11

715 145 3
                                    

6 years later....




Junghwan membawa nampan yang berisi bubur dan teh madu ke kamarnya. Saat ia hampir mencapai pintu, 2 anak kecil berlarian menyalipnya hingga tubuhnya terhuyung membuat mangkuk bubur dan teh madu itu hampir melompat dari nampannya. Untung saja Junghwan segera menyeimbangkannya kembali.

" Leo! Orion! Jangan lari-larian! Astaga!" Junghwan berseru kepada si kembar. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ranjang yang di atasnya terdapat Junkyu tengah berbaring dan si kembar yang sudah berada di kedua sisi ibunya itu.

" Leo-ya, Orion-ie. Dengarkan appa kalian." Tegur Junkyu saat Junghwan telah berdiri di pinggiran ranjangnya.

" Kenapa eomma masih disini?" Tanya si sulung Leo.

" Eomma tidak mengantar kami?" Tanya si bungsu Orion ikut-ikutan.

" Eomma kalian sakit. Jadi hari ini appa yang akan mengantar kalian ke sekolah." Ujar Junghwan masih dengan nampan di tangannya.

" Shirreo!"

" Eh??" Junkyu berjengit kaget saat mendengar seruan kedua anaknya itu.

" Kami mau Eomma!" Tegas Leo.


" No no no! Kalian tidak lihat Eomma kalian sedang sakit eoh?" Sahut Junghwan.

" Eommaaa!!" Seru Orion sembari memeluk lengan Junkyu manja.

" Rion-ie, Eomma sedang tidak enak badan. Hari ini kalian di antarkan appa saja, ne?" Ujar Junkyu lembut sembari mengelus pelan rambut coklat gelap kembar bungsunya.

" Eommaaaa!!"

Junkyu menoleh ke sisi di sebelahnya, di sana kembar sulungnya tengah cemberut dengat mempoutkan bibir merah mungilnya.

Junghwan menghela nafas. Tangannya kesemutan sekarang.

" Leo-ya, Eomma sedang tidak enak badan sekarang. Hari ini kalian di antarkan appa saja ne?" Ujar Junkyu lagi sembari mengelus pelan rambut hitam pekat kembar sulungnya itu.

" Baiklah!" Seru si sulung dengan girangnya.

" Baiklah!" Melihat kembarannya bersorak, si bungsu juga tidak mau kalah.

Junkyu dan Junghwan akhirnya tersenyum melihat tingkah kembar kesayangannya itu. Tapi,

" Leo! Orion! Jangan melom---"

Terlambat.

Kedua anak kembar itu tertawa cekikikan saat mendarat di lantai dan langsung berlari keluar dengan seragam pelaut mereka.

Junghwan menghela nafas berat. Jika seperti ini lama-lama ia akan terkena hypertensi di usia dini.

" Segera sarapan anak-anak! Omelettenya ada di meja makan!" Seru Junghwan.

" Neee!" Sahut entah siapa dengan kencangnya.

Junghwan akhirnya bisa duduk dengan nyaman di sebelah istrinya.

" Aku membuatkan teh madu untukmu dan juga bubur." Ujar Junghwan. Junkyu tersenyum.

" Gomawo. Tapi sepertinya aku belum ingin makan sekarang."

" Tidak bisa. Siapa yang akan memastikanmu makan dengan baik ketika aku bekerja nanti? Ayo makan dulu. Nanti kalau masih merasa tidak enakan, aku sudah menyediakan obat di nakas."

" Dasar pemaksa." Gerutu Junkyu.

Junghwan memindahkan nampan yang ada di pangkuannya ke pangkuan Junkyu yang masih di lapisi selimut.


Enemy | Hwankyu vers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang