Enemy | Hwankyu vers✔

2

" Tuan muda, anda di tunggu tuan besar di bawah."

" Ada apa?"

" Saya juga tidak tau tuan."

Junghwan mendengus malas lalu mulai mengikuti langkah salah satu bodyguard ayahnya itu untuk turun menemui sang ayah.

" Ada apa, Appa?"

" Duduk."

Junghwan menurut, pemuda itu duduk di depan ayahnya yang tengah menampilkan wajah tanpa ekspresi.

" Jelaskan sekali lagi, kenapa kau memukul Choi Soobin itu?"

Junghwan ingin mendengus keras, tapi di tahannya. Masalah ini lagi, batinnya kesal.

" Hanya ingin saja appa. Tadi pagi sudah ku katakan sebelumnya."

" Kalau seperti itu sebaiknya kita ke psikolog, aku tidak ingin pewarisku menjadi seorang psikopat."

Seharusnya appa yang kesana,batin Junghwan. Wajahnya berubah sinis.

" Kau ingin ke psikolog atau berkata jujur?" Ancam ayahnya membuat Junghwan mendecak kesal.

" Sebenarnya ada apa? Kenapa appa membahas ini lagi?"

" Choi Soobin mengatakan bahwa kau memukulnya setelah dia membully anak Kim Junmyeon. Kau? Katakan, ada hubungan apa kau dengan Kim itu? Kau memukul Soobin untuk membelanya?"

Junghwan menatap ayahnya yang juga menatapnya dengan wajah menahan amarah.

" Untuk apa aku berhubungan dengannya? Bukankah appa memintaku untuk menjaga jarak dengan anak pemilik Kim group itu? Bahkan appa melarangku tanpa alasan, dan aku mematuhinya. Sekarang apalagi?" Junghwan berucap sinis membuat Sehun semakin emosi.

" Lalu kenapa kau memukul Soobin?!"

Junghwan langsung berdiri di ikuti Sehun.

" Aku benci melihat orang sombong seperti dia!"

" Dia mengatakan kalau kau dan dia selama ini baik-baik saja tanpa ada masalah. Kau tau! Aku harus merendahkan diriku untuk meminta maaf kepada keluarga Choi itu!"

" Aku memang sering memukuli orang tanpa sebab." Ujar Junghwan dan setelah itu ia bergegas pergi dari hadapan ayahnya itu. Ayahnya berteriak marah memerintahkannya untuk berhenti. Tapi Junghwan tanpa peduli meneruskan langkahnya.

" SO JUNGHWAN! KALAU SAMPAI APPA TAU KAU MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN ANAK KELUARGA KIM ITU, APPA TIDAK AKAN MEMAAFKANMU!"

'Appa tidak akan bisa melarangku.'