Sudah hampir dua hari Lisa tidak pergi dari tempat duka yg ia sewa untuk kepergian Yeonjae. Hanbook hitam yg ia kenakan dihari itu pun masih melekat pada tubuh nya.
Tak ada satu kata pun yg ia keluarkan kecuali saat bu Anh dan Rose menyuruh nya untuk istirahat dan makan terlebih dahulu, kedua belah bibir nya nampak begitu kering, matanya bengkak akibat menangis dalam diam.
Rose juga merasa sangat kehilangan seperti Lisa, namun.. Ia sudah dapat menerima semua nya lebih dulu dibanding Lisa. Rose ikhlas, sangat ikhlas jika Yeonjae sudah merasa bahagia dan tak menderita lagi diatas sana.
" Lisa- yaa, mari kita kembali pulang. Kau mau kan pulang dengan ku sekarang? " ajak Rose dengan memohon sambil berjongkok dihadapan Lisa.
" Aku tau, kau masih belum bisa menerima kepergian Yeonjae kita. Tapi, tidak tau kah kau jika Yeonjae sedang melihat kita diatas sana. Ia pasti akan merasa sangat sedih jika melihat kau seperti ini sekarang. " lanjut Rose lagi yg tak bisa menahan air matanya.
Rasanya begitu sakit sekali melihat Lisa yg kembali terpuruk seperti dulu. Melihat Rose yg memohon padanya berulang kali seperti itu membuat Lisa mau tak mau, mengangguk dengan lemah menyetujui.
Selama diperjalan menuju masion Cho, Padangan Rose tak pernah lepas menatap kearah Lalisa yg nampak kosong tampa emosi. Meraih salah satu tangan kurus nya dan menggenggam nya dengan erat.
Mobil yg mengantar kedua nya pun telah sampai pada depan pintu utama masion. Dua hari sudah mereka tak menginjakkan kaki pada kediaman nya, entah mengapa hari ini begitu nampak berbeda dari biasa nya.
Entah sejak kapan terdapat banyak vas bunga diberbagai sudut ruangan masion ini. Tak ingin mengambil pusing memikirkan hal janggal pada kediaman nya, Rose memilih mengabaikan nya dan menaruh penuh perhatian nya pada sosok Lalisa yg tengah berjalan lebih dulu memasuki masion.
Langkah kedua nya terhenti kala tak sengaja menangkap kebahagiaan yg terpancar dari area meja makan. Disana, terdapat sang keluarga yg sedang tertawa melihat interaksi antara Jennie dan juga Doyoung, bahkan dua orang pria yg sangat mereka benci ada ditengah - tengah mereka ikut tertawa.
Tangan Lisa mengepal kuat, hati nya sakit, emosinya sudah tak bisa ia tahan lagi. Sampai dimana ia melangkah menuju salah satu vas bunga yg berada tak jauh dari nya, lalu melemparkan nya dengan kencang.
Pranggg!!
Seluruh atensi orang - orang yg berada dimeja makan tertuju pada sumber suara. Jisoo maupun Jennie yg melihat keadaan sang adik pun reflex bangun dari tempat nya kemudian berlari kearah sang adik.
" Berhenti!! " geram Lisa menghentikan langkah kedua sulung Cho.
Jennie mencoba menghiraukan ucapan Lisa, dan terus melangkah cepat mendekati sang adik bungsu. Hati nya sakit melihat keadaan sang adik yg nampak pucat, hati nya berdenyut kala menyadari pakaian apa yg Rose dan Lisa kenakan saat ini.
" Li-lisa.. Apa yg telah terjadi?? Apa terjadi sesuatu yg tidak aku ketahui? Rose! Katakan padaku, kenapa kalian berpakain seperti ini? Beritahu aku apa yg telah terjadi!? " tanya Jennie pada keduanya.
Rose sudah siap ingin menjawab, tapi terhenti kala Lalisa sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Jennie.
" Punya hak apa kau bertanya pada kami!?, apa yg telah terjadi pada hidupku maupun Rose sudah bukan jadi urusan mu lagi!. Lebih baik!, kau urusi saja hidup mu dan calon suami mu itu! " jawab Lisa dingin menatap tepat ke kedua bola Jennie.
" Lisa! Apa yg kau katakan--"
" Cukup! Jaga sikap mu! jangan mencoba lebih mendekat kearah ku ataupun menyentuh ku. Seharusnya kau tau diri, Cho Jennie. Aku bukan lagi Lalisa, Adikmu!. Adikmu.. Sudah tidak ada. " tekan Lalisa menghentikan Jennie,
Sakit.
Apa yg Lalisa ucapkan barusan sungguh menyakiti hati nya. Bahkan Jisoo yg mendengar nya pun ikut meneteskan air matanya. Suasana yg tadinya hangat kini berubah tegang sejak datangnya bungsu Cho.
Kyuhyun selaku kepala keluarga memcoba mendekati kearah putri - putrinya, begitu pula dengan Yoona yg melangkah mendekati Jennie.
Jennie menangis dihadapan Lisa, runtuh sudah pertahan yg ia tahan sejak tadi. Ucapan Lalisa benar - benar sangat berefek pada hati nya saat ini. Tampa ia sadari juga bahwa sudah ada Jisoo dan juga sang eomma yg berada disamping nya.
Pandangan Kyuhyun tak lepas menatap lekat kearah Lalisa, ada sorot kemarahan yg ia pendam saat mendengar ucapan yg keluar dari bungsu Cho tersebut. Rose, yg melihat nya pun tak tinggal diam. Ia juga melangkah mendekat kearah Lisa, dan berdiri tepat disamping nya ikut menatap serius kearah sang appa.
" Lalisa! Sadarkah apa yg baru saja kamu ucapkan!? " tanya Kyuhyun serius, menatap sang putri.
" Ya! "
" Lalisa!.. Kau sudah sangat keterlaluan! Aku akan menarik semua fasilitas yg kau pakai mulai hari ini! Dan aku akan mengem-- "
" Ini kan maksud mu?, " ujar Lisa cepat mengeluarkan semua kartu serta lembaran uang yg berada didalam dompet nya, lalu membuang nya keatas membuat lembaran uang dan kartu kredit yg ia lemparkan berjatuhan kebawah.
Kyuhyun menggeram marah, tindakan Lalisa benar - benar sudah tidak bisa ditolong lagi, kemarahan nya pun sudah tak bisa ia tahan lagi. Hingga tampa sadar, ia mengangkat tangan nya tinggi - tinggi ingin menampar wajah Lalisa.
Plaakkk
Satu tamparan keras Kyuhyun layangkan. Semua mata tertuju terkejut kearah nya tak menyangka, bahkan Yoona dan kedua sulung Cho pun sampai terkejut melihat tindakan nya. Namun.. Yg mendapat tamparan keras bukan lah Lalisa, melainkan Rose, yg sudah berdiri dihadapan Lisa. Bibir nya luka hingga mengeluarkan sedikit bercak darah akibat tamparan yg appanya berikan.
Rose, menatap dingin kearah Kyuhyun. Matanya sudah berkaca - kaca tak menyangka, jika sang appa berani berlaku kasar pada putri - putri nya.
" Tidak boleh ada yg menyakiti Lisa ku!, tak terkecuali dirimu, appa. " peringat Rose, sambil menekan kata appa. Kemudian melakukan hal sama yg sebelum nya dilakukan Lisa, yaitu membuang semua kartu kredit serta lembaran uang yg ia miliki kesembarang arah.
Lalu menarik tangan Lisa yg masih shock dengan apa yg terjadi barusan, meninggalkan tempat tersebut menuju kekamar nya.
Setelah kepergian bungsu Cho, Jisoo menghampiri sang appa menatap nya tak percaya karna tega melukai adik bungsu nya.
" Appa.. Jisoo kecewa pada appa.. " lirihnya berlinang air mata kemudian ikut pergi dari area tersebut disusul oleh Yuta dari belakang yg mengikuti kepergian sang istri.
Kyuhyun menatap nanar tangan yg sudah berani melukai wajah putri nya. Ia tak menyangka jika ia bisa bertindak sejauh ini.
" Sayang.. Maaf kan aku, aku tak bermaksud.. Jiyong-ah, maaf kan aku.. " batin kyuhyun meminta ampun, sambil berlinang air mata menatap tangan kanan nya.
Hai hai i'm back..
Adakah yg masih setia menunggu cerita ini up? Maaf kan aku karna udah lama banget gk up². Aku harap kalian masih menyukai perjalan keluarga cho ini..
Jangan lupa, vommet nya yaa..
Terimakasih☺🥰🖤🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Rich Girls
General Fiction[ 📢 Follow dulu yuk sebelum baca ‼️ ] Terlahir dari keluarga yg kaya raya membuat 4 yeoja penerus cho group company menjadi sangat angkuh dan sombong bahkan susah diatur. Bagaimana cho yoona dan cho kyuhyun akan bersikap? Akan kah ibu mereka aka...