mengiyakan dengan syarat kalau Farhan mau. Lah buktinya Farhan tidak mau, masak ria harus memaksa.

"Okey, kalian akan aku tuntut dengan dugaan tidak memperbolehkan aku melihat anakku sendiri. Aku akan berusaha untuk merebut kembali hak asuh Farel," tandas Dora dengan tajam.

"Berjuanglah Dora, sampai kamu sadar kalau perjuanganmu sia-sia," jawab Farhan menepuk pundak Dora.

"Farhan, kamu berdosa banget sudah memisah-"

"Heh punya mulut jangan seenaknya kalau ngomong. Yang gak bolehin kamu ketemu sama Farel siapa? Bukankah kamu yang pergi meninggalkan anakmu sendiri?" serobot Farhan kesal.

"Ingat Farhan. Memang ada mantan suami, tapi tidak ada mantan anak. Bahagia lah dulu dengan kehidupanmu sekarang, tapi jangan sebut namaku kalau aku tidak bisa mendapat hak asuh anak atas Farel," tandas Dora sebelum pergi.

"Ngapain kamu masih di sini?" bentak Farhan pada Aulia yang langsung membuat Aulia tersentak.

Farhan mencengkram erat kaos yang dipakai Aulia. Aulia meringis takut. Jarang-jarang dia melihat kemarahan Farhan, tapi sekali marah sangat menakutkan.

"Lihat saja, kalau kamu masih melunjuk, aku akan melaporkanmu pada Dekan," ucap Farhan sebelum mendorong Aulia untuk menjauh.

Terdengar Ria menghela napasnya lelah, Farhan mengusap rambut istrinya, "Jangan pikirkan itu, ya. Farel tetap anak kita," ucap Farhan menenangkan istrinya.

"Benar apa kata Dora. Kalau dia emang berhak menengok bahkan mengurus Farel," jawab Ria.

"Tapi aku yang gak rela, Ria. Sampai kapan pun aku gak akan lepasin Farel untuk Dora," ucap Farhan dengan tegas.

Farhan memasuki toko Ria, menggendong Farel untuk dia ajak pulang. Ria pun membuntuti suaminya yang tampak marah. Kalau membicarakan Dora saja suaminya sudah marah, apalagi kalau bertemu sampai Dora mengancamnya seperti ini auto membuat Farhan tambah marah.

Sampai di rumah, Farhan masih terlihat marah. Saat ditanya istriya pun, Farhan hanya menjawab dengan deheman. Farhan tidur di sofa dengan menutup wajahnya, dia kesal dengan dua wanita yang sering merecoki hidupnya. Ingin rasanya dia membasmi Dora dan Aulia.

Jangan pikir Farhan tidak memikirkan segala ucapan Dora, Farhan tentu saja memikirkan itu. Farhan sangat tidak rela saat anak yang sudah dia besarkan harus kembali pada Dora yang belum tentu bisa mengurusnya.

"Nenek Solimah!" teriak Farel saat neneknya memasuki rumahnya dengan membawa tas.

"Halo cucu nenek yang paling ganteng melebihi anak nenek," ucap Solimah yang tak kalah berteriak. Farhan menatap sebal ibunya, tadi ibunya sudah telpon kalau mau menginap lantaran suaminya yang ada kerjaan di luar kota.

"Ibu minta tolong jagain Farel, ya. Farhan ada perlu sama Ria," ucap Farhan menarik tangan Ria.

"Eh mau ke mana?" protes Ria.

"Udah nurut, nanti aku beri kenikmatan," ucap Farhan.

Farhan mengajak Ria ke kamar mandi, sudah pasti mereka melanjutkan permainan yang sempat tertunda. 

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang