(2) Perasaan Apa Ini?

2.1K 393 117
                                    

Seperti biasanya Pada hari jum'at ini para santri di pondok pesantren Ar-rassyid mengadakan yang namanya jumat bersih. Semua santriwan dan santriwati melaksanakan tugasnya masing-masing, sesuai jadwal yang telah di tetapkan.
Kini Selfya dkk sedang membereskan halaman area santriwati, ada yang menyapu halaman, menyiram pohon, membersihkan jendela kamar.
Tak terasa plastik berisikan sampah sudah penuh, Selfya berniat membuangnya.

Dan diperjalanan dia merasa plastik yang ia bawa berisikan sampah yang tadi nya agak berat menjadi ringan, lalu selfya mengecek ternyata plastik nya bolong membuat sampah sampah berserakan kembali ke tanah.

"Masyaallah, kok bolong si plastik nyaa. tuh kan aku jadi capek lagii, huufttt sabar Fya sabar." katanya sambil menghela napas lelah lalu memungut kembali sampah yang berserakan.

SELFYA POV

Aku segera memungut sampah yang berserakan itu, huftt rasanya capek sekali. Ingin rasanya aku meminta bantuan Marsha dan Rani, tetapi pasti mereka sibuk mengerjakan tugas yang lain. Akhirnya aku memungutnya sendiri. Aku mengusap peluh keringatku, kemudian melanjutkan kembali kegiatanku, namun tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan ku dari belakang.

"Assalamualaikum, dek,"
Aku langsung berbalik badan menghadap dia dan ternyata dia orang yang nabrak aku waktu malam.
Yapp bener Kak Fadil.

"Waalaikumsalam." jawabku sambil menundukan pandangan ku ketika sudah memandangnya beberapa detik, mengapa wajahnya sangat tak asing? Kak Fadil memiliki lesung pipi di kanan sama sepertiku, wajahnya sangat falmiar sekali, tapi aku sangat lupa kapan aku bertemu dengannya.

"Masyaallah, mari saya bantu," Aku menatap wajah Kak Fadil sekali lagi, ku lihat ekspresinya yang menatapku iba.
aku mencegahnya, aku kembali menundukkan pandanganku.

"Gausah kak biar aku aja," kataku gak enak. Aku menatap sekeliling, rupanya hanya ada kami berdua disini.

"Sudah, biarkan saya bantu kamu," katanya lembut membuat jantung ku berdetak kencang
Perasaan apa ini?
Mengapa aku baru merasakannya? Ada apa ini? Kenapa dengan jantungku? Mengapa jantungku tiba-tiba berdetak dengan cepat?
Huaaa apa aku punya penyakit jantung?ih naudzubillah yaallah nggak nggak mungkin Ya Allah. Bunda, papah huaaaaaaaaaaaa Fya takut.

"Loh dek, kenapa heyy? kok ngelamun," katanya sambil membuyarkan lamunanku

"Loh, kamu nangis?" kagetnya ketika melihat mataku sudah berair

"Kamu kenapa? Cerita sama Kakak,"
Aku tidak membalas ucapannya malah aku semakin menangis keras, jantungku terus terusan berdetak dengan cepat, seakan-akan jantung itu akan copot, na'udzubillah.

"Yaallah, saya harus apa?" Kulihat wajah Kak Fadil sudah terlihat frustasi. Aku tak menghiraukan nya, aku justru terus menangis, aku menutup wajahku menggunakan khimarku.
Hiks hiks aku beneran sangat takut jika aku beneran punya riwayat penyakit jantung gimana? Naudzubillah Ya Allah pokonya Fya gamauuuu huaaaaaaa.

"Eeh Fadil, ente apaain anak orang ampe nangis gitu," Ucap seseorang, aku perlahan menatap orang itu, rupanya Kak Ali, di sebelahnya ada Kak Miqdad. Mereka terkejut melihat aku menangis seperti ini. Huaaaaa aku butuh Marsha dan Rani sekarang juga.

"Eh Fya, kamu diapain ama Fadil?" tanya Kak Miqdad.

"Aku takut hikss." cicit ku, aku berusaha meredakan is akan tangisku, namun tidak bisa. Aku bergetar hebat, aku beneran takut.

Cinta Di Pesantren (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang