9

779 164 5
                                    



" Junkyu--"


Junkyu segera terbangun ketika mendengar panggilan lirih yang memanggil namanya itu.

" Astaga Junghwan. Syukurlah kamu sudah sadar."


Junkyu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya melihat Junghwan yang telah sadar setelah hampir 8 jam tidak sadarkan diri itu.


" Aku haus Hyung---" Lirih Junghwan membuat Junkyu langsung mengambil botol air mineral beserta sedotannya. Junkyu membantu Junghwan untuk minum dengan mengangkat sedikit kepalanya dengan hati-hati.


" Bagaimana? Masih sakit? Atau ku panggilkan dokter sekarang."


Saat Junkyu bersiap untuk menekan bell, Junghwan menahan tangannya.


" Tidak usah hyung. Aku baik-baik saja." Ujarnya sembari tersenyum. Junkyu hanya menatap kekasihnya itu dengan tatapan miris. Bagaimana ia bisa mengatakan baik-baik saja jika tubuh dan wajahnya lebam dan terluka.


Seakan mengerti arti tatapan Junkyu, Junghwan kembali tersenyum.


" Sakitnya masih bisa ku tahan. Jika memang sangat sakit, tidak masalah memanggil dokter untukku."


Junkyu mengangguk mengalah.



" Hyung?"



" Ne? Kamu butuh sesuatu? Atau kamu lapar Junghwanie?"


Junghwan menggeleng.



" Benarkah?"


Junkyu mengernyitkan keningnya tidak paham dengan pertanyaan Junghwan.



" Benarkah di dalam sana ada calon anak kita?" Lanjut Junghwan. Junkyu tersentak, tidak menyangka akan di tanyakan hal itu.


Junkyu mengangguk pelan, menatap Junghwan dengan was-was, takut jika kekasihnya itu bersikap diluar ekspektasinya.


" Apa kamu marah, Junghwanie?"


Junghwan tersenyum membuat Junkyu sedikit lega.



" Kenapa aku harus marah? Malah aku yang takut jika kamu marah hyung. Hyung lebih pantas marah di banding aku."



" Tidak. Aku tidak marah. Aku mengerti resiko yang akan kita hadapi karna setiap kita berhubungan, kita tidak pernah memakai pengaman."



Junghwan terdiam sejenak.

" Jadi berapa usia kandunganmu sekarang hyung?" Tanya Junghwan pelan.

" Baru 3 minggu."


" Pantas saja selama 3 minggu ini hyung selalu menempel padaku. Ternyata keinginan anak kita."


Junkyu mengulum senyumnya.


" Aku juga baru menyadari itu Junghwan-ah."



" Apakah anakku sehat di dalam sana?" Tanya Junghwan lagi. Junkyu mengangguk.

" Anak kita sangat sehat."



Tiba-tiba wajah Junghwan berubah suram membuat Junkyu kembali was-was.


" Ada apa Junghwan-ah?"



Junghwan menatapnya.


" Bagaimana aku bisa menghidupi kalian berdua sekarang? Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang. Appa mengusirku." Ujar Junghwan setelah mengingat hal terakhir yang ia dengar sebelum jatuh pingsan. Junkyu tersenyum simpul sembari mengelus punggung tangan kekasihnya.



Enemy | Hwankyu vers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang