Setelah berpamitan kepada Selfya dan kedua sahabatnya, Fadil pun bersiap pulang kerumahnya untuk mempersiapkan keberangkatannya besok pagi.
Selama perjalanan, Fadil hanya melamun. Dirinya hanya sibuk memikirkan Selfya.
Apakah Selfya bakal sanggup menungguku? Batin Fadil
Dirinya sangat berharap jika Selfya akan sanggup menunggunya.Ia tersadar dari lamunannya Ketika sampai di rumahnya. Rumah berlantai 2 yang minimalis itu menyambut kedatangan Fadil, gerbang rumahnya terbuka. Fadil menyapa Mang Ujang, satpam yang sudah bertugas 8 tahun lamanya.
Fadil segera turun dari mobil, kemudian ia sambut hangat oleh sang Umi, Abi dan beberapa saudara Fadil. Mereka berlarian ke arah Fadil yang masih sibuk mengeluarkan koper dan tasnya yang masih di bagasi mobil.
Ia tidak menyangka kalau saudaranya ternyata ada di rumahnya, termasuk Teh Nafisha.Pelukan pertama ia dapatkan dari sang Umi, disusul oleh Abi. Fadil memeluk kedua orang tuanya erat.
"MasyaAllah nak, Umi bangga banget sama kamu." Tangis haru Umi pun pecahFadil tersenyum, "Alhamdulillah Umi... Ini semua berkat Umi sama abi yang senantiasa mendoakan Fadil."
Fadil melepaskan pelukannya, kemudian menyalami tangan Abi dan Umi sambil terus mengucapkan rasa terimakasih nya.Sodara Fadil yang melihat itu pun merasa haru. Kemudian bergantian memeluk Fadil.
"Wiiiih, Aa Fadil hebat euy, Rafa juga pingin dapet beasiswa kayak Aa Fadil." Keponakan Fadil yang bernama Rafa itu memandang Fadil kagum.Fadil tersenyum, kemudian mengusap rambut hitam bocah yang masih kelas 7 SMP itu, "Aaamiin, semoga Rafa juga bisa kayak Aa, ya."
Mendengar itu Rafa mengangguk antusias"Uuuuh, keponakan Teteh udah mau kuliah." Teh Nafisha memeluk Fadil erat. Fadil terkekeh dalam pelukannya.
Umi tersenyum tipis, "Ngobrolnya didalam aja, yuk." Semuanya mengangguk
Setelah sampai di dalam rumah, Fadil berpamitan ke kamarnya yang berada di lantai atas untuk membersihkan diri.
Fadil meletakkan koper dan tasnya diatas kasur. Senyum Fadil terbit ketika ia teringat sesuatu.
Fadil membuka lemari pakaiannya, kemudian mengeluarkan sebuah album foto yang berada di tumpukkan baju.Fadil duduk di kasur empuk nya kemudian membuka lembaran pertama. Ia terkekeh melihat foto masa kecilnya. Lihat! Betapa menggemaskan nya dia!!!
Tok tok tok
Pintu kamar Fadil terbuka, menampilkan sang umi yang sedang membawa susu coklat di genggamannya. Fadil tersenyum ketika sang umi ikut duduk di sebelahnya sambil memberikan susu coklat kesukaanya.
Fadil meneguk susu itu sampai habis.
Umi memerhatikan album foto yang berada di pangkuan Fadil."MasyaAllah, Umi kira album foto ini hilang." Umi menyentuh album foto itu lalu membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Pesantren (On Going)
Teen Fiction"Tunggu aku lulus ... dan aku akan segera mengkhitbah mu," teriak Fadil di area kawasan pesantren membuat para santri disana di buat takjub atas keberanian Fadil. "Jangan membuat rasa cinta ini semakin bertambah, sehingga membuat kita semakin terjer...