49. Berita Miring

1.4K 44 7
                                    

Pagi ini, krasak-krusuk terdengar seiring jalannya Farhan di koridor rumah sakit. Para dokter yang biasa menyapanya kini juga tampak menatap sinis. Farhan meneliti pakaiannya, tidak ada yang salah. Kemeja biru muda, jas dokter warna hitam dan celana kain yang menempel di tubuhnya masih bagus dan rapi, tidak ada yang salah.

Farhan menetralkan ekspresi kikuknya, mencoba mengabaikan krasak-krusuk yang terdengar. Dokter Beni menahan dokter Farhan yang akan melangkah. Farhan mengerutkan alisnya. Beni ingin bicara, tapi bibirnya terkatup lagi. Memikirkan segala ucapan yang akan keluar dari bibirnya.

"Dokter, ada apa?" tanya Farhan membuat Beni tersentak.

"Itu eh anu ... itu-"

"Ngomong yang jelas!" gertak Farhan membuat Beni lebih meringis.

"Anu, Dok. Dokter gak lihat grub chat?" tanya beni takut-takut.

"Jelas saya gak ada waktu buat lihat lah. Mending lihatin istri aja dari pada grub chat yang basa-basi. Kamu sih masih jomblo, gak tau nikmatnya lihat istri," jawab Farhan mengejek.

"Bukan begitu, anu ...."

"Anu apa?" bentak Farhan.

"Dokter Farhan ...." teriak Aulia berlari menghampiri Farhan. Farhan ingin kabur lantaran takut disosor, tapi tangannya ditahan Dokter Beni.

"Dokter, kenapa dokter tega sama saya? Apa salah saya, Dokter? Hikss hiksss ...." isak Aulia meninju perut Farhan.

"Apa sih? Jangan lebai deh," kesal Farhan. Pagi-pagi ada aja yang bikin dirinya emosi.

"Dokter, hiksss hiksss ...." isak Aulia.

"Jangan menangis! nanti disangka orang aku sudah memperkosamu lagi," kesal Farhan.

"Bukan begitu, Dokter kenapa tega sama istri dokter, dokter malah bercumbu dengan wanita lain, hikss hikkss ...." Aulia mencoba memanipulasi, padahal dia sendiri juga terlibat dalam menyebar gambar yang tidak layak tonton itu.

"Apa sih maksudmu? Gak jelas banget. Aku gak pernah menghianati istriku, asal kamu tau," jawab Farhan mencoba pergi. Namun, lagi-lagi langkahnya ditahan oleh Beni dan Aulia.

"Ada apa lagi?" bentak Farhan. Dia sudah mau ke ruangannya, dan dua mahluk tak beradab ini malah mencegahnya.

"Ini nih lihat!" titah Beni menyodorkan hp nya. Mata Farhan membulat melihat foto dirinya tengah mencium payudara Dora. Ada foto lagi dimana dia sedang bersetubuh dengan mantan istrinya.

"Sial!" umpat Farhan.

Dora sudah keterlaluan, dan wanita itu memang nekat menyebar fotonya. Pasti ini gara-gara Ria yang tidak memenuhi Dora yang mengajak ketemuan. Okey, baiklah Dora. Mungkin saat ini karir Farhan terancam, tapi dia yakin kalau Dora yang akan lebih menderita dari dirinya.

Sedangkan di rumahnya, Ria tengah mondar-mandi dengan gelisah karena di sosial media banyak foto Farhan bertebaran yang tengah mencumbu Dora. Ria tidak melihat hp dari kemarin, dia jadi tidak tau kalau Dora mengajaknya ketemuan, dan sialnya Ria tidak menemui Dora, membuat Dora berbuat nekat dan menyebar foto Farhan.

Dan sialnya, akun mulai lambe turah, lambe nyinyir, lambe njedir, memuat foto suaminya dengan dibumbui berita hiperbola. Mereka tidak tau apa-apa, tapi sok tau dengan memuat berita seenaknya.

"Kamu ngapain sih mondar-mandir tidak jelas begini?" tanya Solimah yang bosan melihat menantunya mondra-mandir.

"Gak apa-apa," jawab Ria.

Solimah yang juga sibuk dengan hp nya, tiba-tiba menjerit kaget. Dia syok saat melihat postingan dari akun lambe ghibah yang biasa dia ikuti. Foto anak dan mantan menantunya yang tengah bercumbu.

"Ria, apa ini?" teriak Solimah menyodorkan hp nya kepada Ria.

"Itu tingkah mantan menantu ibu yang nyebar," jawab Ria menghembuskan napasnya berat.

"Kenapa Dora lakukan ini? Kalau dia melakukan ini sudah pasti karir Farhan akan hancur," marah Solimah.

"Dan tidak mungkin Dora melakukan ini tanpa sebab. Kamu tau kenapa dia seperti ini?" selidik Solimah lagi.

"Dora mengajakku ketemuan dengan membawa Farel, tapi aku tidak mengangkat panggilannya dan dia menyebar gambar itu," jawab Ria.

Plakk!

Solimah menampar Ria dengan kuat. Amarah memuncak di ubun-ubun wanita itu. Ria yang mendapat tamparan dari Solimah, langsung berdiri, membalas tamparan mertuanya tidak kalah kencang.

"Akhhh!" teriak Solimah memegangi pipinya.

"Kamu sudah berani kasar sama ibu?" tanya Solimah tidak percaya.

"Ibu sendiri yang memulai. Atas dasar apa ibu menamparku? Ibuku kandung tidak pernah menamparku, dan ibu hanya mertua sudah berani main tangan?" tanya Ria dengan sinis.

"Ini semua gara-gara kamu. Andai kamu menuruyti Dora, sudah pasti Dora tidak akan nekat. Lagian Farel itu memang bukan anakmu, kenapa kamu sok menguasi begini?" teriak Solimah tepat di wajah Ria.

"Kamu hanya ibu sambung, jangan sok menyayangi Farel sendiri. Dia masih punya ibu kandung yang dia harus tau!" tambah wanita itu.

"Ibu kenapa plin-plan kayak abege baru mengenal cinta? bukannya ibu sudah pernah bilang kalau Dora tidak boleh bertemu Farel? Lalu kenapa sekarang begini?" serobot Ria.

"Ya sekarang sudah beda perkaranya. Ini semua salahmu, makanya kamu punya anak sendiri jangan hanya Farel yang kamu andalkan."

"Tau begini aku tidak sudi nikah dengan anak ibu yang statusnya sudah duda, mengurus Farel yang bukan anakku dan mendapat perlakuan kasar dari Farhan sampai aku tidak bisa hamil. Andai aku tidak menikah dengan anak ibu, aku sudah hamil dari dulu!" teriak Ria dengan marah. Bahkan teriakan Ria menggema di ruang tamu. Untungnya Farel sedang main di rumah Rex.

"Kamu sekarang menyalahkan keadaan?"

"Bukan aku menyalahkan keadaan, tapi aku menyalahkan ibu yang melahirkan pria bangsat seperti Farhan," tandas Ria dengan kejam. Persetan dengan omongan dia yang akan menyakiti mertuanya. Karena mertuanya dulu yang memancing emosinya dan menyakiti terlebih dulu dirinya.

"Sekarang, kamu pergi dari rumah anakku. Aku tidak sudi mempunyai menantu seperti dirimu!" usir Solimah.

Okey aku akan pergi dari sini. Dan kalau Farhan dan Farel mencariku, aku tidak akan sudi kembali kecuali ibu yang bersujud di bawah kakiku!" tandas Ria dengan tajam. Emosi Ria sedang diujung batas, dia tidak mempedulikan segala ucapan yang keluar dari bibirnya.

Ria menuju kamarnya, mengambil barang-barangnya dan segera minggat dari rumah suaminya. Tanpa pamitan, Ria pergi melenggang saja. Ria tidak akan menjilat ludahnya sendiri dengan kembali kepada Farhan kalau mertuanya belum meminta maaf kepadanya. Ria yakin, kalau mertuanya akan menyesal telah mengusirnya.

Solimah memijat keningnya yang berdenyut, anak menantunya sangat kurangajar dengan menampar pipinya dan melawan setiap ucapannya. Bahkan saat ini gertakannya juga langsung diwujudkan Ria meninggalkan rumah ini. Apa Solimah salah kalau dia marah karenan Ria yang tidak memepertemukan Dora dengan Farel dan berujung terancamnya karir anaknya. Solimah tidak mudah membesarkan Farhan sampai cita-cita anaknya itu terwujud. Solimah juga tidak rela bila karir anaknya hancur gara-gara keegoisan Ria yang ingin menguasai Farel sendiri.

Sexy Doctor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang