45. The Presence Of My Fear

828 134 5
                                    


" Hosh.. Hosh.. Bu Anh bagaimana keadaan Yeonjae? Apa yg terjadi kepadanya?? " ucap Lalisa yg setengah ngos2san akibat berlari terburu2 bersama dengan Rose barusan.

Orang yg barusan mereka panggil ' Bu Anh ' pun menoleh sedih, dengan air mata yg sudah membasahi wajah nya. Dan membalas, " Maaf kan Ibu nak hiks ini semua salah ibu.. Tidak seharusnya ibu membiarkan Yeonjae bermain sendirian hiks.. Tidak seharusnya ibu hiks- "

Melihatnya membuat Rose tak tahan hingga menarik tubuh Bu Anh kedalam pelukan nya, kedua nya saling menangis mengkhawatir kan keadaan Yeonjae didalam sana. Disela - sela tangisnya Rose mengelus punggung Bu Anh dengan pelan guna untuk sedikit menenangkan hatinya.

" Bu Anh.. Ini bukan salah siapa pun, ini bukan salah Bu Anh.. Bu Anh harus percaya bahwa Yeonjae kita anak yg kuat.. " Ujar Rose disela tangisnya, mengelus punggung wanita didalam pelukan nya saat ini.

Sedangkan Lalisa menatap kosong kearah pintu dihadapan nya, menahan jatuh nya air mata yg sudah ia tahan sejak tadi. Jujur saja andai Lisa seperti Rose yg dapat menangis sebebas itu tapi.. Sayangnya ia tak bisa melakukan nya.

Sejak kecil diantaran ke empat nya hanya Lalisa lah yg pandai menutupi rasa sedih, kali pertama ia menangis meraung dihadapan semua orang kala sang appa dan Dara eomma meninggal dunia. Hanya itu, dan untuk kesedihan lain nya ia sangat pandai menutupi, jika ia ingin menangis maka ia akan memilih pergi ketempat dimana tak ada seorang pun yg dapat melihat nya.

Bahkan Jennie dan Jisoo sempat berfikir jika Lalisa sudah tak memiliki air mata lagi karna tak pernah melihat nya menangis lagi. Tapi.. Untuk Rose, sepandai apapun Lalisa menyembunyi kan nya ia akan tetap tau dan merasakan, bahwa Lalisa sedang dalam keadaan yg tidak baik2 saja.

Dan seperti saat ini, Rose dapat melihat semua nya bahwa ia juga sedang merasa tak baik2 saja, pandangan kosong serta mata merahnya sangat terlihat dengan jelas bahwa ia sedang menahan semua nya sendiri lagi.

Rose melepas pelukan nya kepada Bu Anh kemudian berjalan mendekat kearah Lalisa dan perlahan menggenggam salah satu tangan Lalisa dengar perasaan penuh sayang.

Menatap lekat wajah Lisa dengan lembut, berkata. " Jika kau ingin menangis maka menangis lah, jangan kau menutupi nya lagi. Aku ada bersamamu Lisa.. Dan begitupun sebaliknya. "

Mendengar perkataan Rose barusan membuat hati Lisa menghangat, pandangan kosongnya beralih menatap kearah Rose kemudian memeluknya menyembunyikan wajah nya pada pundak Rose.

" Yeonjae.. Akan baik2 saja kan Rose.. " lirih Lisa begitu serak, yg hanya dapat didengar oleh Rose seorang.

Rose mengangguk mantap membalas, " Yaa.. Yaeonjae kita akan baik2 saja " yakin nya kemudian mengeratkan pelukan nya pada Lalisa untuk saling menyalurkan kekuatan.

Tak lama pintu dihadapan mereka terbuka menampil pria tua yg menangani Yeonjae barusan. Rose maupun Lisa reflex saling melepas pelukan mereka kemudian berjalan mendekat menghadap sang dokter.

" Dokter Min, bagaimana kondisi Yeonjae? " tanya Bu Ahn khawatir, yg memang sudah mengenali dokter yg selalu menangani Yeonjae tersebut.

Yg dipanggil Bu Anh dengan sebutan dokter pun hanya bisa menghela nafas, setelah menggeleng lemah. " Kondisi Yeonjae semakin menurun, beberapa sendi yg berada di otaknya mengalami kerusakan akibat kangker yg sudah berhasil menggerogoti nya. Saat ini, Yeonjae mengalami koma. "

Bagai ter sambar petir, Rose, Lisa maupun Bu Anh tak bisa berkata - kata lagi. Bu Anh hampir saja terjatuh jika Lisa tidak menahan tubuh nya secara cepat. Sedangkan Rose sudah menangis sambil menutup mulut dengan kedua tangan nya menahan isak tangis nya. Tak hal nya dengan Lalisa, gadis dingin itu kini sudah meneteskan air matanya dalam diam.

Dokter Min yg melihatnya pun ikut merasakan kesedihan mereka. Ia sangat tau bagaimana perjuangan Lalisa dan juga Rose untuk kesembuhan Yeonjae selama ini. Bagaimana sayang nya mereka terhadap Yeonjae.

Merasa tak tahan, akhirnya dokter Min pamit undur diri dari hadapan ketiganya. Meninggalkan tiga orang wanita yg sedang terpukul.

Setelah kepergian sang dokter beberapa menit tadi, Lisa adalah orang pertama yg menghapus air mata nya. Ia beralih menatap kearah Bu Anh yg sudah nampak sangat lelah dimatanya.

" Bu Anh, biar aku dan Rose yg menjaga Yeonjae hari ini. Bu Anh lebih baik kembali kepanti dan beristirahat lah terlebih dahulu. Jika Bu Anh sakit, anak - anak yg lain pasti akan sangat khawatir terutama dengan Yeonjae, ia pasti akan sangat sedih jika melihat Bu Anh sakit. " ujar Lalisa penuh kasih.

Mendengar kalimat panjang yg Lalisa keluarkan untuk dirinya, Bu Anh menatap lekat raut wajah Lalisa yg sudah ia anggap seperti putri nya ini. Yg dikatakan oleh Lalisa memang ada benar nya, jika ia sakit Yeonjae pasti akan sangat sedih.

Masih dengan isak tangis yg tersisa serta wajah basah dan lelahnya akibat menangis, Bu Anh mengelus sayang salah satu pipi Lalisa kemudian memeluknya dengan penuh kasih sayang untuk saling menyalurkan kekuatan.

" Terimakasih.. Yeonjae pasti sangat bangga memiliki eonnie seperti kalian berdua. Tolong kabari ibu selalu tentang kondisi Yeonjae disini ya nak Lisa " ucap Bu Anh meminta dengan tulus disela pelukan yg mereka lakukan.

Lisa mengangguk kala Bu Anh sudah melepaskan pelukan nya dan beralih menatap kearah nya dan juga Rose yg masih setia menangis ditempat nya. Melihat Rose yg masih menangis terisak - isak Bu Anh berjalan kearah Rose kemudian memeluknya dan menepuk - nepuk punggunya dengan sayang.

Merasa tangis Rose sudah mereda dan cukup tenang, Bu Anh melepaskan pelukan nya pada Rose lalu menghapus jejak air mata Rose walau dirinya sendiri pun masih memiliki jejak air mata yg belum kering.

" Yeonjae akan baik - baik saja. Ibu percaya padanya dan Rose, juga harus percaya pada Yeonjae " ujar Bu Anh meyakinkan.

Rose mengangguk mengiyakan, kemudian menghapus jejak air matanya sendiri lalu menatap kearah Lalisa sebentar yg ternyata juga tengah menatap kearah nya. Setelah itu beralih menatap kembali kearah Bu Anh.

" Kalau begitu, biar Rose antarkan ibu— "

" Tidak perlu nak!. Ibu akan pulang sendiri saja naik taksi, kalian disini saja temani Yeonjae. " ucap Bu Anh memotong ajakan Rose barusan.

" Kalian tidak perlu khawatir, ibu akan baik - baik saja. Kalau begitu ibu pamit kembali dulu ya nak. " lanjut Bu Anh lagi pada Rose dan Lisa pamit.

Keduanya mengangguk mengiyakan, sambil saling membalas senyum pada Bu Anh. Kala Bu Anh mulai melangkah pergi meninggal kan mereka berdua disini.






Jangan lupa Vote dan Commentnya yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan Comment
nya yaaa..

Min 100k vote aku bakal Up, itu masih terus berlaku yaa☺☺

Dan bagi yg belum follow yuk follow aku buat ikutin story aku yg lainya..

Terimakasih🖤🖤☺🌹

Four Rich GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang