Kini Jennie sudah berada didalam taksi yg sebelum nya ia pesan lewat aplikasi. Air matanya seketika jatuh kala ingatan tentang percakapan yg ia dengar perihal kondisi sang nenek, belum lagi bayang2 wajah sang ibu yg akhir2 ini nampak begitu kacau.
Padahal ia biasanya kuat minum namun kali ini entah mengapa emosinya tak dapat ia atur dengan benar, sang sopir yg berada didepan nya pun sesekali melirik kebelakang untuk menanyakan kemana tujuan selanjut nya. Sebab ini sudah yg kedua kalinya sang sopir membawa sang gadis memutari tempat yg sama.
" Nona... Setelah in__ "
" Turun'kan saya didepan sana " potong Jennie pada sang sopir.
Sang sopir yg mendengarnya pun perlahan segera berherti kala sampai pada tempat yg dimaksud Jennie tersebut. Sebelum keluar Jennie mengeluarkan beberapa lembar uang untuk diberikan pada sang sopir kemudian keluar begitu saja mengabaikan uang kembalian nya.
Saat mobil yg ia tumpangi sudah cukup jauh dari nya. Jennie menumpahkan segala rasa sesak yg ada dihatinya, ia nampak tak kuasa menahan tangis untuk menangisi keadaan keluarganya saat ini.
Sesekali Jennie memukul dada nya untuk mengurangi rasa sesak yg ia rasakan. " Mengapa.. Hiks mengapa ini semua bisa terjadi hiks! " lirih nya sambil menarik rambut kepalanya.
" Mengapa hiks hiks " lirih nya lagi menangis sesegukan, Jennie mundur dua langkah hingga punggung badan nya membentur tembok tinggi dibelakangnya, kemudian perlahan menjatuhkan tubuh nya sampai berjongkok. Air matanya makin deras berjatuhan, nafas nya tersenggal - senggal karna tangis nya.
Doyoung yg berada didalam mobil yg tak jauh dari tempat Jennie dapat melihat semua nya. Baru kali ini ia melihat wanita yg biasanya dingin dan akuh menangis memilukan seperti itu, entah apa yg telah terjadi padanya hingga membuat ia menjadi semenyedihkan ini.
Terdengar suara gemuruh hujan tiba - tiba saja datang berjatuhan malam ini, membuat Doyoung semakin menatap cemas kearah Jennie yg tengah kehujanan.
Dingin nya angin malam membuat tubuh Jennie menjadi gemetar, namun urung untuk pergi meninggal kan tempat tersebut. Tangis nya makin menjadi dibawah derasnya hujan, Jennie tidak ada hentinya merutuki kesalahan nya serta memikirkan kondisi sang ibu begitu juga dengan sang nenek.
Doyoung mengambil payung yg selalu ia bawa didalam mobil untuk berjaga - jaga dikala hujan seperti ini. Sudah cukup ia tidak bisa menahan lagi untuk tidak menghampiri Jennie, persetan jika ia nanti akan menolak ajakan nya atau ia harus memaksa Jennie agar ikut pulang bersama nya.
Jika Doyoung biarkan Jennie berlama - lama disana, bisa - bisa ia akan terserang sakit. Entah dia bodoh atau apa sudah tau tubuh nya kecil dan sudah bergemetar karna dingin, tapi tetap saja tidak ingin pergi meninggal kan tempat itu. Doyoung benar - benar sangat khawatir dengan keadaan Jennie saat ini, sungguh dia tidak berbohong.
Saat pintu mobil ia buka, Doyoung segera melangkah keluar dari dalam mobil, dengan salah satu tangan nya memegang payung yg sebelumnya sudah ia buka untuk melindungi dirinya dari hujan.
Kemudian dirinya segera melangkah dengan lebar menghampiri Jennie. Jennie masih berjongkok menenggelam kan kepalanya disela lutut dan kedua tangan nya, ia masih menangis dibawah derasnya hujan dimalam hari ini.
Tubuhnya yg sudah kuyup oleh hujan serta dinginnya malam yg menusuk kulit membuat Jennie hanya bisa pasrah, anggap lah ini sebagai hukuman untuk dirinya sendiri. Bahkan jika dengan apa yg sudah ia lakukan pada sang nenek ini mungkin belum sebanding untuk menebus kesalahan nya.
Entah dari mana Jennie merasa sedikit hangat dipunggu nya, seperti ada seseorang yg baru saja meletakan sesuatu pada pundak nya. Dan oh! Tak ada lagi air hujan yg mengenai dirinya saat ini.
Jennie mendongak untuk melihat siapa yg tengah melindungi dirinya dari hujan, dan sedikit terkejud kala melihat sosok Doyoung yg tengah menatap lurus kearah nya.
" Kau sedang apa!? Kau akan sakit jika seperti ini, Jennie! " seru Doyoung sedikit berteriak agar Jennie dapat mendengar nya, tak mendapat respon dari sang lawan bicara akhirnya Doyoung melanjutkan lagi ucapan nya, " Kenapa diam saja? Aku akan mengantar mu, ayo cepat bangun! Kau akan benar - benar sakit jika seperti ini! "
Jennie masih diam ditempat, enggan menjawab ataupun membalas ucapan Doyoung. Ia masih diam memandang wajah pria dihadapan nya yg tak berhenti mengoceh. Tiba - tiba saja fokus Jennie mengarah pada kedua belah bibir Doyoung, entah ini karna pengaruh akholol yg sebelumnya ia minum atau efek dari dingin suhu tubuh yg ia rasakan saat ini.
Tampa menunggu aba - aba Jennie segera bangun dan menarik kerah kemeja Doyoung lalu mendaratkan ciuman kedua belah bibir Doyoung. Sedang kan Doyoung yg diperlakukan seperti itu tentu saja terkejut, hingga menjatuh kan payung yg ia genggam ketanah.
Tidak berhenti disana Jennie mulai mengalungkan kedua tangan nya pada leher Doyoung dan melumat bibir bawahnya dengan lembut. Doyoung yg mulai terhanyut pun memeluk erah pinggang Jennie dan membalas lumatan yg Jennie berikan pada bibir nya.
Doyoung tersenyum disela - sela ciuman yg mereka lakukan tapi, tidak dengan Jennie tampa Doyoung ketahui Jennie tengah menangis disela ciuman yg ia lakukan saat ini.
Jennie tidak tau, yg ia lakukan kali ini benar atau salah. Ia tidak tau bagaimana reaksi ketiga saudara nya jika mereka mengetahui keputusan yg telah Jennie lakukan saat ini.
" Maaf kan aku.. " Lirihnya dalam hati disela - sela ciuman nya, sambil dibawah deras nya hujan yg membasahi kedua tubuh anak manusia tersebut.
Jennie melepas ciuman mereka terlebih dahulu kemudian menatap tepat kedalam kedua bola mata Doyoung, hingga sampai sebelum ia mengucapkan apapun pada Doyoung, Jennie jatuh pingsan dan untung nya saja Doyoung dengan sigap dapat menangkap tubuh Jennie sebelum menyentuh tanah.
" Hei! Cho Jennie, kau dengar aku? " ujar Doyoung sambil menepuk - nepuk lembut pipi Jennie.
Tak mendapat respon apapun akhirnya Doyoung menggendong tubuh Jennie ala bride style dan membawanya masuk kedalam mobil. Meletakan nya dengan sangat hati - hati disamping kemudi nya dan memasangkan sabuk pengaman untuknya.
Kemudian berlari memutar untuk segera masuk kedalam tempat duduknya, dan menjalan kan mobilnya untuk meninggalkan tempat tersebut, sambil sesekali menyentuh kedua belah bibir nya dan melirik kearah Jennie sambil tersenyum.
Jangan lupa Vote dan Comment
nyaaa semuaa☺Btw, yuk buat yg belum follow aku
Mari follow hehee, dan buat yg udah follow Uby.. Terimakasih banyak ☺🖤🌹Aku bakal next chapter kalau vote nya sampai 100k, soalnya nggak sebanding banget sama yg baca hehee🖤☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Rich Girls
General Fiction[ 📢 Follow dulu yuk sebelum baca ‼️ ] Terlahir dari keluarga yg kaya raya membuat 4 yeoja penerus cho group company menjadi sangat angkuh dan sombong bahkan susah diatur. Bagaimana cho yoona dan cho kyuhyun akan bersikap? Akan kah ibu mereka aka...