#(1) Pertemuan#

2.8K 394 154
                                    

Pukul 02:00

"Fyaa bangun, sholat tahajud dulu ayokkk, oyy" kata Marsha sambil mengguncangkan bahu Selfya yang masih tertidur pulas. Selfya nampak tidak terganggu dari tidurnya, dirinya masih tertidur pulas.

"Ya Allah Sha, jangan gituu,kasian Fyaa,"omel Rani ketika melihat sahabat satunya ini mengguncang keras bahu Selfya, namun Marsha tidak menggubris, ia justru memiliki ide yang lain.
Perlahan Marsha mencondongkan tubuhnya lalu berteriak tepat di telinga Selfya, " FYA!!!! ADA USTADZ ILHAM!!!" Marsha berteriak heboh, sampai akhirnya Selfya terbangun dengan terkejut.
Kesadarannya yang belum terkumpul semua Selfya meraih kerudungnya, kemudian membungkuk hormat. "Astaghfirullah Ustadz, saya minta Maaf, Ustadz. Semalam saya tidak tidur Ustadz, afwan." Sepertinya Selfya belum menyadari jika Marsha mengerjai nya. Rani menggelengkan kepalanya, kemudian terkekeh geli melihat kejailan sahabatnya.
Dasar Marsha batin Rani.

Marsha tertawa lepas melihat ekspresi Selfya, sedangkan Selfya yang mulai menyadari keusilan sahabatnya pun langsung menghentakkan kakinya kesal, hampir aja dirinya menangis karna takut beneran terkena takzir dari Ustadz killer itu. Marsha memang yang paling jail diantara mereka, memiliii sifat yang ceplas-ceplos, dan juga tidak bisa diam.

"Abisnya kamu susah banget di banguninnya." Marsha menyengir. Ia sekarang merasa bersalah pada Selfya.
Marsha tertawa melihat kerudung yang Selfya pakai nampak asal-asalan. Rani pun ikut tertawa, ia membenarkan posisi kerudung berwarna abu-abu Selfya.
Rani tuh memiliki sifat keibuan, sifatnya yang dewasa membuat siapapun betah berteman dengan dirinya.

"Yaudah yuk, kita ke musholah." Ujar Rani
Selfya dan Marsha mengangguk. Selfya mengambil mukenanya di dalam lemari dengan buru-buru.

***

Sholat tahajud berjamaah telah usai, Selfya dkk berjalan menuju kamar. Selama perjalanan, Selfya dan Rani hanya menyimak cerita Marsha yang katanya bermimpi menikah dengan orang yang ia cintai. Selfya dan Rani menyimak dengan baik, sesekali tertawa mendengar cerita yang mereka anggap lucu.

"Uuuuh, MasyaAllah, semoga aja mimpi itu beneran terjadi." Marsha berandai-andai.

"Uuumm Aamiin." Sahut Selfya, dirinya hanya bisa mengaminkan ucapan sahabatnya itu, namun..

Brukk

"Astagfirulloh," Selfya terkejut tatkala ada seorang ikhwan menabraknya.

"Masyaallah ukhty, afwan saya bener-bener tidak sengaja," ujar pria itu pelan, nadanya terlihat panik sekali.

"Iya, tidak apa apa kok," kata Selfya sambil menundukan pandangannya, ia tidak berani menatap sosok yang telah menabraknya.

Tiba tiba 2 orang ikhwan menghampiri mereka.
"Hosh hosh, ente lari nya cepet banget," kata ikhwan berkoko warna merah sambil ngos ngosan, ia mengatur napasnya.

"Bener banget." kata temen ikhwan yang satu nya lagi sambil menyeka keringat di dahi nya.

"Afwan ukhty, saya buru buru. assalamualaikum." ikhwan lalu pergi meninggalkan mereka.

"Bahlul entee, ane ditinggal lagi,"

"Tunggu, oyyyy."

Marsha menatap ketiga ikhwan itu yang sudah menjauh, ia pun berceloteh, "Masyaallah, calon imam Shasha cakep bangeet. nikmat tuhan mana kah yang kamu dustakan," ucap Marsha sambil tersenyum-senyum ketika dirinya tau siapa sosok mereka itu.

"Mulai niih halu nya," jengah Rani.

"Memangnya mereka itu siapa?" Selfya mengerjab polos

"Jadi kamu ga tau siapa mereka?" tanya Rani tak percaya.
Selfya hanya mengangguk

Cinta Di Pesantren (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang