19. Jangan!

6K 477 216
                                    

Plak!

Bughh!

Duaghh!

Solimah menghajar Farhan di ruangan anaknya itu. Tidak tanggung-tanggung Solimah menggampar bolak-balik pipi anaknya dengan tas yang dia bawa.

"Kamu pria brengsek, gak ada ahlak, percuma ibu besarin kamu kalau jadinya bajingan kayak gini!" maki Solimah dengan amarah yang memuncak. Farhan hanya diam menerima perlakuan ibunya. 

Farhan ngaku salah, dia sudah egois dan mempertaruhkan keselamatan istrinya sendiri. Namun lagi-lagi ia menjadi pengecut. Sekarang keadaan Ria makin memburuk karena dosis kontrasepsi yang sangat tinggi. Kandungan Ria juga bermasalah dan lemah. Kemungkinan Ria hamil diprediksi hanya empat puluh persen. 

"Bu, maafin Farhan!" ucap Farhan memohon.

"Kenapa minta maaf sama Ibu? Minta maaf sama istrimu sendiri!" ucap Solimah dengan raut penuh amarah. Farhan hanya bisa menunduk. Ia tak pernah melihat ibunya semarah ini.

"Kali ini ibu gak cuma marah. Tapi ibu kecewa sama kamu. Kamu Laki-laki, tapi kenapa kamu pengecut seperti ini hah? Kalau kamu tidak mau anak, bukan begini caranya! Ria itu korban dari keegoisanmu. Setelah Ria sembuh, ibu yang akan mengurus surat perceraian kalian berdua." ucap Solimah.

"Ibu!" bentak Farhan tanpa sadar. Solimah berjingkat kaget.

Farhan mencengkram pinggiran meja dengan erat. Ia tidak suka dengan ucapan ibunya. Baginya, siapapun tidak boleh mencampuri urusannya.

"Farhan gak peduli sebrengsek apa Farhan sama Ria, Farhan tidak akan mau menceraikan Ria." ucap Farhan dengan tajam.

"Ibu gak pernah ngajarin kamu egois kayak gini!" ucap Solimah.

"Memang ibu gak pernah ngajarin Farhan egois. Tapi sifat ini muncul secara manusiawi saat milik Farhan akan diambil orang lain." tandas Farhan. Solimah memalingkan wajahnya. Sudah tidak habis pikir dengan ucapan anaknya.

"Sekarang ibu keluar! Farhan ada pasien setelah ini." ucap Farhan mengusir ibunya. Memang ini masih jam istirahat dan lima menit lagi dia akan menerima pasien kembali.

Tanpa sepatah kata Solimah keluar dari ruangan anaknya. Kasihan Farel juga yang dia titipkan pada suaminya.

Saat pemeriksaan berlangsung, Farhan tidak bisa fokus. Fokusnya hanya pada Ria yang saat ini berbaring lemah di ruang rawat. Tangan Farhan meremas pahanya sendiri dengan erat. Ingin rasanya dia menghajar dirinya sendiri karena telah ceroboh membuat Ria sakit.

"Dokter, ini data pasien yang kekurangan gizi!" ucap Aulia memberikan selembar kertas pemeriksaan. Aulia menjadi asisten Farhan.

"Iya!" jawab Farhan menerima lembaran itu. Farhan memfokuskan dirinya pada lembar itu. Namun malah wajah Ria yang terbayang-bayang.

"Anjir! Bisa gila lama-lama!" ucap Farhan tanpa sadar.

"Maaf dok, dokter berbicara sesuatu?" tanya Aulia.

"Kupingmu congek? Aku daritadi diam!" bentak Farhan. Aulia tersentak kaget. Dia cuma tanya dengan kalem, kenapa dijawab dengan bentakan kasar?.

"Maaf!"

Farhan mendengus kesal. Ia mulai memencet tombol nomor di meja untuk memanggil pasien dan mulai pemeriksaan lagi. Kali ini pasiennya seorang anak laki-laki yang kurus kering. Melihat bocah itu mengingatkannya pada Farel.

"Halo boy! Namanya siapa? " tanya Farhan ramah.

Bocah kecil itu tidak mau menjawab, malah bersembunyi di ketek mamanya.

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang