18. Sakit lagi

7.7K 368 122
                                    

Farhan kalangkabut mendengar rintihan kesakitan dari istrinya. Dengan cepat, ia memakai bajunya dan keluar kamar untuk menuju dapur. Farhan kembali dengan membawa baskom air hangat dan handuk. Mengompres perut Ria.

"Sakit banget!" rintih Ria.

"Kamu sabar dulu ya! Biar aku periksa lagi." ucap Farhan mengambil stetoskop. Tangan Farhan gemetar saat memeriksa tubuh Ria.

Sudah dia duga bakal seperti ini. Ria benar-benar overdosis obat kontrasepsi. Dan Farhan terlalu pengecut untuk membawa Ria ke rumah sakit. Takut kalau kelakuan bejatnya terbongkar.

"Perutku kenapa terus melilit seperti ini?" rengek Ria meremas-remas perutnya.

"Jangan diremas gitu! Nanti tambah sakit," ucap Farhan menyingkirkan tangan Ria. Farhan mengompres perut Ria dengan hati-hati. Badan Farhan ikut panas dingin. Bagaimana tidak, ia bisa melihat tubuh bawah Ria yang telanjang. Tentu saja dia bergairah.

"Aku mau ke kamar mandi, mules banget!" ucap Ria.

"Aku gendong sini!" tanpa persetujuan Ria, Farhan menggendong istrinya sampai kamar mandi.

"Gak usah malu, pup aja!"

Ria mengangguk, memegang lengan Farhan untuk senderan. "Aku sakit apa?" tanya Ria pelan.

"Hanya kurang vitamin!" jawab Farhan datar.

"Tapi kenapa sakit banget? Apa aku sakit parah?"

"Jangan berpikir macam-macam, nanti aku akan membelikanmu obat,"

"Kenapa kita tidak ke dokter aja?" tanya Ria.

"Tidak perlu, sayang. Kan aku juga dokter, nanti aku kasih obat." Farhan mengelus rambut Ria. Kasihan sekali melihat wajah pucat istrinya. Ingin rasanya Farhan merawat Ria di rumah sakit, tapi lagi-lagi dia tidak berani. Takut kalau Ria tau yang sebenarnya, Ria akan menceraikannya.

Setelah selesai buang hajat, Farhan menggendong Ria ke kamar. Semalaman penuh Farhan begadang untuk menemani dan mengurus Ria. Flek berupa darah juga keluar dari kemaluan Ria, membuat Farhan juga mau tidak mau membersihkannya dengan tissu basah. Lagi-lagi gairah yang dipertaruhkan.

Pukul enam pagi, Farel mendobrak pintu kamar orang tuanya. Ia melompat ke ranjang saat tau mamanya berbaring di sana, sedangkan papanya tertidur dengan duduk di lantai.

"Mama ..." pekik Farel. Farhan tergagap bangun.

"Heh turun kamu! kasurnya jangan dienjot-enjot gitu!" ucap farhan membuat Farel terdiam.

"Kenapa sih, pa. Aku selalu papa marahin saat dekat sama mama.?"

"Papa gak marahin, tapi mamamu lagi sakit, kalau kamu gerak-gerak terus mamamu bisa bangun. Biarkan mama istirahat." jelas Farhan.

"Papa ini pasti mengandung banyak virus. Saat mama sama Farel aja mama saelalu baik-baik saja. Tapi kenapa saat mama tidur sama papa, mama selalu sakit?" sungut Farel kesal.

"Virus gundulmu!"

"Kalau bukan virus apa? papa menularkan banyak penyakit. Mending papa keluar aja. Jangan dekat-dekat dengan mama lagi!" usir Farel.

"Kamu ngusir papa di kamar papa sendiri?" tanya Farhan melotot.

"Milik papa kan milik anak juga, dan Farel anak papa. Jadi kamar ini juga kamar Farel."

"Ini nih efek gaul sama Ria, jadi pinter ngebacod." dengus Farhan.

"Erghh," 

Farhan dan Farel kompak menatap wajah Ria saat erangan terdengar dari bibir manisnya. Ria terbangun dan memegangi kepalanya yang pusing.

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang