6

892 169 21
                                    


Junghwan mengerjap pelan ketika netranya terasa perih karna cahaya matahari berlomba-lomba menerobos kelopak matanya. Pemuda bertubuh tinggi besar itu menggeliat pelan sebelum benar-benar membuka matanya secara menyeluruh.



" Selamat pagi, Tuan Muda So."



Junghwan tersenyum senang menatap sesosok bidadari berwujud seorang namja luarbiasa imut dan tampan yang kini tengah berdiri berlatar cahaya pagi yang menembus dinding full kaca yang menampakan view gedung-gedung pencakar langit.




" Bonjour jeune maître."


" Menyebalkan." Rengut Junkyu.



Junghwan terkekeh pelan.


" Bonjour Mon Cher."



" Sudahlah. Jangan menggodaku dengan aksen Perancis kacau itu, So. Segera mandi dan segera susul aku ke meja makan."



" Jam berapa sekarang?"



Junkyu mengangkat lengannya menatap apple watch berwarna putih yang melingkar di lengannya.


" Jam 8."


" Baiklah, bangunkan aku jam 9." Ujar Junghwan sembari menarik kembali selimutnya.



" Bangun atau ku siram air es?"


Junghwan terlonjak dan segera duduk, disingkirkannya selimut dan lari terbirit ke kamar mandi. Junkyu menghela nafas pelan lalu berjalan mendekat ke ranjang dan mulai membereskan selimut dan bantal.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Junkyu tersenyum di kulum ketika sebuah lengan kini telah melingkar di perutnya yang tengah menata makanan di atas meja. Pemuda itu kini merasakan sebuah kecupan mendarat di bagian belakang kepalanya.



" Harum sekali." Suara bariton itu mulai menyapa indra pendengarannya.


Junkyu segera berbalik dengan masih di dalam pelukan Junghwan. Menatap kekasihnya dengan surai hitam yang terlihat masih basah. Handuk putih masih terkalung di lehernya.



" Aku tidak menemukan hairdrayer dimanapun." Ujarnya. Junkyu tersenyum, Junghwan semakin mengeratkan pelukannya.



" Aku lupa membelinya." Jawab Junkyu. Junghwan mengangguk pelan, matanya melirik semua makanan yang ada di meja makan. Tapi tatapannya segera beralih ketika merasakan handuk lembut mengusak rambutnya. Junkyu dengan cekatan berusaha mengeringkan rambutnya.



Pandangan mata mereka bertemu, Junghwan menyelami manik berbinar itu. Sesaat ia merasa tenggelam di manik gelap sang kekasih. Hingga tanpa sadar kepalanya terus saja merunduk mengikis jarak di antara keduanya dengan Junkyu yang menatapnya gugup.


Enemy | Hwankyu vers✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang