45. Arogan

1.5K 33 0
                                    

Farhan memasuki dapur dengan menggunkan handuk yang melilit di pinggangnya, pria itu dengan santai mendekati Ria dan mengendus lehernya. Ria terkesiap saat merasakan basah-basah menempel di lehernya.

"Kebiasaan. Kalau keramas itu dihanduki dulu, jangan langsung ke sini!" ucap Ria mendorong kepala Farhan agar menjauh. Ria menyiapkan makanan untuk Farel yang sudah anteng menunggu sambil mainan hp di kursi.


"Keringin rambutku!" rengek Farhan. Mendengar rengekan papanya membuat Farel langsung meletakkan hp nya.


"Papa ngapain sih minta dikeringin rambutnya?" teriak Farel.


"Jatuhnya kelihatan modus tau gak," tambah bocah itu.


"Kamu ngapain sih sewot mulu?" kesal Farhan. Anaknya ini raja julid.


"Sini Farel keringin rambut papa, biar mama suapin aku," ucap Farel meminta handuk papanya.


Farhan menyerahkan handuk dan duduk di lantai, Farel langsung mengeringkan rambut papanya. Untuk saat ini, Farel mengagumi papanya yang tampan, tumben sekali terlihat tampan, biasanya garang.


"Farel kalau besar mau jadi apa?" tanya Farhan.


"Tentara, Pa," jawab Farel memperagakan orang menembak.


"Lah katanya kemarin mau jadi guru, terus dokter, terus koki, sekarang kok minta jadi tentara. Masak cita-cita gak konsisten sih," ucap Farhan menimpali. Memang anaknya setiap detik ditanya selalu ganti cita-cita.


"Kan kalau kemarin pingin jadi guru karena lihat bu guru yang cantik, terus kalau lihat papa pingin jadi dokter, terus kalau jadi koki biar aku bisa makan sendiri, terus mau jadi tentara karena lihat tentara terjun payung," oceh Farel.


"Apa pun cita-cita Farel, mama dan papa berdoa untuk yang terbaik buat Farel," ucap Ria menyodorkan sendok yang sudah berisi makanan ke mulut Farel.


"Kalau mama cita-citanya apa?" tanya Farel.


"Cita-cita mama, buat Farel bahagia aja. Itu sudah cukup." Ria menjawab sembari tersenyum.


"Pencitraan!" ketus Solimah yang datang dari arah pintu.


Farhan, Ria dan Farel tidak ada yang menjawab. Khusunya Ria yang diam seribu bahasa. Tidak kapok juga mertuanya karena sudah dia basmi tadi, masih ada nyinyir bin julid. Emang emak-emak hombreng.


"Siapa yang masak?" tanya Solimah.


"Nenek, pertanyaannya diganti yang lebih berbobot bisa gak? Udah tau kalau tiap hari Mama Ria yang masak, masih aja nanya," ucap Farel. Solimah mengunyah tahu dengan kesal, bisa-bisanya Farel mengatai pertanyaannya yang tidak berbobot.


"Sudah, ayo makan!" Farhan menarik handuk dari anaknya dan menyampirkan ke pundak. Pria itu mengambil makanan dan mulai makan dengan tenang.

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang