[38] Malam terakhir bersama.

1.6K 421 98
                                    

"Ah, ini lucu banget, Feb. Mirip kaya lo," ucap Yuna yang memegang gantungan kunci berbentuk gorila berbulu warna ungu.

Febi yang digandengnya, sekarang melirik ke arah cewek bucin itu sambil menunjukkan kedua kepalan tangan ke arah Yuna. "Lo pilih kanan atau kiri? Kanan kuburan, kiri rumah sakit," kata cewek jomblo ini yang menerapkan permainan jaman kecil dulu.

"Pilih hati kamu aja, Bebkyu, unch."

Febi bergidik geli saat Yuna menoel dagunya. Punya temen kok gini banget, bisa dijual di aplikasi online gak, sih?

Siang ini, keenam perempuan pergi untuk belanja cinderamata setelah makan siang di sebuah restoran yang ada di dekat sana. Mereka menyisir toko-toko dekat pantai yang menjual barang-barang juga souvenir.

"Ini bajunya ada ukuran lebih besar, Mba?" tanya Nadine yang pakai kacamata hitam. Meski begitu, pedagang yang masih muda ini mengenali Nadine dan minta foto. Cia yang berjalan bersamanya, jadi tukang foto dadakan. Ternyata, dia adalah anak pemilik toko. Ibunya juga minta foto sama Nadine.

"Ada, Kak. Bentar, ya," ucap anak perempuan berusia belasan tahun itu dengan sumringah.

"Bawain semua, Kak. Biar Mba Nadine lihat," imbuh ibunya. "Duduk, Mba. Silakan."

"Makasih, Bu." Nadine dan Cia duduk, menunggu si ibu membawakan pakaian yang diminta.

"Buat Bryan?" tanya Darin saat Bella melihat-lihat pakaian pantai untuk anak-anak. Bella menoleh, kemudian tersenyum tipis dan mengangguk. Kalau dia ke mana-mana, Bella gak pernah lupa beli sesuatu buat anaknya.

Darin ikut senang, dia menepuk-nepuk bahu Bella dan bilang mau liat-liat yang lain. Mau beliin beberapa makanan khas sini buat orang rumah di toko sebelah.

Di tengah-tengah dirinya yang tengah menjelajah toko satu dengan lainnya sama Yuna, ponsel Febi memunculkan notifikasi pesan. Dia sempat mau mengabaikan, tapi ketika melihat siapa nama orang yang memutuskan kirim pesan ... Febi mengurungkan niat.

Jey : Miss, bisa ketemu nanti malem?
Jey : Gak pulang hari ini, kan?

Untung aja, whatsapp dia gak dinyalain centang birunya. Jadi Jey gak akan tau Febi udah baca pesan atau belum.

Perempuan berusia 25 tahun ini sempat menggigit bibir bawahnya, kemudian memilih menaruh ponsel ke dalam tas lagi ketika Yuna membuatnya kaget. Muncul dengan heboh sambil bawa dua pakaian pantai berwarna sama. Katanya, mau dipakai couple-an sama Tian.

Dasar bucin!

Pukul setengah dua siang, mereka balik ke mobil Cia dengan tangan pegang belanjaan semua. Paling banyak dan rempong Nadine, karena dia bukan cuma beli buat diri sendiri dan suami, tapi banyak. Beberapa juga mau di-give away-in katanya. Pas Yuna bilang mau ikut, Nadine bilang gak akan pilih Yuna jadi pemenang. Tega.

"Panas banget, Ceu," kata Yuna saat masuk ke dalam mobil. Sekalinya ditinggal, pas masuk lagi engap. Dia naik sama Febi di bangku belakang, Nadine dan Bella di tengah, sementara Cia sama Darin di depan. Cia baru masuk mobil setelah merapikan bagasi mobilnya supaya belanjaan teman-temannya gak berantakan. "Eh bentar, Ci. Jangan jalan dulu," lanjut Yuna heboh saat Cia udah siap mau jalanin mobil. "Din, buka jendela, Din, cepet!"

"Kenapa, sih?"

"Buruan keburu pergi abang-abangnya."

Yuna nongol di kaca tengah, kemudian berteriak, "ABANGGGGG TOPI MERAH, MAU ES CENDOL BANG! SINI BANG! YUHUUUU."

Perempuan-perempuan yang ada di dalam mobil cuma bisa menahan malu melihat kelakuan teman mereka satu ini yang bener-bener ajaib.

Orang-orang yang ada di luaran sampe pada kaget, tapi akhirnya ketawa ngeliat tingkah Yuna. Abang-abang yang lagi duduk sambil bengong di bawah pohon, menghampiri mobil Cia sambil bawa dagangannya.

Let's Face It!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang