" Junkyu--"
Junkyu segera terbangun ketika mendengar panggilan lirih yang memanggil namanya itu.
" Astaga Junghwan. Syukurlah kamu sudah sadar."
Junkyu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya melihat Junghwan yang telah sadar setelah hampir 8 jam tidak sadarkan diri itu.
" Aku haus Hyung---" Lirih Junghwan membuat Junkyu langsung mengambil botol air mineral beserta sedotannya. Junkyu membantu Junghwan untuk minum dengan mengangkat sedikit kepalanya dengan hati-hati.
" Bagaimana? Masih sakit? Atau ku panggilkan dokter sekarang."
Saat Junkyu bersiap untuk menekan bell, Junghwan menahan tangannya.
" Tidak usah hyung. Aku baik-baik saja." Ujarnya sembari tersenyum. Junkyu hanya menatap kekasihnya itu dengan tatapan miris. Bagaimana ia bisa mengatakan baik-baik saja jika tubuh dan wajahnya lebam dan terluka.
Seakan mengerti arti tatapan Junkyu, Junghwan kembali tersenyum.
" Sakitnya masih bisa ku tahan. Jika memang sangat sakit, tidak masalah memanggil dokter untukku."
Junkyu mengangguk mengalah.
" Hyung?"
" Ne? Kamu butuh sesuatu? Atau kamu lapar Junghwanie?"
Junghwan menggeleng.
" Benarkah?"
Junkyu mengernyitkan keningnya tidak paham dengan pertanyaan Junghwan.
" Benarkah di dalam sana ada calon anak kita?" Lanjut Junghwan. Junkyu tersentak, tidak menyangka akan di tanyakan hal itu.
Junkyu mengangguk pelan, menatap Junghwan dengan was-was, takut jika kekasihnya itu bersikap diluar ekspektasinya.
" Apa kamu marah, Junghwanie?"
Junghwan tersenyum membuat Junkyu sedikit lega.
" Kenapa aku harus marah? Malah aku yang takut jika kamu marah hyung. Hyung lebih pantas marah di banding aku."
" Tidak. Aku tidak marah. Aku mengerti resiko yang akan kita hadapi karna setiap kita berhubungan, kita tidak pernah memakai pengaman."
Junghwan terdiam sejenak.
" Jadi berapa usia kandunganmu sekarang hyung?" Tanya Junghwan pelan.
" Baru 3 minggu."
" Pantas saja selama 3 minggu ini hyung selalu menempel padaku. Ternyata keinginan anak kita."
Junkyu mengulum senyumnya.
" Aku juga baru menyadari itu Junghwan-ah."
" Apakah anakku sehat di dalam sana?" Tanya Junghwan lagi. Junkyu mengangguk.
" Anak kita sangat sehat."
Tiba-tiba wajah Junghwan berubah suram membuat Junkyu kembali was-was.
" Ada apa Junghwan-ah?"
Junghwan menatapnya.
" Bagaimana aku bisa menghidupi kalian berdua sekarang? Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang. Appa mengusirku." Ujar Junghwan setelah mengingat hal terakhir yang ia dengar sebelum jatuh pingsan. Junkyu tersenyum simpul sembari mengelus punggung tangan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy | Hwankyu vers✔
FanfictionWelcome to: 10th my Kyuhwan fanfiction " Enemy" Start : 6 Februari 2021 Finish: 23 februari 2021