44. Biasa, Modus

1.9K 34 0
                                    

Cklek!

Suara pintu terbuka membuat Farel menengok ke belakang. Tante berpantat besar itu datang menghampirinya. Farel memepetkan tubuhnya ke pintu, takut saat tante itu berjalan makin mendekatinya.

"Tante ngapain ke sini?" tanya Farel takut-takut.

"Ayo ikut mama, aku itu mama kamu bukan tante kamu!" ucap Dora menarik tangan Farel. Farel menjerit.

"Bukan, aku anak mama Ria!" jawab Farel mencoba melepas cekalan tangan Dora.

"Ayo, mama udah lahirin kamu dan sekarang kamu gak mengakui mama."

"Mama Ria tolong aku!" teriak Farel menangis.

"Buat apa kamu ngemis perhatian sama mama Ria yang bukan mama kamu? Kamu itu anak mama, darah daging mama, bukan Ria!" bentak Dora.

"Pembohong. Tante pembohong!" teriak Farel marah. Anak kecil itu juga menangis dengan mata memerah. Antara ketakutan dan kaget.

Brakk!

Farhan dan Ria keluar dari kamar mandi dengan tergesa-gesa. Farhan mengeluarkan taringnya saat melihat Dora sudah berani menginjak kamarnya. Apalagi sampai membuat Farel menangis.

"Dora, lepaskan tanganmu dari tangan anakku!" teriak Farhan melepas paksa cekalan tangan Dora dan tangan Farel. Dora mendesis tajam sedangkan Farel langsung bersembunyi di belakang papanya.

"Kamu jangan bohongi anak kamu sendiri, Mas. Farel itu anakku, bukan anak wanita cacat di belakangmu itu!" teriak Dora.

Ria yang di belakang Farhan, mematung mendengar ucapan Dora. Tidak ada hati kah sesama wanita sampai mengatakan kata-kata seperti itu. Ria tidak ingin kondisinya begini, tapi apa salah dia kalau takdirnya seperti ini?.

"Mas, selesaikan dulu urusanmu sama Dora, aku akan masak di dapur," ucap Ria mengelus lengan suaminya.

"Mama, jangan tinggalin Farel!" teriak Farel menangis. Farhan menarik tangan istrinya agar tetap di tempat.

"Mas," protes Ria.

"Kita selesaikan bareng-bareng," jawab Farhan.

Farhan berjongkok menyamakan tingginya dengan Farel. Ria merasakan jantungnya berdebar kencang karena takut apa yang akan diucapkan suaminya.

"Farel, kamu sayang sama mama papa, kan?" tanya Farhan mengelus lembut rambut anaknya.

"Jelas sayang dong, Pa." Farel menjawab dengan sesenggukan.

"Kalau sayang, sudah pasti kalau kamu percaya omongan mama dan papa, kan?"

"Aku percaya, Pa."

"Jadi, jangan percaya omongan tante Dora yang gak ada benarnya!" ucap Farhan dengan tegas. ria menghela napasnya. Dia kira, suaminya akan membuka identitas Farel yang sebenarnya. Jujur, Ria ingin Farel tau yang sebenarnya, tapi dia belum siap akan hal itu. Ria belum siap bila mana nantinya Farel akan memilih ikut Dora dari pada dirinya.

"Kamu gak usah memanipulasi begini, Farhan!" ucap Dora yang amarahnya sudah membuncah.

"Manipulasi apa? Kalau kamu tidak setuju, silahkan pergi dari sini!" ucap Farhan menunjuk pintu keluar.

"Aku akan menghancurkan karirmu sampai titik paling rendah, Farhan!" tandas Dora menatap Farhan dan Ria dengan sinis.

"Jangan cuma ancaman, tapi buktikan!" desis Farhan.

"fucking for you, Farhan!" ucap Dora mengacungkan jari tenganya tinggi-tinggi ke arah Farhan dan Ria.

Farel memeluk tubuh papanya dengan erat. Farel takut dengan tante itu, tapi telinganya terngiang-ngiang tentang omongan Dora yang mengatakan kalau dia anaknya.

"Papa, kenapa tante tadi bilang aku anaknya?" tanya Farel pelan.

"Kamu percaya sama tante tadi? Kamu gak ingat mama Ria pernah marah gara-gara kamu sama tante Aulia? Kamu ingin mama marah lagi?" tanya Farhan bertubi-tubi. Farel menggelengkan kepalanya.

"Sana kamu mainan dulu, papa mau bantuin mama masak. Kamu mau dimasakin apa?"

"Terserah papa deh. Aku tungguin sambil main ya, Pa."

"Jangan pikirkan apa pun yang dikatakan tante Dora. Cukup kamu percaya sama mama papa," tegas Farhan.

Farhan mengangguk senang. Anak main adalah keberkahan tersendiri untuk Farhan. Pasalnya, Farhan bisa modus-modusan dengan Ria.

Ria sedang melamunkan tentang Dora. Kalau dipikir-pikir, kasihan Dora juga yang merupakan ibu kandung Farel tapi tidak bisa menemui.

"Kok ngelamun? Ngelamunin tytyd ku ya?" tanya Farhan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Ria tersentak sebentar.

"Ayo lanjutin yang tadi. Mumpung Farel lagi main."

"Kamu mandi gih, tadi belum sempat mandi, kan? Aku mau masak dulu," jawab Ria.

"Yah kamu gak asik," ujar Farhan cemberut.

"Gak usah cemberut gitu, aku mau masak."

"Suami cemberut harusnya dirayu-rayu, disayang-sayang, dicium kanan kiri biar gak marah lagi. Eh ini malah ditinggal!" dumel Farhan menghentakkan kakinya.

Ria berdecih, Farhan kenapa berubah jadi pria manja seperti ini. Eh bukan, setiap hari Farhan juga manja.

"Nanti malam aja cium-ciumnya," ucap Ria mengedipkan sebelah matanya. Karena tidak tahan dengan kedipan istrinya, Farhan pun memeluk tubuh istrinya dan menciumi perempuan itu bertubi-tubi. Hanya dengan kedipan istrinya sudah membuat Farhan terkewer-kewer dan panas dingin.

"Mama ... kenapa gak masak-masak?" teriak Farel kencang membuat Ria dan Farhan menjauhkan diri masing-masing.

"Ampun deh, bocil kerjaannya ganggu terus!" omel Farhan.

Ria tertawa ngakak. Wanita itu ngacir begitu saja menuju dapur. Sedangkan Farhan dengan lemas menuju kamar mandi. Nelangsa lagi kan nasibnya.

"Oke, otw bersolo karir. Nasib punya istri sexy, bohay, siap indehoy, tapi ada anak yang selalu mengganggu." Farhan menggerutu sendiri sambil memencet tombol shower air dingin.

Tadi pas di kamar mandi bersama Ria, Farhan masih masuk di tahap foreplay, tapi saat akan masuk malah Farel berteriak kencang. Membuat si tytyd mengkerut kecewa.

Sebenarnya, Farhan ingin Farel tau yang sebenarnya. Namun, bukan ini saatnya. Farel masih terlalu kecil bila harus memikirkan permasalahan orang tua. Dan juga, untuk saat ini Farel juga akan kesulitan memahami.

Yang menjadi ketakutan Farhan juga, kalau Farel akan memilih tinggal bersama Dora. Bukan hanya dirinya yang tidak rela, tapi juga Ria yang kasihan. Kalau pas di rumah, hiburan Ria juga Farel. Kalau Farel ikut Dora, bisa lebih runyam suasananya.

Biarkan begini saja, Farhan tidak peduli dia egois karena tidak memperbolehkan Dora bertemu dengan Farel. Karena Fokus Farhan saat ini adalah kebahagiaan Ria, istrinya. 

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang