🌱(13)Sadar🌱

975 167 7
                                    

Perhatian ges!!!
Monmaaf, ada beberapa part yang ke acak..
Biar ga pusing, tolong di perhatikan dulu no urutan judulnya yaaa🙏

~selamat membaca~

Setelah kemarin melakukan study tour ke beberapa tempat di Jakarta, hari ini semua santri sudah belajar seperti biasanya.
Pasal kejadian menabrak dinding waktu itu Selfya sudah melupakannya, walau tadinya ia trus menangis semalaman mengingat kejadian memalukan yang menimpa dirinya. Rani dan Marsha pun menenangkan sang sahabat untuk melupakan kejadian itu.

"Nah kan, benjolnya dah kempes." Rani memerhatikan kening Selfya.
Selfya memegang keningnya sendiri, ia mengangguk semangat "Alhamdulillah."

"Tau ga? Semalem aku mimpi kalo aku bulan madu sama Kak Ali di Palestina." Marsha berbisik pada Rani dan Selfya.

Rani menjitak kening Marsha pelan, "kamu kebanyakan halu Sha, jadinya ampe kebawa mimpi gitu." gemas Rani. Dirinya sudah sering mendengar cerita Marsha yang katanya bermimpi, mulai dari menikah dengan Ali, mempunyai anak 10 dan lain sebagainya. Rani dan Selfya hanya bisa mengaminkan perkataan Marsha.

Setelah asik-asik mengobrol, tiba-tiba Ustadzah Aida masuk dengan membawa beberapa buku tebal di tangannya.
"Assalamualaikum," kata Ustadzah Aida kemudian duduk di kursi, lalu meletakkan buku tebal itu ke meja.

"Waalaikumsalam." serempak santriwati

"Gimana perjalanan study tour kemaren? Seru?"

"Seruu Ustadzah." jawab mereka kompak.

"Alhamdulillah. kita lanjutkan pelajaran pekan lalu ya, tentang hukum berzina," Ustad Aida berdiri.

"Kalian pasti sering melihat orang pacaran kan? Nah, didalam surat Al Isra ayar 32 yang berbunyi " Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan keji dan suatu yang buruk". Apakah kalian sadar kalau menatap matanya saja kita sudah melakukan dosa, Naudzubillah. Pacaran bukanlah jatuh cinta, namun jatuh dalam dosa. "
Hening..
Semua santriwati mengamatinya dengan cermat.

Selfya tertampar mendengar penjelasan Ustadzah Aida.
'Astagfirulloh, apa yang aku lakukan selama ini?? Mengapa hamba baru menyadarinya? maaf kan hamba yaallah karena telah lalai selama ini' batin Selfya lirih.

"hati-hati bagi seseorang yang sedang berduaan dengan orang yang bukan mahram kita. Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali ada mahram yang menyertai wanita itu (HR. Bukhari & Muslim)"
Lagi-lagi Selfya merasa tertampar mendengar ceramah Ustadzah Aida
Mengapa dirinya baru menyadari kelalaian nya? ia teringat kejadian waktu study tour kemaren yang sempat berduaan dengan Fadil.

Selfya menunduk, Ia meremas rok yang ia pakai. tak terasa air matanya sudah mengalir deras. ia tak henti henti mengucap istigfar, meminta ampunan ke pada Allah.
Marsha dan Rani yang mendengar suara isak Selfya lalu bertanya "loh Fya, kamu kenapa?" tanya Marsha panik.

"Kamu sakit Fya?" tanya Rani tak kalah panik nya.
Selfya menggeleng pelan lalu mengusap air matanya, "aku enggak apa-apa kok" mana mungkin dirinya bercerita sekarang, ini masih jam pelajaran.

"Kamu jangan ngerahasiain sesuatu dari kita dong, Fya." sendu rani

"Iya, kan kita sahabat kamu." timpal Marsha

"Aku beneran ga papa kok, kalian tenang aja." Selfya berusaha meyakinkan sahabatnya. Mungkin istirahat nanti dirinya akan menceritakan semuanya.

"Mending kita lanjutin ngedenger penjelasan Ustadzah Aida." lanjut Selfya.
Rani dan marsha mengangguk ragu
Lalu mereka kembali fokus mendengarkan penjelasan Ustadzah Aida.

3 jam kemudian

Kreenggg kreeengggggggg
Waktu belajar sudah habis dan kini saat nya para santriwan dan santriwati istirahat.
Semua santri pun berbodong- bondong keluar kelas dan menuju kantin.
Tenang aja kok:) kantin santriwati dan santriwan di pisah yaa.

"Beli apa ,ya?" tanya Marsha pada sahabatnya ketika sampai di kantin.

"Aku pingin tahu bulat deh," jawab Rani.

"Dikantin ga ada tahu bulat, Ran." greget Marsha.

"Mangkannya itu, anterin aku kedepan buat beli tahu bulat, yuk." Rani memohon
Marsha tidak menjawab, Ia menatap Selfya yang sedang melamun.
"Fya, kamu sendiri mau beli apa?" tanya Marsha.
Selfya tidak menjawabnya ia masih memikirkan ceramah ustadzah aida yang masih memenuhi pikirannya.
"Weyyy, Fyaaa" teriak marsha
Selfya terkejut, ia tersadar dari lamunannya. Selfya menatap Marsha, "ada apa, Sha?"

"Kamu ishh, ngelamun aja. Kamu mah beli apa? Nanti aku pesenin." ujar Marsha

"Eh Fya, anterin aku beli tahu bulat yuk di depan" pinta Rani.
Selfya mengangguk, "kita anterin Rani beli tahu bulat dulu, yuk."

"Yaudah deh."

*****
Setelah sampai disana Rani lalu memesan tahu bulat yang ia inginkan.i
"Mang 5ribu aja ya" Rani memesan.

"Siap atuh, neng" kata kang tahu

Rani menatap kedua sahabatnya, "kalian ga beli?" mereka berdua menggeleng.

"Lihat ada Kak Ali, Kak Fadil sama Kak Miqdad. kayak nya mau kesini deh," kata Marsha antusias ketika melihat Fadil dkk menuju ke arahnya.
Selfya mematung, ia tidak sanggup untuk bertemu Fadil sekarang.

"Assalamualaikum" kata Fadil dkk

"Waalaikumsalam" Marsha dan Rani menjawab namun tidak dengan selfya ia masih mematung ia sangat tidak siap bertemu Fadil saat ini.

Marsha menyenggol Selfya pelan, ia berbisik, "jawab salamnya, Fya."

"Waalaikumsalam" jawab Selfya pelan.

"Jodoh kayaknya kita yaa, hehe." kekeh Miqdad, menatap Rani yang sedang melahap tahu bulatnya.
Niatnya Miqdad ingin membeli tahu bulat dan meminta kepada kedua sahabatnya untuk mengantarnya dan ternyata ia melihat Rani juga disana sedang membeli cemilan favoritnya.

Rani tersedak tahu, dirinya menjadi salah tingkah, "cuman lagi pengen aja."
Ali berdehem, "cepetan atuh Dad pesen, ane laper mau makan."

"Kak Ali belum makan?" tanya Masha
Ali hanya mengangguk pelan.

Marsha tersenyum lebar "aku juga sama, belum makan."
Ali hanya diam, tak membalas ucapan Marsha
Rani menahan tawanya, ia menggelengkan kepalanya.

"Fya, kamu beli tahu bulat juga?" tanya Fadil.
Selfya tidak menjawab pertanyaan Fadil. Ia menatap Rani yang masih asik melahap tahu bulatnya.

"Eh Ran, udah kan beli tahu nya? Kita pergi dari sini yuk" kata Selfya tanpa mempedulikan Fadil, yang sedang memperhatikannya intens.

"Udah nih." sahut Rani sambil memperlihatkan sekantong tahu bulat di genggamannya

"Kami permisi Kak. assalamualaikum," Selfya langsung menarik dua lengan sahabatnya. Selfya melewati Fadil dengan pandangan yang menunduk.
Fadil menatap Selfya yang sudah menjauh dari hadapannya.
Dirinya merasa Selfya sedang menjauhi nya.
Fadil menggelengkan kepalanya menepis pikirannya.
Mungkin Fya masih malu karna kejadian Study tour itu batin Fadil.

****
Jeng jeng jeng
Ini awal konfliknya gesss

Nantikan part selanjutnya😚Diharap vote dan komen ya


,

Cinta Di Pesantren (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang