Hinata turun dari boncengan Naruto ketika motor itu berhenti di depan rumahnya. Naruto melepas helmnya.
"Gak mau langsung ke rumahku ambil mawar?"
Hinata membelalak, sedangkan Naruto tertawa kecil. "Ini udah dini hari, Naruto," bisiknya galak.
"Kan bercanda," kata Naruto tanpa beban. "Eh tapi kamu beneran suka mawar, kan, ya? Jangan-jangan aku udah sejauh ini tapi ternyata salah?"
"Bener, kok." Hinata tekekeh. "Malah aku bingung kamu tau dari mana, padahal aku gak pernah bilang."
"Kamu wangi mawar." Naruto menampilkan cengirannya. "Terus pas disuruh gambar cepet sama Pak Kakashi, kamu gambar mawar."
Hinata tertawa kecil. "Aku kaget kamu merhatiin aku segitunya. Sampe-sampe ngasih kado juga liontinnya mawar," kata gadis itu kemudian tersentak sendiri. "Oh, aku lupa. Aku pake, loh!" Hinata mengeluarkan sebuah kalung dari balik sweater-nya dan menunjukkannya dengan riang. Naruto berbinar menatap gadis itu.
"Hin, coba lepas dulu helm-mu."
"Hm? Kenapa?" Meski bertanya, Hinata tetap melakukannya. Naruto meraih tangan Hinata, menariknya lembut. Membuat Hinata agak kebingungan namun tak memberontak.
Naruto berdiri, tanpa mengatakan apapun, mendaratkan sebuah kecupan singkat pada pipi Hinata.
Hinata melotot, menatap Naruto penuh keterkejutan. Yang tak lama kemudian gadis itu jadi mundur sedikit dan menunduk berusaha menutupi semburat merah yang muncul di wajahnya.
Naruto mengulum bibir, menahan senyumnya. Andai Hinata melihatnya, wajah Naruto juga merah padam saat ini.
"Aku pulang, ya." Naruto berkata pelan. "Good night."
Hinata mengangguk kecil. "Night," sahutnya sebelum motor Naruto melaju dan meninggalkannya.
Ralat, meninggalkannya dan juga seseorang di belakangnya.
"Bagus ya baru pacaran dah nyosor aja."
Hinata terlonjak kaget dan langsung berbalik. Mendapati Hanabi yang entah sejak kapan sudah bersandar pada pagar hitam dan menatap kakaknya.
Batin Hinata berteriak. Gadis itu ingin mengubur diri rasanya.
Ini baru hari pertama. Hinata berdoa semoga nyawanya masih cukup untuk berpacaran dengan Naruto hingga hari-hari berikutnya.
-- fin.
a/n
jika dibandingkan dengan prolog, ini sangat pendek!!!!!!! hahahaha
gomen, aku bisa segini doang. aku gak ahli bikin yang manis manis karena aku sendiri juga /ohok/ belum pernah /ohok/ pacaran /ohok/
//nahloh malah curcol lagi wkwkwk
aku mau mengucapkan terima kasih. untuk para pembaca yang bersedia vote dan komen, untuk yang vote saja, bahkan untuk yang tidak menyumbangkan vote sekalipun. terima kasih banyak! aku sayang kalian semua <3
next, aku akan membuat cerita sasusaku dengan latar yang sama dengan cerita ini. iya, satu universe. mungkin masih agak lama, beberapa bulan(?) lagi. tapi aku harap cerita itu juga nanti bisa di-notice para sasusaku lovers sama seperti cerita ini di-notice oleh naruhina lovers. ganbarimasu! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Healer [Naruto x Hinata] ✔
FanfictionNaruto dan Hinata. Dua murid SMA yang kebetulan berada di kelas yang sama. Dua murid SMA yang sama-sama memendam luka. Dua murid SMA yang saling jatuh cinta. *** "Call me everytime you need to." "I want to be your healer." ** [R13+] ; TW // harsh...