"Bu, bilangin Ria, kalau aku gak mau pisah! Katakan juga sama dia, kalau sampai kekeuh minta pisah, ibu akan benci sama dia." ucap Farhan pada ibunya.
Farhan ketakutan tanpa sebab, ia takut Ria mengajaknya cerai lagi. Padahal jelas-jelas Ria tak akan menggugat cerai kalau mereka punya anak.
"Kalau kamu gak mau cerai, ya hamilin Ria. Kasih dia anak. Karena anak itu bisa mengikat dia dengan kamu." ucap Solimah dengan kesal. Kesal karena kebodohan Farhan.
"Tiap malam juga Farhan hamilin, bu."
"Jadi hamil gak? Jangan bilang kalau kamu lemah syahwat, makanya gak jadi-jadi." ketus Solimah.
"Enak aja. Masih tegak berdiri siap tempur juga."
"Yaudah tinggal nunggu waktu Ria hamil. Semuanya beres." ucap Solimah.
Solimah memberesi keripik yang morat-marit di sofa dan beranjak pergi. Cucunya selalu aneh-aneh, keripik disebar di mana-mana.
Farhan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Kenapa semua orang tidak mengerti. Bisa jadi itu akal-akalan Ria minta hamil dan nantinya tetap meninggalkannya karena tak mau menyusui anaknya.
Farhan mengusap rambutnya kasar. Untuk bisa hamil setelah mengkonsumi pil pencegah kehamilan, minimal empat bulan setelah tak memakai pil lagi. Lah Ria memberinya waktu hanya sebulan untuk hamil. Mana bisa?.
"Papa!" panggil Farel membawa mainannya.
"Kamu kok belum tidur? Kenapa?" tanya Farhan. Pasalnya ini sudah jam sembilan malam. Harusnya Farel sudah bergelung nyaman dalam selimut.
"Mama kasihan, pa. Mama ngeluh sakit terus sambil megangin perut, tapi mama tidur." jelas Farel. Farhan mencerna kata-kata anaknya yang membingungkan.
"Maksudnya gimana? yang jelas Rel!"
"Mama tidur, terus ngorok, terus bilang 'aahh perutku sakit, gitu Pa."
Farhan segera beranjak bangun. Menggeret anaknya untuk masuk kamar. Di sana, Ria tampak menggeliat sambil memegangi perutnya. Farhan mendekati Ria, menepuk-nepuk pipi istrinya.
"Ria, bangun Ria!"
"Ria, bangun dulu!"
"Ma, mama bangun, ma!" Farel ikut membangunkan Ria.
Farhan menyingkap selimut Ria. Matanya membulat sempurna saat ada noda darah yang mengalir di kaki istrinya.
"Farel, biar papa yang nyembuhin mama, kamu ke kamar nenek dulu ya!" ucap Farhan mendorong anaknya keluar kamar.
"Tapi pa, aku-"
"Serahkan semua sama papa. Kamu tidur sama nenek, udah malam ini!", ucap Farhan mengantar anaknya ke kamar Ibunya.
"Tapi mama akan sembuh kan, pa?"
"Iya, tenang aja!"
Setelah memastikan anaknya masuk ke kamar ibunya, Farhan segera kembali ke kamarnya. Sebenarnya ia tidak tenang dengan pendarahan yang dialami Ria.
"Ria, bangun!" teriak Farhan menepuk pipi Ria. Berhasil, sayup-sayup Ria membuka matanya.
"Bangun dulu Ria, bangun!" Farhan menarik tubuh Ria. Ria menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku pusing!" keluh Ria.
"Iya, makanya ini bangun dulu!"
"Aku gak kuat, "
"Kamu harus kuat, Ria. Bangun!"
Terpaksa Farhan mendudukkan paksa tubuh Ria. Ria memegangi mulutnya yang tiba-tiba mual. Tanpa bisa dicegah, Ria muntah ke tubuh suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Doctor (21+)
Любовные романыUntuk gadis penyuka para lelaki hot, akan sangat menguntungkan bila dijodohkan dengan Duda Hot yang berprofesi sebagai Dokter. Riandyni dengan blak-blakan mengatakan, dia menyukai pria yang panas dan kaya. Membuat Farhan Ferdian calon suaminya, ber...