29. Pertengkaran Papa dan Anak

16.8K 228 53
                                    

Farhan mengikuti anak dan istrinya dengan malas. Sejak satu jam yang lalu mereka bertiga berkeliling di area kerangka dinosaurus. Farel terus mengoceh menanyakan ini itu pada Ria, sedangkan Farhan sama sekali tidak dianggap keberadannya. Farhan seperti lengkuas yang keberadannya ada pas dibutuhkan, kalau sudah tidak dibutuhkan maka akan dianggurin.

Lihatlah sekarang anak dan istri Farhan terus cekikikkan membahas hal yang seru. Namun, sama sekali tidak menyenggol dirinya, "Sabar sabar sabar, orang sabar dapat pantat lebar," bathin Farhan mengelus dadanya.

"Mama kenapa papa gak dimasukin museum ini aja, ya?" tanya Farel membuat Farhan membulatkan matanya.

"Lah, kenapa papa dimasukin sini?" tanya Farhan ngegas.

"Papa kan mahluk langka, manusia purba karena udah tua, jadi masukin sini aja." jawab Farel tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Enak aja. Kamu yang harusnya dimasukin sini, dipajang biar jadi objek foto!" dumel Farhan.

"Mama, mama pilih aku apa papa?" tanya Farel.

"Pilih kamu dong," jawab Ria menahan ketawa.

"Kan, Pa. Papa gak berguna. Tadi mama bilang kalau mama hanya butuh uang papa buat belanja dan jajanin aku-"

"Farel!" tegur Ria mendesis. Farhan memicingkan matanya menatap istrinya curiga.

Farel menutup mulutnya dengan tangan rapat-rapat. Sial, dia sudah keceplosan. Padahal tadi mamanya bilang jangan bilang-bilang papa, dan dengan polosnya mulut Farel asal nyeplos. Sedangkan Ria langsung menarik tangan anaknya untuk kembali melihat-lihat kerangka. Tidak enak juga saat Farhan mengetahui dia hanya ingin uang pria itu.

Tadi sebelum berangkat, Ria mendapat telfon dari Dora the explorer, Dora mengatainya wanita murahan yang digoda Farhan langsung cepat luluh. Tak hanya mengatakan itu, Dora juga mengatainya tidak laku sehingga masih ngemis cinta Farhan. Karena kesal, Ria mengatakan dia peduli Farhan hanya demi uang pria itu yang banyak. Farel yang mendengar ucapan mamanya pun juga langsung bertanya uang papa buat apa. Akhirnya Ria mengatakan kalau uang itu untuk belanja dan beli jajan Farel agar Farel diam. Tidak dia sangka kalau anaknya memiliki lambe yang ember, siapa dulu bapaknya.

Farhan menggertakkan giginya sambil memandang punggung Ria dengan kesal. Seenaknya sendiri istrinya memperlakukannya. Kemarin hangat, malamnya agresif, paginya bersikap dingin, Dan sekarang dengan tanpa rasa bersalah Ria mengatakan hanya ingin uangnya. Ngadi-ngadi banget jadi istri.

"Papa ngapain bengong di situ?" teriak Farel yang berjalan songong menggandeng mamanya. Farhan pun mengikuti dengan perasaan amat dongkol.

Sungguh nelangsa jadi Farhan, tadi dia sudah disemprot istrinya gara-gara membuat Farel menangis, dan kini dia harus ditinggalkan begitu saja. Punya suami tampan kok dibiarin. Digondol Dora baru sakit hati.

"Ma aku mau foto di sana!" rengek Farel menunjuk kerangka dinosaurus paling besar.

"Cepat ke sana, biar mama potoin!"

"Aku maunya foto sama mama," rengek Farel lagi.

"Ya sudah selfie," jawab Ria.

"Ya jelek, Ma. Nanti kerangkanya gak kelihatan semua."

Ria mendelikkan matanya. Makin lama Farel makin menyebalkan, sama seprti bapaknya. Minta ini-itu, harus dituruti segala tetek bengeknya.

"Papa, potoin Farel sama mama Ria, dong!" ucap Farel memaksa papanya yang sudah berada di dekatnya. Farhan mencibir. Anaknya sungguh tidak tau malu. Setelah mengerjainya tadi, masih berani minta bantuan.

"Papa ikut foto, dong!" ucap Farhan. Farhan juga ingin pamer keluarga utuh di grub chat para dokter.

"Kalau papa ikut foto, terus yang motoin siapa? Dinosaurus?" tanya Farel sebal.

"Kerangka doang mana bisa moto? Mentang-mentang pinter itu gratis, kamu borong sendiri," ucap Farhan menjitak kepala anaknya. Farel mengusap keningnya dengan bersungut-sungut.

"Kan, punya papa gampang kasar sama anak. Enakan sama Om Sam. Kepalaku dielus-elus," dumel Farel.

"Farel, jangan ngomongin Om Sam!" bisik Ria.

"Siapa tadi? Samuel? Jangankan dielus-elus, kamu minta cium papa aja bakalan papa kasih. Jadi anak jangan sok kurang perhatian, sampai minta perhatian sama gigolo loyo kayak Samuel," maki Farhan.

"Kok kamu tau kalau Samuel gigolo loyo? Emang kamu pernah sewa dia?" tanya Ria kaget. Farhan membulatkan matanya. Oh No! ngomong apa dia barusan. Membayangkan dirinya menyewa Samuel, membuat Farhan meringis ngeri sendiri.

"Kamu sekarang suka pedang?" tanya Ria lagi makin menyudutkan suaminya.

"Enak aja. Aku tadi cuma nebak. Dan bisa dilihat kali kalau dia emang gak perkasa," sangkal Farhan.

"Mama, papa. Kalian ngomongin apa? Siapa yang gak perkasa?" tanya Farel menarik blouse yang dipakai Ria.

"Eh enggak. Lupakan aja. Ini omongan khusus dewasa," jawab Ria.

"Ya terus siapa ini yang motoin?" tanya Farel lagi. Mau foto saja pakai acara ribet segala.

"Papa punya ide!" ucap Farhan antusias.

Farhan menyeret anaknya untuk berdiri menghadap dino, ia juga menyuruh Farel untuk memegang hp yang sudah ia buka kamera otomatis yang bisa membidik dengan sensor wajah. Setelah itu, Farhan menyeret istrinya untuk berdiri di sampingnya tepat di depan dino saurus.

Farhan berpose dengan beberapa ekspresi, mulai senyum, melotot, melet dan lain-lain. Ria yang sadar dengan tingkah suaminya pun juga ikut berpose.

"Loh kok jadi aku yang motion?" teriak Farel yang baru saja tersadar.

"Ya kamu kan pantes gitu jadi tukang foto," jawab Farhan.

"Aku gak mau jadi tukang poto, huwaaaa huwaaa ... Mama hiksss ...."

Farel menangis kencang membuat Farhan kalangkabut. Apalagi Farel yang siap membanting hp mahalnya, untungnya dengan sigap Farhan merebutnya. Kalau tidak, entah dia mau pakai hp apa, pasalnya dia juga belum gajian.

"Mama huwaaa hiksss hikssss ... malang kali nasip aku, Ma. Udah gak diajak poto malah disuruh motoin huwaaa ...."

Ria pusing mendengar tangisan Farel, dan omongan anaknya yang canmpur aduk malah membuatnya makin pusing.

"Gara-gara kamu nih jadi nangis kan si Farel," ucap Ria menabok lengan Farhan.

"Lagian dia yang ngeselin sih," sangkal Farhan membela diri.

"Mama gendong huwaaaa ...." rengek Farel.

"Farel, kamu jangan jadi raja drama gini dong. Udah gede masih nangisan. Papa tau kamu cuma pura-pura nangis," ucap Farhan.

"Terus kenapa kalau Farel cuma pura-pura? Masalah buat papa? Huwaaaa ...."

"Ya ampun Farel. Malu papa punya anak cengeng kayak kamu."

"Farel juga malu punya papa jahat kayak papa Farhan," jawab Farel menangis lebih kencang. Mereka sudah menjadi bahan tontonan orang-orang. Ria menepuk keningnya dengan perasaan lebih malu. Dengan rasa kesal yang membuncah, Ria pergi meninggalkan anak dan suaminya.

Biarkan saja anak dan suaminya bertengkar sampai puas. Dia pening lama-lama melihat kelakuan Farhan yang tidak ada bedanya adengan Farel. Kekanakan dan tidak mau mengalah. Ria merasa telah mengasuh dua bayi besar yang menyebalkan.

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang