05 - Labrak

781 114 16
                                    

Gadis dengan rambut pendek di atas bahu itu berdecak dengan resah. Bola mata hijau zamrudnya sibuk mengamati layar ponselnya sejak tadi.


Naruto: oke.

Sakura: hah
Sakura: bentar. gue bercanda.
Sakura: nar?
Sakura: NAR WOI
Sakura: LO GAK BENERAN NGELABRAK KAN???!!!?!
Sakura: NARUTO UZUMAKI

Tak ada balasan. Sakura menunduk pasrah. Gadis berambut coklat yang sejak tadi mengamatinya sembari memakan camilan jadi tergelitik untuk bertanya, "Kenapa deh, Sak?"

"Ri..." panggil Sakura putus asa. "Doain temen gue ya. Semoga dia gak kenapa-napa."





Sementara itu, jauh di sana.....

Naruto melangkah memasuki alfamart dengan gugup. Tapi pemuda itu mencoba terlihat berani dan gagah dengan mengangkat dagunya. Ia tidak boleh berbalik, ia sudah membulatkan tekad.

'Anjing gue ngapain sih. Bodoamat ah lanjut aja.'

Kiba dan Hinata yang tengah berdebat untuk memilih es krim sontak terkejut dan menoleh ketika Naruto berjalan lurus ke arah mereka. Dengan wajah (sok) angkuh, Naruto menatap Kiba dingin.

"Naruto?" panggil Hinata merasa bingung dengan kehadiran Naruto yang tiba-tiba ini. Terlebih lagi pemuda itu tanpa kata berdiri di dekat mereka dan memasang ekspresi wajah tak bersahabat.

"Ngapain lu." Kiba mengangkat alis tinggi. Pemuda itu tidak mengerti dengan tatapan tajam Naruto, seakan-akan mereka berdua tidak saling mengenal. Padahal, mereka berdua ada di kelas yang sama sebelumnya.

"Lo pacarnya Hinata?!"

Hinata melotot.

"... Hah?" Kiba jadi yang pertama bersuara setelah hening yang cukup lama. "Urusan lo apa?"

"Gue naksir sama Hinata, jadi kalo lo emang pacarnya, gue bakal mundur!" Naruto sudah membuang seluruh urat malunya dan berbicara tanpa saring. Hinata semakin melotot, seakan-akan matanya akan segera keluar.

"Naruto!" Hinata berseru tertahan. "Kamu--apa-apaan, sih?!"

Kiba tersenyum miring, sebuah kekehan lolos dari mulutnya. "Iya, gue pacarnya. Terus sekarang lo mau apa?"

"Kiba-!" Hinata sudah melotot sejadi-jadinya.

"... Oke, kalo gitu gue bakal berhenti gangguin Hinata." Naruto berkata dengan lapang dada. "Maaf karena bikin lo risih, ya, Hin. Tapi kalo kalian putus, tolong bilang sama gue. Gue masih mau perjuangin lo."

Hinata tergagap, gadis itu malah jadi bingung harus menjawab apa. Sementara Kiba sudah mati-matian mengatur ekspresi karena sejujurnya ia sangat ingin tertawa saat ini.

Naruto berbalik, namun Kiba menghentikan langkahnya sebelum ia sempat berjalan terlalu jauh.

"Lo serius sama Hinata?"

Naruto kembali membalikkan badannya, pemuda itu mengangguk dengan yakin. "Gue bisa jamin kalo gue tulus."

Hinata membuka mulut, tapi tak ada suara yang keluar dari sana. Apa-apaan, sih, Kiba ini?! Sebenarnya apa yang ia rencanakan?

Kiba kembali tersenyum miring, dengan Naruto yang masih menatapnya serius, dan Hinata yang linglung sendiri tak tahu harus berkata apa. Tak ada yang bersuara di antara mereka.



"NARUTOOO!!! BAYARIN AYAM GUEEE!!!"

Ketiganya terlonjak saat Shion menyembulkan kepalanya di pintu alfamart dan berteriak dari sana. Sesaat kemudian gadis itu dengan menyesal langsung meminta maaf berkali-kali pada kasir yang menatapnya shock. Naruto yang melihat kesempatan untuk kabur itu langsung menghampiri Shion dan mengajaknya pergi.

Be A Healer [Naruto x Hinata] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang